rumah sakit 5

65 4 0
                                    

Setelah menunggu berita sang dokter tak waktu lama dokter pun keluar dari ruangan ICU.

"Permisi pak afan di panggil pasien harun lagi" ucap dokter

"Kalau nggak penting hantam tuh pang" ucap afan dalam hati

Afan pun kembali masuk, dia menatap wajah harun yang sudah sadar dengan keadaan menahan sakit.

"Kenapa sih babang barbel?" tanya afan

"Jangan panggil abang mu begitu dong eshhh" balas harun

"Oke deh fine kenapa?" tanya afan

"Kok tangan ku agak sakit ya? Kayak habis di cubit apa jangan² kamu cubit tangan ku vando?" tanya harun

"Lah aku saja baru datang bang ya kali cubit tangan abang" jawab afan

"Mampus dah dia kesakitan gara² cubitan tadi tapi siapa suruh buat ku cemas" kata afan dalam hati

"Jangan bohong kamu! Jelas² di wajah mu terlihat bohong" balas harun

"Oke deh adek akui emang vando yang nakal tapi abang lebih nakal karena abang waktu itu aku jadikan bahan pelampiasan amarah kak adara" jawab afan

"Pelampiasan amarah adara?" tanya harun

"Iya, dia menyalahkan diriku sampai² ku di sudutkan tapi ada bang rakha yang rela belain diriku" jawab afan

Harun pun mengangguk dan afan menatap wajah abangnya dengan seksama.

"Kenapa? Kok malah natap abang begini" tanya harun

"Kok bisa ya orang yang sangat marahi ku bahkan nasehati ku soal penyakit yang ku alami secara diam² malahan dia lebih bahaya daripada diriku" ucap afan

"Maksud mu? Abang gak paham" bingung harun

"Abang akui sendiri atau perlu aku minta kak adara kesini untuk marahi abang?" tanya afan

"Akui apa?" tanya harun

"Soal penyakit abang" jawab afan

Ya kini harun memahami apa yang dimaksud oleh adeknya itu dan dirinya menghela nafas dengan kasar.

"Abang akui emang banyak penyakit yang abang derita dari kanker paru² baru stadium kedua dilanjutkan batu ginjal setelah itu gak lama usus buntu" jawab harun

"Tuh kan sekarang abang barbel mau apa? Mau vando marah atau semua orang yang di luar ruangan ini marahin bang barbel?" tanya afan

Harun pun terdiam tak lama dokter datang.

"Permisi pak mohon maaf ganggu, jadi saya tadi ingin beritahu kepada anda bahwa penyakit yang di derita abang bapak ini sudah sangat bahaya kemungkinan nyawa nya akan hilang dan apakah bisa nanti di operasi?" tanya dokter

"Operasi?" kaget afan dan harun

"Iya mengingat batu ginjal dan kanker paru² ini yang kebetulan barusan ada pasien mengalami kecelakaan alhamdulillah organ tubuh nya masih bagus dia minta untuk donorkan organ tubuh nya kepada orang yang membutuhkan jadi apakah bisa di operasi?" jelas dokter

"Bisa kasih waktu?" tanya afan

"Baik saya akan kasih waktu 24 jam kalau begitu saya permisi dulu" jawab dokter

Dokter pun pergi lagi dan lagi afan kembali menangis tapi dia tak nangis depan harun.

"Kamu kenapa dek? Nangis ya?" tanya harun

Afan segera hapus air mata nya dan tersenyum depan harun.

"Hah? Seorang vando cengeng? Ya kali abang ini vando tuh anak kuat gak cengeng" jawab afan

"Aku tau dek kamu jangan ngomong seperti itu karena percuma saja" balas harun

"Ya aku akui aku nangis karena apa? Karena babang barbel bisa nggak bang jadi orang tuh jangan sok polos begini depan diriku? Apalagi pas abang sakit begini" marah afan

Tak lama adara datang.

"Fan itu ada pihak kepolisian nyari kamu katanya urusan kemarin" kata adara

"Iya kak aku akan kesana, oh ya kak adara tolong jaga babang barbel ku ya?" jawab afan

Afan pun pergi dan adara mendekati suami nya itu yaitu harun.

"Gimana kondisi kamu? Kamu baik² saja kan? Aku cemas tau kamu begini apalagi soal penyakit kamu itu" kata adara

"Aku baik² saja kok kamu jangan cemasin aku" jawab harun

"Btw si afan tadi bilang jagain babang barbel itu siapa?" tanya adara

"Itu aku" jawab harun

"Perasaan nggak ada deh nama kamu barbel² gitu" balas adara

"Dari nama gabriel dulu waktu kecil aku di panggil itu tapi afan nggak bisa ngomong jadi manggil barbel sampai sekarang masih sama" jelas harun

"Oh begitu ya" jawab adara

"Aku mau tanya boleh?" tanya harun

"Silahkan saja" kata adara

"Kamu marah sama afan? Karena kondisi ku begini? Sampai marahi dia dan bentak² dirinya?" tanya harun

"Aku kelepasan waktu itu karena di pikiran ku hanya kamu saja tak mikir apa²" jawab adara

"Tapi kamu tau sendiri kan? Afan itu tak bisa di bentak oleh orang apalagi marahi dia dari kecil sampai sekarang abang² atau kedua orang tua nya nggak pernah loh" balas harun

"Iya aku minta maaf nanti aku bilang maaf deh ke afan" kata adara

Di sisi lain terlihat di depan rumah sakit ada polisi dan juga afan.

"Kenapa sih? Lagi asik marahi pasien nya loh" kesal afan

"Mohon maaf menganggu jadi saya ingin bilang tolong jangan buat urusan kami jadi mudah" kata polisi

"Maksud dari kata mudah?" tanya afan

"Anda kan yang minta anak buah anda sendiri untuk cari perampok itu?" tanya polisi

"Enggak tau apa² dan sejak kapan juga ngomong sama mereka? Jelas² dari awal masih di rumah sakit gak pernah ke rumah apalagi ke markas" jawab afan

"Oke kalau begitu dan insya Allah akan diadakan persidangan untuk perampok itu dalam waktu seminggu saya harapkan anda dan abang anda bisa hadir" ucap polisi

"Baik akan di pastikan nanti tapi jika gak gapapa kan?" tanya afan

Tapi polisi malah pergi begitu saja buat afan kesal dan dirinya kembali masuk dalam rumah sakit.

Youngest childTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang