Natachai berlari dengan cepat tanpa mengunakan alas kaki , hingga langkah nya terhenti ketika ia melihat rumah sang nenek yg sudah ramai orang dan juga beberapa saudara lainya.
Detak jantung nya berdetak lebih kencang, mata nya memerah dan tubuh nya terasa lemas ketika ia mendengar teriakan dan tangisan sang nenek.
"P.... Phoo" Ucap nya lirih, ia ingin berjalan masuk kesana namun neneknya pasti akan mengusir dirinya.
"Ayo masuk"
"Kamu putra nya, aku akan menemani mu" Ucap pawat yg baru saja tiba, tadi ia juga berlari mengejar nata.Setelah pawat berhasil membujuk dan meyakinkan nata mereka berdua melangkah mendekat ke arah rumah dan krumunan orang yg langsung menatap sinis ke arah mereka berdua.
"UNTUK APA KAU KEMARI!!!! " teriak sang nenek yg langsung menghadang nata di depan pintu.
"Dia putra dari anak mu bukankah sudah seharusnya ia datang" Nata yg mendengar ucapan pawat yg menjawab ucapan sang nenek mengengam erat ujung kemeja pria itu dengan detak jantung yg berdetak sangat kencang.
"Siapa kau berani menjawab ucapan ibu ku"
"Siapapun aku itu tidak penting bibi, intinya nata berhak untuk datang kemari" Jelas pawat yg langsung meminta nata berlari kedalam
"Pergilah jangan takut, phoo ada di dalam"
Awalnya sebelum benar-benar masuk kedalam lelaki itu kembali di hadang oleh sang bibi, namun dengan sigap pawat menyingkirkan wanita paruh baya itu dan membiarkan nata masuk.
POV NATACHAI.
Ku langkahkan kaki ku masuk kedalam rumah, walaupun degup jantung ku berdetak sangat cepat karna takut nenek akan mengusir ku namun phi pawat berhasil membawa ku masuk dan menghadang mereka semua yg berusaha menghalangi ku.
Netra ku menilik kesana kemari hingga tatapan ku berhenti pada seorang pria paruh baya yg sudah terbujur kaku di dalam peti, aku melangkah lebih dekat hingga kaki ku terduduk lemas ketika menatap wajah tenang phoo.
Awalnya aku cukup takut untuk mendekat dan memilih untuk mundur agar tak membuat keributan namun aku tidak dapat membohongi perasaan ku, ku tumpahkan tangisan ku tanpa memperdulikan beberapa orng yg menatap ku penuh emosi.
"Phooo..... "
Tumpah sudah air mata ku, aku menangis sesengukan di samping peti mati seorang pria yg sedari kecil tak pernh ada di dalam hidup ku, namun aku nth mengapa aku begitu menantikan kehadirannya karna bagaimana pun ia lah ayah ku.
"Pergi kau anak pembawa sial" Teriak nenek tepat di samping ku, ia menarik kemeja ku asal dan membuat ku jatuh tersungkur.
"Nat, kamu gapapa"
Phi pawat segera berlari mendekat dan mendekap tubuh ku, ia mencoba melindungi ku dari beberapa orng yg mencoba mencaci bahkan mendorong tubuh ku.
"Dia ayah ku, aku berhak untuk melihatnya untuk yg terakhir kalinya" Ucap ku mencoba bangkit karna aku memang memiliki hak untuk berada disini.
Ku lepas dekapan itu dan bangkit dari duduk ku, ku tatap semua orng yg berada di sana terlebih seorang wanita tua yg menatap ku tajam.
"Nata tidak pernh meminta hak apapun nek, tapi kenapa nenek begitu membenci kami"
"Kau, kakak mu dan juga ibu mu tak pantas menjadi bagian keluarga ku" Ucap nenek dengan cepat menjawab pertanyaan ku
"Sudah bertahun tahun lamanya aku berhasil membuat putra ku berpisah dari wanita itu "
"Dan sudah menjadi janji ku untuk memisahkan mereka"Sungguh perasaan ku sangat perih ketika nenek mengucapkan hal itu, semua ucapannya seperti kami adalah orang yg begitu memalukan.
"Mengapa? Apa salah maee" Tanya ku lagi, jika memang aku harus pergi setidaknya aku tau apa kesalahan kami.
"Aku tidak ingin memiliki menantu seperti dirinya bahkan semua putra yg ia lahirkan begitu memuakkan" Ucap nya lantang.
"Ibu mu dan putra ku tak pantas untuk bersama, ia hanya wanita yang hanya bisa menghabiskan harta putra ku"
"Ia bahkan bermain dengan beberapa pria di luar sana, sungguh memalukan"Kutatap wanita tua itu dengan perjalanan ku langkah kan kaki ku mendekati dirinya, phi pawat mencoba mencegah ku namun dengan cepat ku hempaskan gengaman tangan itu dan melangkah dengan tatap kosong namun sorot mataku tak lepas dari wajah wanita tua yg ada di hadapan ku.
"Kau adalah ibu dari pria yg ku sebut phoo, aku selalu mencoba menghormati mu dan bersikap baik di hadapan mu"
"Aku selalu mencoba merendah bahkan diam ketika kau injak kepala ku nek, bertahun tahun kami memohon belas kasih mu hingga membuat kami salah faham dengan ayah kami sendiri" Ucap ku tak melepas sedikit pun pandangan itu."Kau membuat keluarga ku membenci seorang ayah yg bekerja jauh demi ekonomi kami namun ketika ia mengirimkan tanggung jawab nya pada putri mu tak se sen pun uang itu tersalur"
"Itu sudah menjadi rencana ku dan k...."
"DIAM!!! " Mereka semua yg ada di sana terdiam membeku ketika tanpa sadar aku membentak nenek ku sendiri.
"Aku tak pernh menuntut tanggungjawab itu disini, yg ku inginkan hanya pengakuan kebenaran hingga kami bisa melepaskan rasa salah faham itu"
"Jika kau memang tak ingin putra mu berhubungan dengan kami silahkan namun disini ia bukan hanya putra yg kau lahirkan, ia juga seorang pria yg sudah menikah dan memiliki anak "
"Kau tidak berhak memisahkan kami karna aku keturunan sah nya"Setelah puas mengucapkan semua sesak yg ku simpan di dalam hati selama ini, ku tatap semua orng yg berada di sana satu persatu dan ku tarik jemari phi pawat untuk pergi dari sana.
"Silahkan lanjutkan pemakaman ini, aku tidak akan menggangu proses terakhirnya"
"Namun satu hal yg harus selalu kau ingat nek, jangan pernah hina wanita yg kau benci karna ia pernah bersanding dengan putra mu"
"dia adalah ibu ku, ucapan mu yg kotor tidak layak menghina ibu ku" Jelas ku lagi lalu benar benar melangkah pergi dari sana.Jujur sebenarnya aku sangat berat meninggalkan pho, aku ingin menemani nya di saat saat terakhir tapi aku juga tak ingin menghambat pemakaman itu hingga membuat tubuh pho tak cepat di semayamkan dengan layak.
POV AUTHOR.
Semua kejadian perdebatan itu tak luput dari pandangan seorang pria yg berdiri kaku mendengar setiap perdebatan nenek dan cucu tersebut, ia kepalkan jemarinya dan menatap tajam siapa saja yg sudah mencoba menyakiti sang kekasih lalu beranjak pergi dari sana.
sama halnya dengan joke, nata begitupun juga dengan pawat beranjak pergi meninggalkan rumah itu namun mereka berdua tidak mengetahui jika tadi joke menyaksikan kejadian mengerikan itu.
"Kamu gapapa nat" Ucap pawat yg mencoba memecahkan keheningan karna sedari pergi dari sana hingga tiba di rumah lelaki manis itu hanya terdiam.
"Maaf jika menurut phi tidakan nata tadi tidak sopan"
"Sungguh aku tidak Terima ketika ada orang lain yg menghina maee"Pawat menatap sendu ke arah nata, ia tarik tubuh lemah itu hingga masuk kedalam dekapannya.
"Sepertinya acara pemakaman itu akan segera selesai, kamu mau kesana?" Tanya pawat dengan terus mengusap lembut pundak nata.
"Boleh? "
"Tentu saja boleh"
"Besok kita kesana, sekarang kau benahi dulu perasaan kacau mu agar nanti ketika datang menemui paman hati mu tidak se kacau sekarang" Ucap pawat."Terimakasih phi"
"Nata masuk kedalam kamar terlebih dahulu, sekali lagi terimakasih untuk semuanya"Pawat menatap punggung nata yg perlahan menghilang, ia usap wajah nya kasar karna semua kekacauan ini terjadi secepat itu dan begitu saja sungguh ia sangat kasihan dengan NATACHAI yg menahan semuanya sendirian.
Nb. Part selanjutnya up agk mlm an yaww thankyou
TBC
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN
SEE YOU NEXT CHAPTURE
KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLICATED LOVE
RomanceSebuah cerita cinta yg harus di kesampingkan karna sebuah kesetaraan kasta serta cerita takdir yg selalu menjadi akhir dari cerita kehidupan