Bab 20

1.7K 137 9
                                    

Selamat Membaca..

























Malam itu, begitu sampai di rumah setelah keluar dari rumah sakit, Shanju langsung menyuruh Christy untuk bersih-bersih dan beristirahat di kamar. Meski tubuhnya masih lemas, Christy menuruti perkataan sang nenek. Setelah mandi dan mengganti pakaian, ia mengambil ponsel yang sempat tertinggal di ZAT BAKERY. Untungnya, Gracio dan Zean sudah mengambilnya sore tadi.

Begitu ponselnya menyala, layar penuh dengan notifikasi pesan dan panggilan tak terjawab, sebagian besar dari teman-temannya. Belum sempat membaca satu pun, ponsel itu tiba-tiba bergetar.

Drrttt drrtt drrtt

Kak Dimas is calling...

Christy menatap layar sebentar sebelum menggeser ikon hijau untuk menjawab.

"Halo, Kak," sapanya pelan.

Tanpa basa-basi, suara Dimas langsung terdengar cemas dari seberang. "Gimana keadaan lo sekarang?"

Christy terkejut dengan nada seriusnya. "I-iya, Kak. Udah mendingan kok," jawabnya, mencoba terdengar santai.

"Gue baru tahu tadi sore. Maaf banget nggak sempat jenguk."

"Nggak apa-apa, Kak. Lagian selama di rumah sakit aku juga nggak pegang HP, jadi nggak bisa ngabarin siapa-siapa," balas Christy.

"Oh gitu, pantesan nomor lo nggak aktif. Tapi sekarang udah di rumah, kan?"

"Udah, Kak."

Hening sebentar, lalu Dimas kembali bicara, suaranya sedikit lebih lembut. "Chris..."

"Iya?"

"Besok gue sama anak-anak OSIS mau ke rumah lo, jenguk. Boleh, kan?"

Christy tersenyum kecil, meski masih merasa lelah. "Boleh, Kak. Silakan aja."

"Oke, gue kabarin yang lain dulu, ya. Bye."

Panggilan berakhir, meninggalkan Christy menatap layar ponselnya sebentar sebelum akhirnya meletakkannya di samping tempat tidur. Ia menarik napas panjang dan memejamkan mata, mencoba mengabaikan rasa lelah yang masih tersisa.

Keesokan harinya...

Pukul satu siang, suara Shanju terdengar dari balik pintu kamar.

"Dek, ada teman-temanmu di bawah," panggilnya.

Christy yang baru saja selesai berdandan menjawab cepat, "Iya, aku lagi siap-siap, Oma."

"Jangan lama-lama, Nak," balas Shanju lembut.

Di ruang tamu, Dimas dan teman-teman OSIS lainnya sudah duduk sambil mengobrol santai. Dirga, Rehan, Reza, Marsha, Kathrin, Ella, dan Gita menunggu dengan sabar. Shanju menyambut mereka ramah, "Sabar ya, Christy-nya lagi mandi."

"Iya, Oma. Nggak apa-apa kok," jawab Rehan dengan senyum.

Tak lama kemudian, Christy turun dengan langkah pelan. Meski perutnya sesekali masih terasa nyeri, kondisinya jauh lebih baik dibanding saat di rumah sakit.

"Hai semua, maaf ya nunggu lama," sapanya sambil tersenyum.

"Nggak kok, Chris," jawab Rehan cepat.

Marsha langsung berdiri dan menghampiri Christy. "Loh, ada Meng!" seru Christy girang.

Marsha tertawa dan menarik pelan tangan Christy untuk duduk di sampingnya. "Udah mendingan, kan?"

YANG INDAH? | ch2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang