Sebuah mobil hitam mengilap terparkir rapi di kawasan restoran mewah di pusat kota. Mobil itu milik Gracio Harlan, yang baru saja tiba bersama keluarganya. Sore itu, setelah kompetisi musik di sekolah Chika dan Christy berakhir, Gracio memutuskan mengajak mereka makan di restoran sebagai bentuk permintaan maaf karena tidak sempat menyaksikan penampilan kedua putrinya. Kesibukan kerja yang tak bisa dihindari membuatnya melewatkan momen penting itu, dan ini adalah caranya untuk menebus rasa bersalah.
Jonathan dan shanju tidak ikut bersama mereka. Awalnya jojo ingin ikut namun shanju melarang dengan alasan supaya christy bisa family time dengan orang-tuanya
Mereka memilih tempat duduk yang berada dipojok.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Duduk sini, dek… Kitty,” kata Zean dan Chika bersamaan.
Christy menghentikan langkahnya, menatap bingung kedua kakaknya yang kini sama-sama memandangnya dengan harapan. Ia berdiri di tengah-tengah, bingung harus menuruti siapa.
“Samping aku aja, sini. Gausah dengerin dia,” Chika meraih tangan Christy dengan lembut, mencoba menuntunnya duduk di sebelahnya.
Namun, dengan cepat Zean menahan lengan Christy dari sisi yang lain. “Christy-nya jangan dipaksa!” ketus Zean sambil melemparkan tatapan tajam ke arah Chika.
“Dih! Siapa yang maksa? Situ aja yang ikut-ikutan,” cibir Chika, menaikkan alis menantang.
“Lo jug—” Zean hendak membalas, tapi ucapan itu terpotong oleh suara berat Gracio.
“Sudah-sudah! Kenapa malah ribut kalian ini?” tegur Gracio dengan nada tegas, membuat ketiganya terdiam sejenak.
“Dedek duduk di samping Mama aja, sini sayang,” ucap Shani dengan nada tenang, mencoba menengahi agar tidak ada yang merasa diabaikan. Christy mengangguk pelan, merasa lega bisa keluar dari situasi canggung itu, lalu duduk di antara Shani dan Gracio.
“Ihh, Mama…” rengek Chika, merasa tidak puas dengan keputusan itu.
“Biar adil,” balas Shani sambil tersenyum, berusaha menjaga suasana tetap damai.
Akhirnya, mereka duduk berhadapan: Chika dan Zean di satu sisi meja, sementara Christy duduk di antara orang tuanya. Tapi ketegangan di antara Chika dan Zean masih terasa, seperti percikan api yang siap menyala kapan saja.