drunk?

93 8 1
                                    

Terbersit pikiran untuk meminum minuman itu, namun beberapa saat kemudian Ren menggeleng cepat.

"Gila! Gue gila!!" Gumamnya lalu kembali meletakkan kaleng minuman itu ke dalam kantong kresek.

Dia kembali memakan snack-nya,kembali melamun menatap luasnya laut. Pikirannya melayang mengingat betapa jahatnya pria yang berstatus ayah kandungnya itu.

Remaja pendek itu menangis,lagi. Tapi dia bersyukur Rei tidak ikut pulang ke rumah tadi,jika Rei ikut Ren sama sekali tidak bisa membayangkan betapa sakitnya dia.

Melihat sang ayah begitu sayang dengan anak dari selingkuhannya,tapi tidak peduli dengan dirinya dan Rei. Bahkan pria itu tinggal di rumah milik bunda Ren bersama anak selingkuhannya.

Ren tidak sanggup melihat Rei hancur,cukup dirinya yang boleh merasa sakit,tidak untuk Rei.

"BRENGSEK!!!! GUE BENCI!!! Gue benci ayah~" teriakan yang diakhiri dengan tangisan itu keluar dari mulut Ren begitu saja.

"Gue benci...gue benci ayah,gue benci hidup gue...."

"Bunda,harusnya bunda bawa Ren pergi juga waktu itu. Ren nggak sanggup...."

Remaja manis itu menunduk sambil memeluk lututnya sendiri,menangis dan meratapi nasibnya untuk beberapa menit.

Setelah itu dia mengangkat kepalanya,lalu menoleh kantong kresek tadi. Tangannya dengan cepat meraih satu kaleng minuman.

Membuka kaleng itu lalu dengan cepat dia menegak isinya hingga habis.

"Ahh...." Walaupun rasa minuman itu sangat asing bahkan tidak cocok dengan selera lidahnya,tapi Ren tidak peduli,dia hanya ingin melupakan masalahnya untuk beberapa saat.

Dia menegak habis satu satu kaleng minuman beralkohol dengan ukuran sedang itu.

"Gue masih sadar?" Gumamnya seraya memegangi kepalanya sendiri.

"Gue harus minum semua?" Monolognya lagi lalu mengambil kaleng kedua.

"Ssshhh..." Desisnya setelah menegak habis minuman itu,lagi.

Setelahnya dia kembali menunduk lalu memeluk lututnya lagi,Ren rasa meminum minuman beralkohol tidak mempan untuk dirinya. Dia sama sekali tidak merasa mabuk setelah menegak dua kaleng minuman.

Setelah hampir setengah jam,tiba-tiba dia mengangkat kepalanya,"Tapi kalau gue mati,Rei gimana?" Gumamnya.

Dia lalu menggeleng cepat,"Aga! Gue titip Rei ke Aga aja?"

"Arghh gue capek~" keluhnya lalu kembali mengambil satu kaleng minuman yang masih tersisa.

"Erghh..." Sepertinya rasa pahit dari minuman itu membuat Ren candu. Dia menaruh minuman yang tinggal setengah itu di sampingnya.

Tiba-tiba matanya terasa berat juga sedikit buram. Dia melepas kacamatanya lalu mengusap mata sipit itu berkali-kali.

Dia meletakkan kacamata itu di atas kantong kresek miliknya,lalu kembali memeluk lutut seperti semula.

"Kenapa harus gue sama Rei yang gak punya ayah? Kenapa Cio sialan itu punya? Kenapa dia ngerebut ayah gue? Hm? Kenapa bunda mati ninggalin gue sama Rei?" Pertanyaan-pertanyaan terus muncul di kepala remaja pendek itu,dia terus bergumam entah siapa yang mendengarkannya.

"ARGHH!!!! Hahahah"

Brukk

Dia menjatuhkan tubuhnya ke belakang,membuat posisinya menjadi terlentang di atas pasir.

Remaja pendek itu sudah mabuk,pipinya semburat merah dan tatapannya sedikit kosong.

"Kalau gue jadi bintang,gue pasti yang paling redup, kayak itu..." Dia menunjuk bintang-bintang yang bertebaran di langit.

Sesaat kemudian dia memejamkan matanya.

Hingga wajahnya terasa tertiup angin atau seperti sengaja ditiup, membuat Ren membuka matanya pelan.

"Uh?" Gumamnya seraya menatap wajah seseorang yang berada tepat di depan wajahnya itu.

"Lo s-siapa?" Tanyanya masih dengan posisi berbaring.

"Bangun!" Titah orang itu.

"Lo Aga ya? Hahah kok Lo t-tau gue di sini?" Ren bangun,lalu berdiri di depan sosok itu,itu adalah Aga.

Dengan langkah sedikit gontai,Ren mendekati Aga lalu mengalungkan lengannya di leher orang itu.

"Lo bikin gue khawatir,Ren. Lo dari mana aja? Hm?" Tanya Aga seraya menangkup wajah Ren.

Ren malah tersenyum lebar,"Hehe dari r-rumah, rumah gue" balasnya.

Saat mencium aroma alkohol,Aga sedikit tertegun,"Lo mabuk!?" Tanyanya tajam.

Yang ditanya berusaha membuka matanya lebar-lebar,"Enggak!! Gue seribu persen s-sadar" jawabnya.

"Kenapa lo mabuk?"

"Kenapa? Siapa yang mabuk?" Balas Ren tidak jelas.

"Ren,lo tau kan mabuk itu gak baik buat tubuh Lo,buat kesehatan Lo" ucap Aga pelan seraya terus menangkup wajah manusia manis didepannya.

"Hehe..."

Dugh

 
 

°°

 
 

Terimakasih sudah membaca,jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote,kritik,dan saran(⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡


^^Sorry for typos

LOVEMATE || HenxiaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang