Zee menerobos kerumunan para cowok cowok yang mencoba untuk menghalangi nya masuk.
saat ia berhasil masuk kedalam, ia melihat Reva, adiknya sedang asik menikmati narkoba dan juga minuman alkohol.
Zee langsung menarik kerah jaket kulit Reva. gadis itu sangat kaget saat melihat kakak nya berada di sini.
wajah Zee terlihat sudah sangat merah karena menahan amarah." pulang sekarang atau lo gue bunuh di sini?." ucapnya.
Reva menepis tangan Zee. ia berjalan begitu saja menerobos kerumunan itu.
"gue berharap lo nggak ngebunuh adek lo Zee." ucap Anya.
Zee berjalan keluar dari rumah itu dengan di ikuti oleh ke empat temannya.
teman teman Reva hanya dapat melihat saja karena jujur mereka juga takut melihat Zee tadi.
"gue cabut deluan." ucap Zee kepada keempat temannya.
"hari hati Zee. jangan gegabah, bisa bisa adek lo mati di tangan lo sendiri." ucap Khalid.
Zee hanya diam saja. ia pun masuk kedalam mobil nya dan menjalankan mobil itu untuk menyusul adiknya yang sudah pergi deluan.
kini kedua mobil sport itu baru saja terparkir di depan rumah mewah nya. Zee buru buru keluar dari mobil saat Reva juga keluar dari mobil nya sendiri.
ia menarik kerah jaket Reva lagi lalu menyeret adik nya itu masuk kedalam rumah. Reva terlihat sudah pasrah. bagaimana pun, ia tetap lah salah.
Zee langsung mendorong tubuh Reva ke lantai. gadis itu pun terjatuh. Shani, Gracio, Adel dan juga Zean kaget melihat kejadian itu.
tanpa aba aba, Zee langsung meninju wajah adik nya itu tanpa ampun. ia sudah tidak terkendalikan lagi.
BUGHH...BUGGHH... BUGHH...
wajah gadis itu sudah babak belur.
"berhenti Zee." ucap Shani.
Zee tidak perduli dengan suara mama nya itu. "sialan lo anak anjing. tolol banget, malu maluin kelurga lo bangsat."
BUGGHH...BUGGHH...
kini Zee sudah menendang perut Reva hingga mulut gadis itu memuntahkan darah. tentunya Shani menangis melihat kejadian yang terjadi secara tiba tiba ini.
Cio melerai kedua anak nya itu. Shani mendorong tubuh Zee hingga gadis itu terdorong kebelakang. untung nya ia masih dapat menyeimbangi tubuhnya.
sedangkan Reva sudah terbaring lemas di lantai dengan darah yang berserakan di lantai dan baju nya. ia di bantu oleh Zean, Adel dan juga papanya.
Shani menangis lalu menangkup kedua pipi Zee dengan tangan yang sangat bergetar. ini pertama kali nya anak anak nya berkelahi sehebat ini.
nafas anak gadis nya itu masih terhembus dengan cepat. ia masih menahan emosi nya. Shani juga menepuk beberapa kali pipi Zee agar anak nya itu tersadar.
"Zee... lihat mama nak."
Zee membuang pandangannya. ia tidak kuat melihat mamanya yang sudah menangis ini. tanpa sadar, akhirnya air matanya juga ikut mengalir. pertahanannya runtuh seketika.
"kamu kenapa Zee? kenapa kamu pukul Reva?.". tanya Shani.
Zee langsung melihat ke arah mama nya dengan air mata yang masih terus mengalir.
" dia udah malu maluin keluarga ma. tadi aku lihat dia pesta narkoba sama alkohol. aku lihat dengan mata kepala aku sendiri ma, pa. " ucap gadis itu. tetapi,tanpa di duga Zee memukul kembali wajah Reva yang terlihat sudah membiru di mana mana secara tiba tiba.