Ch 55: Marionette

4K 308 1
                                    

Alessia atau lebih tepatnya Essia saat ini berdiri di depan salah satu sisi dinding di kamar apartemen milikinya.

Dari pintu yang dia biarkan tetap terbuka, seorang pria masuk sambil membawakan sarapan untuk perempuan itu.

"Kau sudah bisa membawa Rean, tapi kenapa kau tetap memandangi dinding itu?"

"Apa saat ini kau bertanya pada pasienmu Mr Kendrick?"

Kendrick meletakkan nampan berisi sarapan dan berdiri di sisi Alessia.

"Itu karena pasienku memiliki banyak rahasia. Kau harusnya mengatakan semuanya ke psikiatermu ini." Pria itu menjawab sambil tetap memperhatikan dinding di depannya.

Dinding yang membuat Essia harus kembali melindungi Alessia. Puluhan foto yang saling terhubung dengan benang merah. Itu memicu perasaan tidak aman dari Alessia.

Satu sisi dari ruangan ini merupakan jurnal penyelidikan yang telah dilakukan Essia selama enam tahun terakhir. Hingga satu setengah tahun yang lalu dia berhasil menyimpulkan bahwa pria itu adalah dalang dari rusaknya komunikasi Alessia dan Elleon, tentu saja selain Elleon yang tidak pernah melakukan apapun.

"Haha...Itu karena psikiaterku terlalu mudah khawatir." Alessia menjawab sambal melihat ke arah Kendrick.

"Jika kau sudah tahu, bisa kau katakan padaku apa yang kau katakan dengan Aly?"

Pertanyaan itu membuat Essia kembali melihat dinding di depannya.

"Kau tahu kan kalau alter yang sudah diciptakan tidak bisa mati. Pada akhirnya aku akan hidup dan mati dengan Aly. Tapi ketika Aly sebagai host tertidur selama delapan tahun, itu membuatku takut. Aly berpikir integrasi kita memungkinkan, tapi bagiku mustahil. Aku tidak bisa meninggalkan Aly sendiri. Yah, meskipun Aly bersikeras bahwa kali ini Elleon akan menjaganya. Aku tidak percaya itu."

"Akan lebih mudah jika kau mengatakan semuanya kepada Elleon."

Essia dengan cepat kembali melihat Kendrick.

"Apa kau tidak ingin melihat pria itu berusaha? Dia terlalu mempercayai asistennya sampai dia tidak sadar bahwa hidupnya hancur karena bawahannya."

Kendrick menghela napas, akan lebih mudah jika keduanya saling jujur tentang apa yang sebenarnya mereka pikirkan, setidaknya itu tidak akan membuat Kendrick sakit kepala selama tujuh tahun.

"Habiskan sarapanmu, aku akan mengantar Bertha dan Rean ke sekolah."

Setelah mengatakan itu Kendrick keluar dari kamar itu, bagaimanapun juga Bertha dan Rean harus tetap pergi ke sekolah.

Meskipun sejak pulang dari rumahnya Rean belum bertemu Alessia sekalipun.

.

.

.

Elleon saat ini sedang mengemudikan mobilnya membelah ramainya jalanan di sore hari. Dia sudah meminta anak-anaknya untuk menginap di rumah kakek dan nenek mereka sampai Elleon bisa menyelesaikan ini semua, sampai Elleon bisa membawa Alessia kembali ke rumah mereka.

"Sial."

Elleon hanya bisa mengumpat. Baik papa dan mamanya dan juga Alessia sudah mengetahui ini semua dan hanya dirinya yang tidak. Selama ini dia selalu menyerahkan apapun keperluan Alessia kepada pria itu. Tidak pernah sekalipun Elleon menaruh curiga kepada pria itu.

Ini seolah hidupnya, keluarganya, telah dikendalikan selama tujuh belas tahun.

Jika pria itu memang pelakunya, Elleon tahu seberapa tersiksanya Alessia selama ini. Bukan hanya karena dipermainkan oleh pria itu, tapi karena menikah dengan pria tidak berguna seperti dirinya.

Tapi Elleon juga orang yang egois, dia tidak akan melepaskan Alessia. Tidak setelah ini semua.

.

.

.

Setelah memarkirkan mobilnya, Elleon mendatangi ruangan yang sangat dia kenali. Di ruang kerjanya di perusahaan, Elleon dapat menemui pria paruh baya yang sangat tidak asing. Elleon tahu bahwa pria itu pasti berada di sini.

Elleon menghentikan kedua kakinya saat matanya bertatapan dengan mata pria itu. Elleon melihat dengan kecewa pria paruh baya yang sudah dia anggap seperti ayah keduanya.

"Apa itu memang benar ulahmu James?"

"Saya senang akhirnya tuan menyadarinya. Anda benar, ini semua adalah perbuatan saya."

Dengan sangat tenang James duduk di kursi. Pria itu seolah mengisyaratkan untuk duduk dan mengobrol dengan santai.

"Kenapa kau melakukan ini semua? Kau tentu tahu bahwa itu akan membuat keluargaku hancur kan?"

"Tentu saja saya tahu tuan, jika tuan menanyakan alasannya mungkin karena balas dendam."

Elleon berpikir keras, usianya dan James terpaut sangat jauh dan tidak ada tindakannya yang membuat James membalas dendam.

Meskipun Elleon sudah menjelajahi seluruh ingatannya, tapi dia tidak berhasil menemukan alasan yang mungkin digunakan pria itu.

Abraham memang sempat menyinggung anak James, tapi Elleon bahkan tidak pernah bertemu dengan anak James. Tidak ada alasan pria paruh baya itu memiliki dendam terhadap dirinya.

Hal lain yang mungkin menjadi penyebab adalah luka memanjang di tangan pria itu.

"Apa karena luka yang kau terima saat menyelamatkan kami dulu? Jika karena itu seharusnya kau tidak menyelamatkan aku dan Delion saat itu."

Pria tua itu menggeleng.

"Tentu saja bukan, tuan dan tuan Delion, saya melindungi kalian karena keinginan saya sendiri."

"Lalu karena apa?"

"Saya kira tuan sudah mendengar dari tuan besar?"

"Apa itu benar? Tapi bagaimana kau tahu?" Elleon bertanya dengan nada serius meskipun di dalam dirinya, dia sedang merasa panik dan sangat ingin menghajar pria itu.

"Aku memiliki seorang putri yang telah meninggal."

James tahu bahwa bukan Elleon tidak paham maksudnya, pewaris Gedith itu hanya menolak kenyataan.

"Tuan muda sangat percaya dengan saya, begitu juga dengan tuan besar. Tapi kalian tidak pernah tertarik dengan kehidupan saya. Apa bisa saya mengenalkan diri ulang karena tuan tidak mengenal saya?"

Tanpa menunggu jawaban Elleon, James membungkuk sambil meletakkan tangan di dadanya.

"Saya James Damian ayah dari Isabella, mantan tunangan anda."

Mata Elleon membulat.

Nama mantan tunangannya kembali muncul dalam percakapan. Dia tidak mengira bahwa James adalah ayah dari Isabella, jika itu alasannya maka semuanya menjadi jelas.

Dia bisa memahami kenapa pria itu ingin menghancurkan hidupnya. Hal itu karena dirinya sudah bersikap sangat buruk terhadap Isabella.

Elleon hanya membawa kesedihan dan ketidakadilan bagi Isabella, perempuan pertama yang dia cintai.

"Saya senang anda bisa mencintai Nyonya Alessia dengan mudah, tapi sebagian dari diri saya menolak hal tersebut-"

James tersenyum dengan wajah yang baru kali ini Elleon lihat, senyum yang menjijikan. Pria itu melanjutkan kalimatnya sambil tetap mempertahankan senyum menjijikannya.

"Jadi saya menghancurkan hidup kalian."

~****~

Baru ngeh kalau chap kali ini pendek...

Udah pada cek prequel GW?

Bisa di cek di profil ya kalau mau baca...
Beda lapak biar bisa up barengan...

Semoga masih paham dan betah sama alur GW yang berbelit kayak sinetron wkwkwk...

Gedith Woman [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang