nah loh? Rei?

115 9 0
                                    

//Selamat membaca dan berikan vote~

 
 

  
°°
 


"Gue pengen pulang ke rumah bunda"

Rei menunduk,dia bukan takut dengan Ren,tapi dia hanya takut mendengar penolakan dari kakaknya itu untuk yang kesekian kalinya.

Ren menatap adiknya tajam,"Ngapain?" Tanyanya.

"Ngapain gimana maksud Lo,kak? Itu masih rumah kita kalau Lo lupa" balas Rei,mereka sedang berdiri di depan kamar Rei dan Ega.

"Maksudnya,Lo mau ngapain? Rumah itu kan udah kosong setelah bunda gak ada dan kita tinggal di asrama"

Rei kembali menunduk,"Gue mau cari tau soal ayah"

Hening.

Ren menatap Rei lekat,mata anak itu tiba-tiba berair.

Ren sangat benci dengan ayahnya karena sudah menelantarkan dia,Rei,dan bunda mereka. Tapi Rei,dia sangat ingin bertemu dengan laki-laki itu jika memang masih hidup.

Rei ingin meminta ayahnya menjelaskan kenapa dia meninggalkan keluarga kecil mereka. Dia ingin ayahnya kembali menjadi ayah yang baik seperti saat dia dan kakaknya masih kecil dulu.

"Waktu keluar sama Ega atau Jeryl,gue sering ngeliat laki-laki yang mirip ayah. Badannya, potongan rambutnya,dan cara dia jalan,itu persis sama ayah,kak" ucap Rei,dia mendongak menatap mata kakaknya lekat.

Sementara yang ditatap hanya diam,tidak memberi balasan.

"Ayah masih hidup,gue yakin"

Ren mendongakkan kepalanya,menahan cairan bening yang berusaha turun dari mata sipitnya.

Dia tau, dari kecil saat Rei sedang terpuruk dia akan rindu dengan orang tua mereka.

"Rei,kalau dia masih hidup pun apa dia masih peduli sama kita?" Tanyanya pelan.

Rei diam.

"Apa dia ingat kalau punya dua anak? Apa dia tau kalau bunda udah gak ada? Kalau dia peduli,dia bakal cari tau,Rei! Seenggaknya,dia harus ke rumah waktu bunda meninggal"

Mendengar perkataan Ren,Rei tidak bisa menahan air matanya. Dia menangis,di dalam hatinya dia masih percaya kalau ayahnya bukanlah orang jahat,tapi Ren ada benarnya juga.

"Kalau Lo mau pulang ke rumah,ayo. Tapi kalau Lo mau cari ayah..." Ren menggeleng.

"Gue gak mau,orang paling berharga yang gue punya sekarang cuman Lo,Ren" lanjutnya.

"Kak...gue mohon,kalau lo nggak mau,biarin gue cari ayah sendiri!"

Lagi-lagi Ren menatap mata adiknya,hatinya terasa tercabik melihat Rei menangis seperti itu.

"Gue mohon..." Cicit Rei seraya menunduk.

Saat sibuk memperhatikan adiknya, netra Ren menangkap sosok yang berjalan dari arah belakang Rei,itu Aga.

Ren membenarkan kacamatanya,memerhatikan orang yang berjalan gontai itu. Bahkan sampai melewati dirinya dan Rei pun Aga tidak menyapa,membuat Ren mengerutkan keningnya bingung.

"Gue bakal pikirin itu lagi,jangan ambil keputusan sendiri,Rei. Lo harus hati-hati dan selalu izin sama gue kalau mau keluar asrama,ngerti!?"

 

°


Tap

Tap

Tap

Srekk

"Aga..."

Aga menghentikan langkahnya,menoleh sosok yang memiliki status baru dengannya itu berdiri kaku di belakangnya,"Kenapa?" Tanyanya.

"...." Ren tidak menjawab,dia terus menatap ke satu arah.

"Ren?"

"...."

"Ayo Ren!!" Aga mendekat lalu mengandeng tangan Ren dan menariknya untuk kembali berjalan ke kelas mereka.

Mereka sedang di lorong kelas 11 sekarang.

Namun secepat mungkin Ren melepas tangan Aga,"Nggak perlu gandeng tangan juga!" Ucapnya.

"Kenapa? Kita kan sekarang udah paca-"

"Kecilin suara lo!!" Ren membekap mulut Aga dengan tangannya.

Bukan karena Ren malu,tapi Ren belum siap jika anak-anak di sekolahnya tau tentang status barunya dengan Aga.

"Ren!? Malu pacaran sama gue!?" Tanya Aga setelah mulutnya tidak lagi dibekap oleh Ren,dia berjalan cepat menyusul si pendek yang sudah berjalan mendahuluinya.

"Enggak!! Itu liat!!!" Ren menunjuk objek yang sedari tadi dia tatap,membuat Aga ikut menatap ke arah yang sama.

"Itu...Rei? Sama siapa?" Bisik Aga.

"Bukannya Jeryl?"

"Ah iya,rambutnya kayak Jeryl" balas Aga.

Sosok yang seperti Jeryl itu memunggungi mereka,sementara Rei terlihat jelas karena menghadap ke arah Ren dan Aga. Mereka sedang berciuman,di dalam kelas.

"Aga..."

Aga menoleh,manusia pendek di sampingnya menatapnya dengan tatapan sulit ditebak.

"Hm?" Aga mengubah posisinya menghadap Ren.

"...."

"Kenapa?"

"Rei sama Jeryl pacaran juga?" Tanya Ren.

Aga menggaruk kepalanya yang tidak gatal,"Gue juga nggak tau,Ren" balasnya.

Tiba-tiba Ren menunduk,"Gue kira Rei bukan suka sama cow-"

Tangan Aga menangkup wajah Ren,membuat si empunya menghentikan ucapannya lalu mendongak menatap sosok yang lebih tinggi itu.

"Gue tau lo khawatir sama Rei,tapi Rei udah tau mana yang baik dan enggak. Kalau emang dia milih Jeryl,berarti Jeryl baik buat dia. Kayak lo,Ren" ucap Aga yang terus menatap mata sipit itu lekat.

"Kayak gue?"

"Iya,gue milih lo karena lo baiiiiik banget! Lo selalu dengerin cerita gue"

Mendengar itu seketika wajah Ren memerah,ah dia malu.

"Muka lo merah gitu,lucu banget" ucap Aga seraya mencubit pipi Ren.

"Akh- sakit!" Ren cuma bisa merengut kesal.

"Sekarang kita ke kelas atau lanjut nonton mereka ciuman? Atau kita sekalian ciuman juga?"

"Udah gila? Enggak lah"

"Enggak apa? Enggak ke kelas terus kita ciuman juga?"

Bughh

"Mending lo balik aja ke asrama!!" Balas Ren setelah memukul lengan Aga lalu berjalan mendahului remaja tampan itu.

"Gak usah emosian,Ren. Nanti gue makin gemes sama lo" balas Aga sambil menyamakan langkahnya dengan Ren,mereka berjalan cepat agar Rei tidak sempat melihat keberadaan mereka.

°°

 

Terimakasih sudah membaca,jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote,kritik,dan saran(⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

LOVEMATE || HenxiaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang