truth (Aga)

220 13 1
                                        

Part ini sedikit lebih panjang dari part sebelum-sebelumnya,selamat membaca(⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧


 
 

°°
 


Hari ini Aga memutuskan untuk pulang lebih dahulu meninggalkan Ren bersama Rei dan Ega.

Sebenarnya Aga tadi mengajak Ega untuk bersama dirinya,tapi adiknya itu bilang kalau dia sangat lapar dan ingin segera makan. Huh salahkan perut Ega yang laperan.

Setelah turun dari bus,Aga berjalan kaki menuju sebuah area pemakaman. Lalu berhenti sebentar di toko bunga untuk membeli dua buah buket bunga kecil dan kembali berjalan masuk ke area pemakaman.

Netranya tertuju pada dua makam yang masih terlihat baru,dia berjalan mendekat ke sana.

"Aku kesini ma,pa" gumamnya seraya berjongkok diantara dua makam itu.

"Semoga mama sama papa tenang di sana" ucapnya lagi lalu meletakkan masing-masing bunga tadi di samping kedua nisan itu.

"Aga sekarang udah sama Ega,pa. Anak kesayangan papa,juga sama kak Lio yang selalu papa banggakan"

Remaja tampan itu mengusap-usap nisan bertuliskan nama ayahnya,Johnathan Baskara.

Dia menunduk,menahan air mata yang hampir turun dari mata bulat itu. Pikirannya tiba-tiba terbawa kembali pada kejadian beberapa bulan yang lalu.

"Aga ingat,setelah mama dan papa selesai tugas di kota itu,kamu akan menetap di sana bersama Lio. Dan bersekolah di tempat Ega,ngerti!?"

Aga melirik sebentar ayahnya yang sedang mengemudi dengan sang ibu yang duduk si samping pria dewasa itu. Setelahnya dia kembali menatap ke luar kaca mobil.

"Kamu harus nurut sama Lio,jangan bikin masalah! Jadi anak baik seperti Ega,dan kamu akan sukses seperti Lio,paham!?"

"CK!"

"Kamu gak terima papa suruh begitu!?"

"Kenapa aku gak terima? Aku malah lebih suka tinggal sama mereka. Kalau aja papa gak paksa aku sekolah di SMA internasional itu,aku akan lebih memilih sekolah di SMA tempat Ega sekolah" balas Aga sedikit emosi.

"Papa minta kamu sekolah di sekolah elit di tengah kota itu supaya kamu gak berbaur dengan orang-orang yang salah,belum paham juga kamu!?"

"CK! Kalau gitu kenapa Ega boleh sekolah di pinggiran kota?"

"Karena Ega anak yang baik! Gak seperti kamu"

Deg

Aga maupun sang ibu terkejut mendengar ucapan laki-laki itu.

"Papa,jangan gitu" ucap sang ibu pelan,wanita bernama Lea Baskara itu mengusap bahu suaminya pelan.

"Biar anak kamu ini ngerti,ma. Lio sama Ega itu punya kepribadian yang jauh lebih baik dari dia" tambah Johnathan.

Aga yang mendengar itu hanya bisa tertawa hambar. Apa salah dia?

Setelahnya senyap, Aga kembali fokus menatap jalanan yang terlihat lenggang.

BRAKKKK

SRRREKKK

Sebuah mobil dari arah berlawanan menabrak mobil yang dikendarai keluarga Johnathan dan membuat mobil mereka terbalik bahkan terseret beberapa meter ke tepi jalan.

Entah semua terjadi begitu cepat,Aga berusaha tetap sadar walaupun kepalanya terbentur cukup keras. Dia berusaha keluar dari kaca mobil yang sudah hancur.

"T-tolong..." Ucapnya pelan,sudah banyak pengendara lain yang mengelilingi mobil mereka. Beberapa membantu Aga keluar dari dalam mobil yang sudah terbalik itu.

Aga berhasil keluar setelah susah payah menahan sakit karena kakinya yang terhimpit tadi,dia dipapah untuk sedikit menjauh dari lokasi kecelakaan.

Netranya dengan cepat menelisik posisi kedua orang tuanya yang tidak sadarkan diri di dalam sana.

"T-tolong bantu orang tua saya,tolong!!!" Ucap Aga agak teriak meminta orang-orang yang ingin memberinya pertolongan pertama untuk segera mengeluarkan orang tuanya.

Namun sesaat kemudian asap muncul dari mesin mobil yang sudah setelah remuk itu.

"TOLONG ORANG TUA SAYA CEPAT!!" Teriaknya lagi seraya berusaha berlari mendekati mobilnya.

Brukk

Tubuh Aga ambruk dibarengi dengan ledakan dari mobil itu,dengan kedua orangtuanya yang masih berada di sana.

"Maafin aku pa,ma. Aku janji akan baik seperti Ega,dan sukses seperti kak Lio" ucapnya lalu kembali mengusap kedua nisan itu.

"Aku pulang dulu ma,pa. Kapan-kapan aku bakal ajak Ega dan kakak buat kesini" remaja tampan itu beranjak lalu berjalan menjauh.

Saat sampai di halte bus,ada seorang pria paruh baya di sana,lalu Aga duduk di samping pria itu.

Aga tidak menyapa,dia hanya melirik sebentar melihat apa yang dilakukan pria itu. Ternyata orang itu sibuk memandangi sebuah foto dari dalam dompetnya,walaupun tidak terlalu jelas,tapi Aga yakin itu adalah foto keluarga pria itu.

Merasa ada yang memperhatikannya,pria itu segera menutup dompetnya lalu menatap Aga dan tersenyum,"Haha kamu ikut liatin foto keluarga saya, ya?" Tanya pria itu tiba-tiba.

"Eh maaf pak,saya gak sengaja tadi hehe" balas Aga.

"Gak apa-apa,ini anak-anak saya dulu" pria itu kembali menunjukkan foto itu.

"Ini anak sulung saya,dan ini anak bungsu saya. Mereka cuma beda satu tahun,mungkin mereka seumuran kamu" tambahnya seraya menunjuk 2 foto anak kecil.

Aga mengangguk,netranya terus fokus menatap foto itu,"Sekarang anak bapak dimana? Siapa tau saya kenal hehe"

"Mereka...saya juga kurang tau haha. Tapi saya sering melihat mereka lewat taman dekat SMA di sana" pria itu menunjuk ke arah dimana sekolah Aga berada,di daerah itu memang hanya ada satu sekolah menengah atas.

"Wahh itu sekolah saya pak. Jangan-jangan anak-anak bapak temen saya?"

"Bisa jadi, tapi saya gak berani menemui mereka"

"Maaf pak,kenapa? Kan bapak ayahnya"

Pria itu menatap Aga,lalu memalingkan pandangan nya,"Kalau boleh jujur,saya kangen sama mereka. Tapi saya tau mereka gak akan mau menerima saya lagi"

Aga memiringkan kepalanya bingung,ingin sekali dia bertanya tapi dia tau batasan,itu privasi.

"Semoga bapak segera ketemu keluarga bapak" ucap Aga pelan.

Setelah obrolan singkat itu,mereka menaiki bus yang berbeda. Membuat keduanya tidak sempat berkenalan untuk tahu nama satu sama lain.

 


   
°°


Terimakasih sudah membaca,jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote,kritik,dan saran(⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

LOVEMATE || HenxiaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang