Bab 43

521 115 35
                                    


⚠️ PERHATIAN!!!! ⚠️
Dosis kemesraan berlebih—siap-siap dibuat tegang maksimal!!! 🔥💖🔥










































"Kenapa nggak ikut, dek?”

Christy menghela napas pelan. “Aku masih harus ngurus beberapa hal buat OSIS. Acara ini belum benar-benar selesai, ada evaluasi dan beres-beres barang.”

Sebelum ada yang sempat menanggapi, Marsha dan Kathrin langsung menepuk pundak Christy dari belakang.

“Udah, toy. Pergi aja,” kata Marsha dengan senyum meyakinkan.

Kathrin mengangguk setuju. “Iya, tenang.. Nanti aku sama yang lain permisiin kamu ke ketua OSIS dan panitia lain."

"Lagian, kamu udah kerja keras banget buat event ini. Semua orang juga tahu kok, tanpa kamu acara ini nggak bakal sesukses ini.”

Christy mengerjap, tampak sedikit bimbang. “Tapi... aku nggak enak kalau harus pulang duluan…”

Kathrin tertawa kecil. “Christiii, plis deh. Ini buat kachika juga, kan? Kamu berhak ngerayin kemenangan dia bareng keluarga.”

Marsha ikut menimpali, “Udah nggak usah pikir panjang. Sana, sebelum Kak Chika ngambek.”

Christy menoleh ke arah Chika yang sejak tadi diam, menatapnya dengan tatapan penuh harap.

Sejenak, Christy berpikir. Dia memang tipe orang yang nggak enakan, apalagi meninggalkan tanggung jawab.

Tapi di sisi lain, ini malam spesial buat Chika, dan dia nggak mau mengecewakan kakaknya.

Akhirnya, Christy menghela napas dan tersenyum. “Oke deh, aku ikut. Tapi kalian beneran bisa urus semuanya?”

Marsha mengangkat jempol. “pasti toy!”

Kathrin menepuk pundaknya sekali lagi. “Jangan khawatir, pokoknya.”

Chika langsung menarik tangan Christy dan menggenggamnya erat. Senyum lebarnya kembali muncul.

Gracio, Shani, Oma Shanju, dan Opa Jojo tersenyum lega. Dengan perasaan lebih ringan, mereka pun berjalan bersama menuju mobil, siap merayakan malam spesial itu sebagai sebuah keluarga.














• • •

Di Dalam Mobil

Chika merengek pelan, tangannya tetap merentang, meminta pelukan lagi. "Energiku habis, aku butuh recharge”

Christy menghela napas sambil tersenyum kecil. “Recharge bisa nanti, Kak. Aku ikat rambut kamu dulu biar kamu nggak kepanasan.”

Chika akhirnya menurut, meskipun wajahnya masih tampak malas-malasan. “Habis main tuh capek tau… Aku butuh pelukan.”

“iyaa sabar, sayang. biar kakak nggak kepanasan, biar kalau peluk nggak lengket-lengket.”

YANG INDAH? | ch2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang