Selamat Membaca..
"Aku mau skin to skin sama kamu, kayak yang Mama pernah lakuin ke aku dulu pas aku demam tinggi. Katanya itu bisa bantu nurunin panas lebih cepat."
Mata Christy sedikit membelalak. Ia berusaha menjauhkan tubuhnya dari Chika, meskipun gerakannya lemah.
"Kak? Emang nggak ada cara lain? " suaranya serak, terdengar ragu dan malu sekaligus.
Chika langsung menggenggam tangannya dengan lembut, mengusapnya perlahan.
"Yaudah, sayang. Gapapa kalau nggak nyaman," ujar Chika dengan nada penuh pengertian. "Aku nggak akan maksa. Aku cuma mau kamu cepat sembuh."
Christy menggigit bibirnya, menunduk, merasa bersalah. Napasnya masih berat, tubuhnya semakin menggigil.
Beberapa detik berlalu dalam keheningan, sebelum akhirnya ia menghela napas pelan.
"...Tapi kalau itu bisa bantu aku cepat sembuh… yaudah aku mau.."
Chika tersenyum tipis, matanya melembut. "Beneran nggak apa-apa, sayang?" tanyanya lembut.
Christy mengangguk kecil. "Aku percaya Kamu…" suaranya hampir seperti bisikan.
Mendengar itu, Chika menghela napas lega.
Dengan hati-hati, ia melepas jaketnya, lalu menarik kaosnya ke atas. Ia menggigil sedikit saat udara dingin menyentuh kulitnya, tapi itu tidak penting.
Saat menoleh ke Christy, ia kembali ragu sejenak, lalu berbisik penuh kehati-hatian. "Boleh aku lepas baju kamu?"
Christy sedikit ragu, pipinya memerah samar. Tapi akhirnya, ia mengangguk lemah.
Dengan penuh kelembutan, Chika membantu Christy melepas seluruh pakaiannya, memastikan gerakannya pelan agar adiknya tetap nyaman.
Setelah itu, ia langsung menarik Christy ke dalam pelukannya, memastikan kulit mereka bersentuhan.
Christy menunduk karena malu. Namun, Chika segera meraih selimut di samping mereka dan menutupi tubuh mereka berdua
"Sekarang nggak perlu malu lagi, udah aku tutupin" bisiknya lembut di telinga Christy.
........
Alis Chika mengernyit, matanya menatap Christy tanpa berkedip, seakan takut kehilangan sedetik pun dari keadaan adiknya.Christy bisa merasakan bagaimana Chika mengusap punggungnya dengan lembut, seolah berusaha menyalurkan ketenangan.
Christy menatapnya beberapa detik, lalu tersenyum tipis. Ia mengecup lembut pipi Chika.
"Udah ah, nggak usah khawatir... Aku pasti sembuh, Kak."Chika merasakan sesuatu menghangat di hatinya, lebih dari sekadar suhu tubuh mereka yang bersentuhan. Ia mengusap punggung Christy lebih pelan, lalu tersenyum tipis.
"Aku nggak akan berhenti khawatir sampai kamu benar-benar sehat." bisiknya.
Christy menggumam pelan, jemarinya mencengkeram lembut lengan Chika.
"Kalau Kamu terus kayak gini, aku nggak mau cepat sembuh." ucapnya dengan nada sedikit menggodanya, meskipun suaranya masih terdengar lemah.
Chika terkekeh kecil"Hm.. Nakal ya kamu…" gumamnya, tapi ada rasa lega di hatinya. Setidaknya, Christy masih bisa bercanda.
"Tidur ya, sayang…" bisik Chika lembut.
Christy tidak menjawab, hanya semakin menyusup dalam pelukan Chika, membiarkan matanya perlahan tertutup.

KAMU SEDANG MEMBACA
YANG INDAH? | ch2
Fiksi PenggemarSemua orang bermanfaat dimata orang yang tepat ~ybs