Bab 55

641 125 141
                                    

Happy Reading....

































Christy berjalan pelan di lorong sekolah bersama Marsha dan Zee, berbicara tentang tugas yang harus mereka kerjakan.

Tiba-tiba, tanpa peringatan, tubuhnya terangkat dari belakang, membuatnya terkejut. Dengan cepat, ia melihat Chika menggendongnya ala bridal style.

"Kak, apaan sih?!" teriak Christy, mencoba melepaskan diri, namun Chika tetap erat memegang tubuhnya.

"Kita harus ngomong, aku udah tau semuanya, Christy!" suara Chika tegas namun penuh emosi, seolah-olah mengandung kepedihan yang begitu dalam.

Teman-teman Christy hanya bisa diam, tidak ada yang berani menghalangi atau berkata apa-apa.

Mereka hanya bisa terdiam melihat Chika yang dengan penuh keyakinan membawa Christy ke tempat yang sepertinya sudah ditentukan.

































Sesampainya di rooftop, Chika meletakkan Christy dengan lembut, meski tangannya masih menggenggam erat tangan adiknya.

Christy tampak kebingungan, menatap kakaknya dengan tatapan penuh tanya.

"Aku udah tau semuanya christy! Aku tau alasan kamu ngejauh!!"
Chika terengah-engah, dan ia memegang dada, mencoba menenangkan diri.

"Kenapa nggak cerita sama aku, Dek?" suaranya mulai bergetar, menahan tangis.

"Aku nggak habis pikir kenapa kamu harus sembunyiin hal sebesar ini sendiri. Kenapa nggak bilang kalau kamu merasa terhimpit di antara kita semua?"

Christy hanya menunduk, matanya mulai berkaca-kaca, tapi ia berusaha menahan diri agar tidak menangis.

"Aku... aku nggak mau bikin kamu tambah sakit, Kak," jawab Christy pelan, hampir seperti bisikan.

"Aku nggak mau ada yang terluka."

Chika menarik napas dalam-dalam, mencoba meredam perasaan yang seakan meledak.

"Justru dengan kamu ngejauh, bikin aku menderita, Dek. Aku bingung, kenapa kamu harus ngejauh dari aku?"

"Aku nggak ngerti kenapa kamu nahan semuanya sendiri, kenapa nggak bilang ke aku, dek?!!!."

Christy menunduk lalu mulai terisak.

Chika menatap Christy dengan penuh haru, matanya mulai berkaca-kaca.

"Aku minta maaf, kalo selama ini aku egois. Aku cuma mikirin perasaan aku, tapi aku nggak pernah mikirin betapa beratnya tekanan yang kamu rasain."

Suaranya terhenti, ia mencoba menahan tangis yang hampir pecah. "Aku nggak mau kamu merasa sendirian, Christy. Aku di sini buat kamu, selalu."

Christy akhirnya menatap kakaknya, air matanya mulai menetes.

"Aku... aku cuma takut, Kak. Takut kalau aku milih, ada yang terluka," jawabnya dengan suara terbata-bata.

Chika menggenggam kedua tangan Christy, menariknya lebih dekat.

"Kamu nggak perlu milih, Dek. Kita nggak perlu milih"

"kita lewati ini bareng-bareng, ya" katanya dengan penuh keyakinan, meskipun hati Chika terasa sakit karena melihat adiknya menderita begitu lama.

Christy menatap Chika dengan mata yang sedikit berembun, lalu tersenyum kecil. "Kalau Kakak bilang kita bisa lewatin ini bareng, aku percaya."
.....


















































YANG INDAH? | ch2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang