//Selamat membaca!! Jangan lupa vote supaya saya semangat lanjutin ceritanya hehe~
°°Di jam istirahat, seperti biasa Ren dan yang lainnya berkumpul di kantin menikmati makanan mereka masing-masing,yang berbeda hanya kehadiran Jeryl di sana. Ah juga Marrel dan Ega yang makan sepiring nasi goreng berdua.
"Dek,lo kehabisan uang buat beli makan?" Tanya Aga tajam. Dia duduk tepat di depan Ega,sementara di samping kanannya ada Ren dan Jeryl. Lalu di samping kiri Ega ada Marrel dan Rei.
"Gue diet" jawab Ega singkat,padat,tidak jelas.
"Emang iya?"
"Iya!! Makanya hari ini gue defisit kalori dengan cara share makanan sama Marrel" balas Ega lagi.
"Kenapa harus Marrel? Lo punya dia,dia bukan kakak lo lagi?" Tanya Ren sambil menunjuk Aga sebelum menyuapkan bakso ke dalam mulutnya sendiri.
Ega mengangguk,"Orang Marrel yang kasih wlee...lagian kak Aga masih kakak gue kok,tapi kalau lo mau ambil aja" ucapnya.
Ren menoleh Aga sebentar,lalu keduanya tersenyum aneh.
"Kenapa senyum-senyum? Kayak orang pacaran aja lo berdua" julid Marrel.
"Uhukk....uhuk..."
Mendengar ucapan Marrel, tiba-tiba seseorang tersedak.
"Rei,lo nggak apa-apa?" Ini Marrel yang dengan sigap memberikan botol air mineral untuk Rei,namun gerakannya tiba-tiba terhenti saat Jeryl lebih cepat memberikan kaleng minumannya kepada Rei dan langsung diterima orang remaja pendek itu.
Marrel menatap ketiga temannya yang lain, sementara yang lain cuma bergidik bahu.
"Lo kenapa Rei? Keselek bakso?" Ledek Ega.
"Enggak" balas Rei datar setelah menegak minuman milik Jeryl.
"Udah buruan selesaiin makan" Marrel menginterupsi dan yang lain langsung menghabiskan makanan mereka masing-masing walaupun mereka curiga dengan tingkah Rei yang agak berbeda.
°
Pukul 15.30,Ren berjalan kaki ke stasiun kereta,sendirian. Dengan berbekal tas kecil berisi dompet dan ponsel yang terus dia pegang di tangannya,dia mampir ke sebuah minimarket untuk membeli sebotol minuman dan sebungkus kecil roti.Lalu Rei duduk di depan minimarket itu. Setelah pulang sekolah tadi dia belum sempat makan,hanya pulang ke asrama untuk ganti pakaian lalu langsung pergi tanpa memberitahu siapapun.
Netranya sibuk memandang hiruk pikuk sore hari di kota kecil itu,hingga seorang laki-laki yang membawa dua kantong kresek besar keluar dari minimarket itu melewati tempat Ren duduk,wajahnya seperti tidak asing.
Ren memperhatikan,orang itu berjalan ke sebuah mobil berwarna merah yang diparkir di depan minimarket sejak tadi. Dia dengan susah payah membuka bagasi mobilnya.
Hingga satu kantong kresek besar yang berada di tangan kanan orang itu robek membuat benda-benda di dalamnya berhamburan ke tanah.
Ren dengan cepat meletakkan makanan dan minumannya ke meja,lalu berlari ke arah orang itu.
"Biar saya bantu" ucap Ren seraya berjongkok mengambil barang-barang yang terjatuh.
Orang yang juga berjongkok itu mengangkat kepalanya,menatap Ren lalu tersenyum manis,"Eh terimakasih" ucapnya.
Tanpa menatap orang itu,Ren mengangguk.
"Ini kak- Loh?" Ren mengerutkan keningnya saat memberikan barang orang itu.
"....?"
"Kakak bukannya itu...emm...fotografer itu..." Ren teringat seseorang yang sempat viral beberapa bulan terakhir,yaitu seorang fotografer muda yang sukses berkarir di kota kecil tempat Ren tinggal ini.
Orang itu mengambil barang belanjaannya dari tangan Ren lalu memasukkannya ke dalam bagasi,"Iya,gue fotografer,lo udah pernah liat gue?" Tanya orang itu sambil tersenyum.
Ren mengangguk,"Tapi maaf,saya lupa nama..."
"Gue Julio Meidika" orang itu mengulurkan tangannya.
"Ah iya,Julio..." Batin Ren seraya membalas uluran tangan Julio,"Saya Ren,kak" ucapnya.
"Makasih ya udah bantuin gue dan udah kenal gue" balas Julio.
"I-iya,lagian kan kakak fotografer terkenal"
"Enggak juga,gue lebih suka bikin kue dari pada fotoin orang"
"Hah?"
"Hehe gimana kalau kita duduk dulu,itu minuman lo,kan?" Julio menunjuk bangku yang Ren gunakan duduk tadi.
Ren mengangguk lalu keduanya duduk di sana.
"Kak Julio juga suka bikin kue?" Tanya Ren,dia berani bertanya karena pembawaan Julio yang ramah, membuat Ren tidak terlalu merasa canggung.
"Iya,gue punya toko kue kecil di samping studio"
Lagi-lagi Ren mengangguk.
"Keren,saya-"
"Ngomongnya santai aja,pake lo gue juga gak apa-apa"
Ren menggaruk tengkuknya yang tidak gatal,"Kak Julio kan lebih tua dari aku" ucapnya.
"Panggil gue Lio aja"
"Kak Lio?" Ren memiringkan kepalanya.
Beberapa saat Ren melamun seperti teringat sesuatu.
"Selain Ega dan kak Lio,cuma lo yang tanya keadaan gue,Ren...."
Julio mengangguk,lalu menegak minuman kalengnya.
"Kenapa kelihatan bingung gitu? Gue emang suka dipanggil Lio sama orang-orang rumah. Jadi biar kita akrab,lo panggil gue Lio aja"
°°
Terimakasih sudah membaca,jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote,kritik,dan saran( ◜‿◝ )♡

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVEMATE || Henxiao
Genç Kurgu"Dia cium lo?" Ren mengangguk. "Lo mau gue bersihin bekas dia?" "H-hah?" [Boys love story!!] [18+⚠️] •Theme song : She A Wolf by WayV• Xiaodery||Henxiao||Henjun