Bab 10

1.7K 131 6
                                    

Selamat Membaca..












Empat hari kemudian...

Hari ini tanggal merah, dan Christy memutuskan mengunjungi rumah papanya. Ia berencana menginap karena Jojo dan Shanju sedang ada urusan di luar kota. Selain itu, Christy ingin menebus janjinya yang batal pada Chika. Shani sudah tahu akan kedatangan putri bungsunya itu, tapi Christy sengaja tidak memberi tahu Chika, berniat memberikan kejutan untuk kakaknya itu.

Di ruang tamu, Shani, Zean, dan Chika sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Suasana rumah tenang, hanya terdengar suara TV dan sesekali derik pena yang menari di atas kertas. Tanpa mereka sadari, si bungsu telah berdiri di ambang pintu.

"Ekhem!" Christy berdehem pelan, cukup untuk menarik perhatian.

Mereka bertiga menoleh serentak. Mata Chika langsung berbinar melihat sosok adik kesayangannya berdiri di sana dengan senyum manis.

"Kitty!" seru Chika girang, beranjak cepat dari sofa.

"Haiii!" sapa Christy, membuka tangan lebar-lebar siap menerima pelukan.

"Kok nggak bilang mau ke sini? Tau gitu aku jemput, sayang!" Chika memeluk erat Christy, seakan melepas rindu yang sempat tertahan.

"Sengaja, biar surprise," jawab Christy sambil terkekeh kecil.

"Eumm… ini mah ada bingkisan..." Christy menyodorkan parsel berisi buah-buahan yang sudah tertata rapi.

"Gausah repot-repot, dek. Ngomong-ngomong, sama siapa ke sini, nak?" tanya Shani sambil tersenyum.

"Dianter Mang Aji, Mah," jawab Christy, lalu mencium punggung tangan Shani.

"Tumben banget ada abang juga," Christy menyalami Zean dengan hormat.

"Kalo akhir pekan, abang selalu di rumah, dek. Kamunya aja yang jarang main ke sini, makanya nggak liat aku," jelas Zean, pura-pura merajuk.

"Iya deh," balas Christy sambil tertawa kecil.

"Abang kangen banget, loh!" Zean tiba-tiba memeluk Christy dengan erat.

"Lepas! Lepas... lepasiiin!!" Chika langsung mencubit-cubit lengan Zean dengan gemas.

"Awshh, ck! Apasiih?!" Zean meringis kesakitan.

"Kachika nggak boleh!" tegur Christy sambil menahan tawa.

"Kamu peluk aku aja, jangan peluk dia!" Chika memasang wajah cemberut, membuat semua orang di ruangan itu tertawa.

"Ma, liat Chika, deh," adu Zean sambil menunjuk adiknya.

"Mi liit Chiki, mi," ejek Chika, menirukan nada Zean.

"Kak..." Shani hanya menggelengkan kepala melihat tingkah anak-anaknya.

"Abang duluan peluk-peluk adek aku!" Chika terus membela diri.

"Christy juga adek gue, woi!" sentak Zean.

"Anak cowo nggak diajak!"

"Justru karena gue cowo, gue bisa jaga Christy!"

"Dih... lo pikir gue nggak bisa?"

"Enggak!"

"BISA!"

"ENGGAK!"

Melihat perdebatan yang nggak ada habisnya, Shani hanya bisa menghela napas.

YANG INDAH? | ch2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang