Bab 41

494 103 15
                                    

Happy Reading


































Setelah berhari-hari penuh tekanan dan kerja keras, akhirnya semua masalah OSIS berhasil diatasi.
Vendor cadangan berhasil ditemukan berkat bantuan Dirga yang dengan cepat menghubungi kenalannya.

Marsha dan Kathrina memastikan dekorasi selesai tepat waktu, sementara Gita, Ella, dan Lulu menyusun ulang jadwal registrasi agar berjalan lebih efisien.

Bahkan Rehan dan Reza yang biasanya santai, kali ini serius membantu memastikan peralatan teknis berjalan lancar.

☀  ☀  ☀

Pagi itu, suasana di SMA Bumantara sudah berbeda dari biasanya. Udara dipenuhi dengan semangat dan antusiasme para siswa yang bersiap menyambut pertandingan basket antar sekolah.

Spanduk-spanduk warna-warni dengan tulisan “Selamat Bertanding!” dan “SMA Bumantara, Juara!” terpasang di berbagai sudut sekolah.

Anggota OSIS sibuk di setiap sudut, memastikan semua berjalan sesuai rencana.

Christy berdiri di dekat pintu masuk utama bersama Gita, Marsha, dan Kathrina, mengecek daftar kehadiran tim-tim dari sekolah lain.

Ella, Lulu, Rehan, dan Reza mondar-mandir memastikan sound system dan pencahayaan di lapangan berjalan sempurna.

Dirga, seperti biasa, sigap membantu di berbagai titik, memastikan semuanya sesuai rencana

Tim dari berbagai Sekolah mulai berdatangan, membawa serta semangat dan persaingan mereka.

Di dekat meja registrasi, Christy berdiri tapi pikirannya melayang ke tempat lain. Matanya terus mencari sosok tertentu di antara kerumunan.

Marsha, yang berdiri di sebelahnya, memperhatikan ekspresi Christy dan menyenggol lengannya pelan. “Kayaknya ini bakal jadi acara terbaik kita, Toy,” bisiknya sambil tersenyum.

Christy menoleh sekilas dan mengangguk kecil, tapi tatapannya kembali sibuk menyapu ruangan.

Marsha menyipitkan mata, memperhatikan tingkah sahabatnya itu. “kamu nyari Kak Chika, ya?” tanyanya dengan nada menggoda.

Christy tersentak sedikit, lalu buru-buru menggeleng. “Heh? Enggak, kok.”

Marsha menyilangkan tangan di dada dengan tatapan penuh selidik

“Uh-huh, yakin? Kamu dari tadi kayak satpam tau nggak, matanya bolak-balik ke segala arah.”

Christy akhirnya tertawa kecil, sadar dia nggak bisa mengelak dari sahabatnya itu.

“Iyaaa meng. Aku penasaran Kak Chika udah di mana. Dia latihan keras banget buat pertandingan ini.”

Marsha terkekeh. “Wah, wah. Dukungan dari adik tercinta nih. Pasti Chika bakal makin semangat kalau tahu kamu merhatiin dia.”

Christy mendesah pelan. “Bukan cuma semangat. Aku pingin dia menang, biar usahanya nggak sia-sia.”

Marsha mengangguk setuju. “Tenang aja, kak Chika jago kok. Aku yakin dia bakal tampil maksimal.”

Christy tersenyum, tapi tetap nggak bisa menyembunyikan kegugupannya.

“kamu tahu meng, kachika itu kalau udah serius suka lupa diri. Dia bisa maksa latihan terus walaupun capek banget.”ungkap Christy

YANG INDAH? | ch2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang