tertarik

256 20 0
                                    

Theme song >> She A Wolf WayV

°°

Ren menatap Aga sebentar,lalu mengambil plaster dan salep yang sempat di ambil Rere tadi.

"Obatin sendiri!" Ucapnya lalu melempar plaster itu ke dada Aga,dia akan pergi meninggalkan ruangan itu namun Aga menahan tangannya.

"Bu...Rere(?) Dia udah percayain gue ke elo,masa Lo mau ninggalin gue? Nggak tanggungjawab banget" ucapnya.

"Ck" Ren berdecak malas,lalu mengambil salep itu lagi dan mengoleskannya ke luka Aga menggunakan cottonbud.

"Akh sshhh.." Aga mendesah kecil,kenapa salep itu malah membuat luka di bibirnya semakin perih?

Melihat itu,Ren malah menekan luka itu dengan kasar.

"Rasain!"

"SAKIT WOY!!" Teriak Aga menjauhkan wajahnya dari tangan Ren.

"Makanya obatin sendiri!"

Aga meraba sudut bibirnya yang perih,lalu melihat tangannya. Karena ulah Ren,luka di sudur bibir Aga kembali mengeluarkan darah.

"Kan,jadi makin sakit!"

Ren menatap Aga iba,anak baru itu mengaduh kesakitan karena ulahnya. Dia lalu mengambil kapas dari kotak tadi,lalu membersihkan darah yang keluar dari sudut bibir Aga dengan kapas itu. Wajah mereka begitu dekat,hanya berjarak dua puluh sentimeter.

Aga memerhatikan wajah Ren,tipe wajah milik remaja pendek itu berbeda dari wajah anak laki-laki lain. Wajahnya kecil dengan hidung yang mancung, alis dan bulu mata yang tebal,serta bibirnya yang tipis dan berwarna pink pucat. Warna kulitnya yang juga sedikit pucat dengan rambut semu abu itu membuat Ren terlihat cantik.

Beberapa saat kemudian Ren menjauhkan wajah mereka,lalu mengembalikan salep itu kedalam kotak.

"Eh? Belum selesai" ucap Aga.

Ren mengangkat alisnya.

"Nih" Aga mengangkat siku kanannya.

"Cuma kegores dikit" balas Ren setelah melihat luka di siku Aga. Itu memang cuma memar dengan sedikit luka gores.

"Tetep aja sakit,obatin!" Titah Aga.

Karena malas memperpanjang urusannya dengan Aga,Ren segera membersihkan luka itu lalu mengoleskan salep di sana dan terakhir menempelkan plaster luka.

Aga tersenyum cerah,"Makasih,Ren" ucapnya.

Ren hanya mengangguk kecil.

"Lo mau balik kelas?"

Dia mengangguk lagi.

"Bolos aja dulu,temenin gue"

Aga langsung mendapat tatapan menyeramkan dari Ren,"Bolos aja sendiri" ucapnya datar.

"Yaudah,gue masih males ketemu temen Lo tadi. Btw dia temen Lo emang?" Aga mencondongkan tubuhnya pada Ren.

Ren menjauh,"Samuel?" Tanyanya.

"Orang songong tadi namanya Samuel? Dih jelek banget namanya"

"Kaya nama Lo bagus aja" gumam Ren lirih.

"Dia sahabat Lo gitu?" Tanya Aga lagi.

"Bukan"

"Terus?"

"Apa?"

"Pacar Lo?"

Ren membelalakkan matanya,"Gila!" Umpatnya.

"Hehehe bukan? Terus kenapa dia gak suka gue ngobrol sama Lo?"

"Nggak tau"

"Lo irit ngomong banget sih!? Heran"

"...."

"Bibir Lo pucat tuh karena gak pernah Lo pake ngomong!" Aga menunjuk bibir Ren dengan telunjuknya.

"...."

"Kalau mau balik kelas,balik aja. Gue mau bolos dulu"  ucap Aga lagi lalu merebahkan tubuhnya di ranjang itu.

Ren hanya menatapnya datar,lalu pergi dari ruangan itu.

"Siapa juga yang ngajak lo" gumamnya yang tidak terdengar oleh Aga.

Aga menatap punggung Ren yang semakin menjauh dari ruang UKS.

"Sifat yang kayak gitu langka. Haha gue suka"
 
 


°°

 
 
T

erimakasih sudah membaca,jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote,kritik,dan saran(⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡


LOVEMATE || HenxiaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang