Bab 56

747 112 61
                                    

Selamat Membacok.. 😈



























Chika duduk dengan wajah serius, menatap kedua orang tuanya. Suaranya terdengar tegas, meskipun ada sedikit getaran di dalamnya.

"Aku udah tau semuanya, Pa, Ma!"

"Tentang hak asuh Dedek. Kenapa sih harus dipermasalahkan lagi?Christy udah nyaman di sana, sama oma opa. Kita juga bisa ketemu tiap hari. Kenapa harus ada masalah kayak gini?"

Gracio terdiam, tampak agak terkejut. Dia menatap Chika, berusaha mencari kata-kata yang tepat.

"Papa cuma nggak mau suatu saat dedek jauh dari kita, keluarga intinya. Papa merasa kalau dia lebih dekat sama oma opa, dan papa tidak mau dia ngerasa terlupakan oleh kita"

Chika langsung berdiri dengan wajah penuh emosi. Ia menatap papanya dengan marah.

"Papa jahat, Pa! Christy udah nyaman di sana, oma opa udah ngurusin dia dari kecil! Kenapa sih nggak bisa nerima aja kalau dia bahagia di sana? Papa nggak seharusnya bikin masalah kayak gini lagi!"

Gracio mencoba menenangkan. Ia mendekatkan diri kepada Chika, berharap bisa meredakan ketegangan.

"Kakak, tenang dulu. Papa yakin bisa menang dalam hal hak asuh ini. Nanti Dedek kan bakal tinggal sama kita, selamanya"

Chika menatap papanya dengan marah. "Tapi, Pa, kasihan Christy! Dia nggak bisa ninggalin oma opa yang udah ngurusin dia sejak kecil!"

" Kenapa kalian kasih dia pilihan yang berat kayak gitu? Dia nggak bisa milih, Pa! Kalian nggak ngerti perasaannya!"

Shani, yang duduk di samping Gracio, mencoba melerai ketegangan. Ia mengelus tangan Chika dengan lembut.

"Chika, tenang dulu kak.. Kita nggak maksud nyuruh Dedek pilih antara kita atau oma opa. Tapi kita yakin pasti ada jalan keluarnya, supaya nggak ada yang merasa ditinggalkan."

Chika menatap ibunya dengan penuh emosi, lalu berkata dengan suara yang hampir pecah.

"Kalo sampai aku nggak bisa lagi ketemu Christy, aku nggak mau ngomong sama papa lagi! "

Gracio tampak cemas dan menghampiri Chika. Dengan lembut, ia mencoba meyakinkan anaknya.

"Kak!, kamu harus percaya sama papa. Kita bisa bantu Dedek buat memilih, dan kita akan pastikan semuanya bisa selesai dengan baik."

Chika menunduk sejenak, merasa kebingungan, lalu mengangkat wajahnya.

Shani menghela napas, mencoba mengerti perasaan anaknya. Ia berbicara dengan suara lembut.

"Kita cuma pengen semuanya selesai dengan cara yang terbaik, sayang. Tapi kita juga harus inget, keluarga itu harus saling mendukung, walau kadang keputusan kita nggak mudah."

Chika menatap mama dan papanya, hatinya penuh keraguan tapi juga harapan.

"Aku nggak mau kehilangan Christy, Pa, Ma. Kita harus tetap sama-sama," katanya dengan lembut, penuh ketulusan.






























































•••
Pagi hari setelah selesai berberes christy menuruni anak tangga dengan santai bersiap untuk berangkat ke sekolah, tapi langkahnya langsung terhenti saat melihat dua sosok yang berdiri di depan pintu.

Matanya membesar.

Kak Chika? Bang Zean?

Tatapan Christy langsung tertuju pada Chika yang berdiri di samping Zean.

YANG INDAH? | ch2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang