Ceklek
"Lo dari mana?"
Aga terperanjat hingga kakinya hampir terantuk pintu,Ren sudah berada di balik pintu saat dia baru saja masuk dan menutup pintu kamar mereka.
Ren mengenakan kaos putih kebesaran serta mata yang tertutup poni dan kacamata,membuat Aga berfikir kalau dia bukan manusia tadinya.
"Itu...dari...sana" jawab Aga ngasal.
Ren menyipitkan matanya,"Mencurigakan" celetuknya.
Aga melangkah mendekati sofa lalu duduk di sana,"Dari makam orang tua gue"
"Bercanda lo nggak lucu!!" Balas Ren seraya ikut mendudukkan pantatnya di sofa itu.
"Gue serius"
"Orang tua lo kan dokter!"
"Emang"
"Terus?"
"Mereka udah gak ada"
Ren yang tadinya menganggap Aga sedang bercanda sekarang mengurungkan niatnya untuk membalas 'candaan' itu. Melihat ekspresi Aga yang serius,membuat Ren mengubah posisinya menjadi menghadap roommate tampannya itu.
"Ga? Gue nggak ngerti. Lo bohong soal orang tua lo yang dipindahtugaskan dari pusat kota ke sini?"
Aga menggeleng,"Mereka memang dokter yang harusnya pindah dari rumah sakit kota ke sini,tapi di perjalanan ke sini kita kecelakaan" ucapnya seraya menyibak poninya menunjukan bekas luka di pelipis kirinya.
Ren membulatkan matanya,selama beberapa bulan mereka kenal dan 'dekat',Ren belum pernah melihat bekas luka itu karena selalu tertutup rambut Aga yang sedikit gondrong.
"Tapi...kenapa dari awal lo nggak cerita,m-maksud gue cerita sama gue atau-"
"Gue mau cerita sama lo,Ren. Tapi gue butuh waktu,gue masih gak nyangka mereka mati di depan mata gue"
Sesaat Ren teringat ibunya yang juga meninggal di depan dirinya dan Rei karena sakit waktu itu,hatinya terasa perih mendengar cerita Aga yang lebih tragis dari dirinya.
"Aga lo...gak apa-apa,kan?" Dia mendekat lalu menatap Aga yang sedang menunduk memainkan kukunya.
Aga tidak menjawab,hanya mengangguk.
Melihat itu Ren mendekat,dengan ragu dia memeluk tubuh Aga lalu mengusap belakang kepala remaja tampan itu pelan.
Aga menyamankan posisinya, meletakkan dagunya di atas bahu Ren lalu memejamkan matanya.
"Selain Ega dan kak Lio,cuma lo yang tanya keadaan gue,Ren...." Ucapnya lirih.
Ren semakin ingin menangis,dia benar-benar terharu sekarang. Dia melepas pelukannya,lalu menatap mata bulat itu lekat-lekat.
"Gue temen lo,Aga. Gue bisa jadi tempat cerita buat lo" ucap Ren.
"Walaupun sebenarnya gue juga butuh tempat cerita..."
"Makasih,Ren"
Lalu Ren mengangguk,"Udah wajah lo gak usah di buat sedih gitu!!" Dia mendorong tubuh Aga menjauh,juga memundurkan tubuhnya.
"Kok lo gitu sih!?"
"Biarin! Wleee...." Ren menjulurkan lidahnya mengejek.
Puk
Aga menangkup wajah Ren dengan kedua tangannya,"Wait,emang kita temen?" Tanyanya tiba-tiba.
"Emang kita apa?" Balas Ren.
"Gimana kalau kita pacaran aja?"
"H-hah!?"
°°Terimakasih sudah membaca,jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote,kritik,dan saran( ◜‿◝ )♡
![](https://img.wattpad.com/cover/372146936-288-k927514.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVEMATE || Henxiao
Ficção Adolescente"Dia cium lo?" Ren mengangguk. "Lo mau gue bersihin bekas dia?" "H-hah?" [Boys love story!!] [18+⚠️] •Theme song : She A Wolf by WayV• Xiaodery||Henxiao||Henjun