ancaman

112 10 0
                                    

Ren sedang memilih warna yang cocok dengan lukisannya,padahal sketsa pun dia belum membuatnya.

"Ren,lo bisa ngelukis?" Bisik Aga.

Sekarang mereka sedang di kelas seni rupa yang begitu senyap,padahal seluruh anak kelas Ren berada di sana.

"Enggak" jawab Ren jujur.

"Pfftt-"

"Itu rambut gondrong jangan berisik!!" Teriak pak Riko,si guru seni rupa. Aga hanya menunduk lalu melanjutkan tertawanya dibalik kanvas miliknya.

Objek yang bisa mereka lukis adalah makhluk hidup. Aga lebih memilih membuat sketsa seorang pria dengan mahkota bunga di kepalanya. Sementara Ren yang sama sekali tidak berbakat dalam menggambar dan melukis itu masih bingung mulai membuat sketsa dari mana.

"Lo mending lukis gue aja" bisik Aga lagi.

Ren menatapnya aneh,lalu merotasikan matanya malas.

Hingga jam istirahat tiba,Aga langsung menarik Ren ke kantin. Di sana sudah cukup ramai,keduanya memilih tempat duduk di sudut kantin yang letaknya agak jauh dari para penjual kantin itu. Cuma tempat itu yang kosong dan sama sekali tidak ditempati.

"Lo mau apa?" Tanya Aga seraya mendudukkan tubuhnya di depan Ren.

"M-"

"Mie goreng? Nanti Lo demam lagi"

"M-"

"Matcha? Boleh,coklat matcha? Kue matcha?"

Ren menghela nafasnya malas,"Terserah Lo aja" ucapnya.

"Oke seblak aja,ya?"

"Hm"

Setelahnya Aga berlari ke arah penjual seblak di kantin itu.

Ren memilih memainkan game dari ponselnya seraya menunggu Aga,hingga seseorang meniup telinga kanannya. Membuat remaja pendek itu spontan menoleh.

"Hai" sapa orang itu.

Ren seketika terperanjat,dia berdiri lalu sedikit menjauh.

"Kita ketemu lagi ya,cantik" orang itu mencolek dagu Ren,membuat si empunya mundur beberapa langkah.

"Lo gak perlu takut,gue gak akan aneh-aneh kok"

Ren bersiap untuk berlari dari sana,namun orang itu menarik dasinya hingga dia merasa sedikit tercekik.

"Sebentar,gue mau liat ciptaan gue kemarin" ucap orang itu seraya melonggarkan dasi Ren dan membuka satu kancing seragamnya.

Dia menatap leher kiri Ren lalu tersenyum kecil,"Kenapa Lo plaster,hm?" Tanya orang itu.

Ngomong-ngomong,Aga yang meminta Ren untuk menempelkan plaster luka ke tanda sialan itu.

Ren tidak menjawab,orang itu lalu menyibak leher kanan Ren. Di sana ada beberapa tanda keunguan juga,buatan Aga.

"Cih! Lo...jalang ya ternyata-"

Plak

"Jaga mulut Lo!!" Ren menampar wajah orang tinggi itu.

"Buktinya Lo punya tanda itu-"

"Gue yang buat,kenapa? Masalah?"

Brakk

Aga datang lalu dengan kasar meletakkan dua mangkuk seblak itu di atas meja.

"Lian? Jadi Lo bajingan yang mau sentuh pacar gue?" Aga membaca nametag orang itu.

"P-pacar?" Batin Ren.

Lian tersenyum miring,"Lo pacar nya? Mau-maunya Lo pacaran sama jalang"

Bughh

Satu tinjuan mendarat di pipi kiri Lian,membuat remaja tinggi itu tergopoh.

"Berani Lo sebut dia pake kata itu lagi,jangan harap nyawa Lo masih bertahan di raga buruk rupa Lo ini!!!" Ancam Aga.

Lian menarik kerah Aga,"Lo siapa beraninya ngatain gue,hah!? Asal Lo tau,gue gak butuh pacar Lo ini" ucapnya.

"Mending Lo pergi,bau Lo udah kayak kebakaran hutan!!" Aga memundurkan tubuhnya,berlagak menutup hidungnya dari bau rokok yang menyeruak dari tubuh Lian.

Lian menjauh,lalu menunjuk-nunjuk wajah Ren dengan telunjuknya,"Gue bakal dapatin Rei,Lo liat aja. Gue bakal buktiin!!" Ucapnya.

Setelah Lian pergi, Aga membawa tubuh Ren untuk duduk di bangku itu.

"Duduk,Ren"

Sementara Ren hanya menurut,tatapannya kosong, tubuhnya bergetar,matanya juga sudah berkaca-kaca.

Aga yang melihat itu mulai panik,"Ren lihat gue,hey..." Dia menangkup wajah manis itu.

"Gue di sini,Lo gak perlu takut"

 


 


°°

 
Terimakasih sudah membaca,jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote,kritik,dan saran(⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡
   
 

 
^Eh iya,sebenernya ini saya lagi mikirin Xiaojun topless yang di konser kemarin eiii dia tuh mikir gak sih istri-istrinya langsung pada tantrum ngeliat dia gitu😔

Ini saya jadi kebayang dia yang seksi uwu gitu jadi susah bayangin dia imut lucu seperti si Ren😔

LOVEMATE || HenxiaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang