Bab 58

339 82 35
                                    

Selamat Membaca..





























Pagi itu, Christy masih mengusap wajahnya yang mengantuk saat Oma Shanju duduk di tepi tempat tidurnya.

"Dedek, ayo bangun, sayang. Jangan kesiangan," suara lembut Oma membangunkannya dengan ketukan pelan di pintu kamar.

Christy menggeliat sedikit sebelum akhirnya membuka matanya perlahan. "Iya, Oma, aku bangun..." gumamnya malas, masih enggan beranjak dari kasur.

Oma tersenyum kecil sambil memperhatikan cucunya. "Hari ini kamu ada kegiatan OSIS di panti asuhan, kan?" tanyanya sambil merapikan rambut Christy yang sedikit berantakan.

Christy mengangguk, duduk di pinggir tempat tidur dan meregangkan tubuhnya. "Iya, Oma. Aku bakal sibuk seharian," jawabnya sambil melirik jam di ponselnya.

Oma Shanju menatapnya sejenak sebelum berkata, "Bagus kalau kamu sibuk. Tapi satu hal, Oma ingin kamu tetap menjaga jarak dari Chika. Jangan terlalu dekat dengannya."

Christy yang tadinya masih mengantuk, langsung sedikit tersadar. Ia menatap Oma dengan ekspresi yang sulit ditebak, tapi dengan cepat menutupi perasaannya dengan senyuman tipis. "Enggak kok, Oma. Lagian, hari ini aku benar-benar sibuk, nggak bakal ada waktu buat ketemu Kak Chika," katanya dengan nada seolah tidak masalah.

Oma mengamati ekspresinya, seakan mencoba membaca apakah cucunya mengatakan yang sebenarnya. .

"Aku udah nggak ketemu Kak Chika setiap saat. Aku sibuk di sekolah, Kak Chika juga punya kesibukan sekarang" katanya berusaha meyakinkan.

Oma menghela napas, lalu duduk di samping Christy. "Kamu tahu kenapa Oma selalu mengingatkan ini, kan?"

Christy menunduk, menggigit bibirnya pelan. Ia tahu betul alasan di balik peringatan Oma, tapi sulit baginya untuk menerima. "Iya, aku tahu, Oma," jawabnya dengan suara pelan.

Oma Shanju mengusap lembut punggung Christy. "Oma cuma mau kamu tetap di tempat yang aman. Kamu tahu sendiri, dulu keluargamu pernah mengalami masalah besar."

Christy mengangguk kecil. "Aku tahu, Oma... Tapi kan sekarang udah nggak ada apa-apa lagi," ucapnya, mencoba meyakinkan, meskipun di dalam hatinya ia juga merasa ada sesuatu yang tidak ia pahami sepenuhnya.

Sebelum Oma sempat menanggapi, suara ketukan pintu terdengar, diikuti oleh suara berat yang khas.

"Dek, boleh Opa masuk?"

Christy dan Oma saling bertukar pandang sebelum Oma mengangguk.

"Masuk aja, mas," ujar Oma.

Pintu terbuka, dan Opa Jojo melangkah masuk dengan ekspresi serius. Ia menatap Christy sebentar sebelum duduk di kursi dekat meja belajar.

"Dek," suara Opa terdengar dalam, namun tetap lembut, "mulai sekarang dan seterusnya, kamu akan ditemani oleh bodyguard."

Christy mengerutkan kening, tidak langsung memahami maksudnya. "Bodyguard?" ulangnya, sedikit bingung.

Opa mengangguk, sementara Oma tetap diam di sampingnya. "Iya. Supaya lebih aman."

Christy merasakan sesuatu yang aneh dalam perutnya. "Tapi, Opa... Aku baik-baik aja. Lagian, aku di sekolah, di rumah, selalu ada teman-teman OSIS juga. Aku nggak perlu bodyguard..."

Opa Jojo tetap mempertahankan ekspresi tenangnya. "Ini keputusan yang sudah Opa buat. Kamu nggak perlu khawatir, dia nggak akan mengganggu kegiatan kamu. Cuma memastikan kamu tetap aman."

YANG INDAH? | ch2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang