Bab 61

459 96 44
                                    

Happy Reading..




































Christy hendak melangkah ke arah keluarganya, tapi sebelum ia sempat bergerak lebih jauh, dua bodyguard dengan sigap maju, berdiri di antara mereka seperti tembok yang mustahil ditembus.

"Minggir," suara Gracio rendah dan tegas, tetapi para pria itu tetap tak bergeming.

Oma Shanju tetap duduk tenang, ekspresinya dingin. "Christy tetap di sini."

Chika mengertakkan giginya. "Oma pikir bisa nahan dia? Kita ini keluarganya!"

Salah satu bodyguard mengulurkan tangan, memberi isyarat agar mereka menjauh. "Maaf, Pak, Bu, kalian harus pergi."

Zean yang sejak tadi menahan diri, langsung menepis tangan pria itu dengan kasar.

"Jangan sentuh kami dengan tangan kotor kalian," suaranya rendah, tapi tajam dan penuh ketegasan.

Bodyguard itu menegang, tapi tetap bersikap profesional, tidak terpancing emosi. Sementara itu, Christy berdiri kaku di tempatnya, tubuhnya gemetar menahan perasaan.

Shani menatap putrinya dengan mata penuh harapan. "Dedek, ayo pulang. Papa Mama di sini, sayang"

Christy ingin bergerak, ingin berlari ke pelukan ibunya. Tapi kakinya seakan tertanam di lantai, tertahan oleh suara tegas Oma Shanju.

"Christy, tetap di tempat."

Christy menoleh ke arah neneknya dengan wajah penuh luka. "Oma, Opa… kenapa?"

"Kami hanya ingin yang terbaik untukmu, Sayang," suara Oma Shanju tetap lembut tapi tak tergoyahkan.

"Jika mereka benar-benar menyayangimu, mereka akan mengerti bahwa ini demi kebaikanmu."

Opa Jojo menatap Gracio dengan dingin. "Christy tetap tinggal di sini. Jika kau ingin membawanya pulang, kau harus melakukannya secara hukum."

"Kalian pikir ini sudah benar?" suara Gracio semakin dalam, penuh amarah yang ia tekan habis-habisan.

Oma Shanju berdiri perlahan. "Kami sudah membesarkannya sejak kecil, dan kami lebih tahu apa yang terbaik untuknya. Jika kalian benar-benar peduli, buktikan dengan cara yang benar."

Zean menghela napas panjang, lalu berbalik ke arah ayahnya. "Percuma, Pa. Mereka nggak akan ngelepasin Christy gitu aja."

Shani merasakan dadanya sesak. Ia menatap putrinya sekali lagi, mencoba menyampaikan lewat tatapan bahwa mereka akan kembali.

"Kami akan menjemputmu lagi, Sayang," ucapnya dengan suara lirih namun penuh kepastian.

Mata Christy memanas, tapi ia hanya bisa menggigit bibirnya, menahan tangis.

Chika menatap kakek dan neneknya dengan tajam sebelum berbisik, "Kalian nggak akan bisa nahan dia selamanya."

Gracio menatap langsung ke arah Oma Shanju dan Opa Jojo. Napasnya berat, tapi suaranya tegas dan penuh ketegasan.

"Aku akan bawa ini ke hukum. Secepatnya!"

Suasana di ruangan itu seketika membeku.

Tanpa pilihan lain, Gracio berbalik, diikuti oleh Shani, Zean, dan Chika. Mereka melangkah keluar dengan kepala tegak, meski hati mereka terasa hancur.

Sementara itu, Christy berdiri di tempatnya, matanya mulai basah.













































YANG INDAH? | ch2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang