Bab 12

2.1K 140 7
                                        

Selamat Membaca..











"jadi kamu lebih sayang siapa?"

"Mang aji..

"Hah?!!" mata chika membulat sempurna


"Wkwkwk becanda ah"

"Parah bgt sayang suami orang HAHAHAHAHA" Chika

"becanda kak astaga!!"christy mencubit perut chika

"Awsh!.. ia iaaa"

"Terus jawaban yang bener apa? Aku penasaran!" ujar Chika, matanya menatap Christy penuh harap.

Christy tersenyum lembut, tahu benar apa yang diinginkan kakaknya itu. "Sayang dua-duanya lah… Baik Kachika ataupun Bang Zean, karena kalian berdua sama-sama saudara aku, dan nggak ada tolak ukur yang bisa bandingin kalian berdua," jawabnya tulus.

Chika mendengus pelan, sedikit kecewa. Ia pikir, Christy akan memilih dirinya sebagai yang paling disayang. "Oh gitu..." gumamnya dengan nada yang dibuat-buat pasrah.

Namun, Christy dengan cepat menambahkan, "Tapi... nggak bisa dipungkiri, kakak perempuan selalu punya tempat paling spesial di hati aku," ucapnya sambil meletakkan dagunya di bahu Chika.

Mendengar itu, Chika langsung berseri-seri, seolah hatinya meledak bahagia. "HAHA! Aku tau kok kamu paling sayang sama aku!" katanya dengan senyum lebar yang susah disembunyikan.

"Udah sampai... Sini turun," Chika berkata sambil mengulurkan tangannya ketika mobil mereka berhenti.

"Danau?" tanya Christy sambil meraih tangan Chika, sedikit terkejut karena ini bukan tempat yang biasanya mereka kunjungi.

Chika hanya mengangguk dengan senyum misterius. "Silakan, cantik," katanya, mempersilakan Christy duduk di sebuah bangku kayu di tepi danau.

Danau itu ramai dengan pengunjung malam itu. Orang-orang datang bersama teman, sahabat, pacar, bahkan suami atau istri. Lampu-lampu kecil yang digantung di sekitar danau memantul di permukaan air, menciptakan suasana hangat dan nyaman. Suara tawa, musik dari penjual jalanan, dan aroma makanan memenuhi udara.

"Aku beli jajan dulu. Kamu tunggu sini," Chika berkata, berjalan meninggalkan Christy.

"Jangan lama-lama!" teriak Christy setengah bercanda, lalu bersandar di bangku, menatap air danau yang tenang. Angin sepoi-sepoi menyentuh kulitnya, memberikan sensasi kesejukan yang menenangkan. Ia memejamkan mata, menikmati suasana damai itu.

1 menit...

5 menit...

8 menit...

Christy masih memejamkan matanya saat tiba-tiba merasakan seseorang mendekat. Sebelum sempat membuka mata, "Muach!" sebuah kecupan mendarat di pipinya.

"Apasih! Cium-cium!" Christy membuka matanya, berpura-pura kesal. Dengan cepat, ia menghapus bekas ciuman di pipinya.

"Ish! Kok dihapus?" gerutu Chika, cemberut.

Tanpa peringatan, "Muach!" Chika kembali mencium pipi Christy, tapi seperti sebelumnya, Christy dengan cepat menghapusnya lagi sambil menahan tawa.

Chika yang kesal akhirnya duduk dengan posisi membelakangi Christy, membuka martabak yang tadi ia beli, lalu melahapnya tanpa menawari Christy sama sekali.

"Ih, apa tuh? Bagi dong," pinta Christy, berusaha mengintip dari belakang bahu Chika.

"Gaboleh," jawab Chika singkat, tetap membelakangi Christy.

YANG INDAH? | ch2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang