Bab 1

31K 1.4K 28
                                    

Halo guys, ini cerita pertamaku tentang YiZhan. Ini murni cerita fiksi penggemar yang author buat dan tidak ada hubungannya dengan real life mereka (Wang Yibo dan Xiao Zhan). Jangan lupa tinggalkan komen dan voted ya, hehe. Jika kalian suka, author lanjutin..



~Selamat membaca~



-Hari yang Aneh-


"Xian Xian, hiks, maafkan Papa ..., maaf," isak seorang pria yang tengah menangkupkan wajah menggunakan kedua telapak tangannya yang gemetar, duduk di bangku taman yang tenang nan asri, namun berbanding terbalik dengan suasana hatinya.

Penampilannya kacau, bibirnya pucat, mata phoenix-nya terlihat sembab sebab mengalirkan butiran air bak derasnya sungai yang mencari hilirnya. Betapa hancurnya pria dewasa itu, hingga tak kuasa menahan kesedihannya, betapa kesepian dan frustasinya pria itu, hingga mengadu pada pohon dan rerumputan di sekitarnya.

Banyak orang berlalu lalang sore ini. Kondisi pria manis yang sedang tersedu itu tentu menarik atensi di sekitarnya. Ada yang sekedar melirik simpati ke arah pria yang nampak kehilangan jiwanya itu, ada pula yang mencibir dan bergumam begitu asyiknya, lalu melanjutkan kembali aktivitas mereka.

Pria manis itu kini melepaskan tangkupannya, kemudian meremas dadanya yang begitu nyeri. Bagaimana tidak, hati Ayah mana yang tak sakit ketika kehilangan anak semata wayangnya karena penyakit yang diderita sejak masih bayi?

"Xian Xian, apa sekarang kamu sudah tidak merasakan sakit lagi? Apa kamu merasa lebih baik, nak?" racaunya pelan sembari mengulas senyum getir mengingat anaknya yang setiap kali mengeluh kesakitan ketika penyakitnya kembali mengusik tubuh anak mungil itu.

"Hiks ..., benar, sekarang Xian Xian tak akan merasakan sakit lagi," gumamnya.

Pria manis itu perlahan menyeka air matanya lalu menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi taman, tatapannya mengarah ke depan, namun tak fokus. Cukup lama ia menatap kosong, hingga ia disadarkan suara anak kecil yang mengaduh karena terjatuh.

"Awuu ...!" anak kecil kisaran usia 3 atau 4 tahun itu jatuh tertelungkup mendaratkan dagunya ke tanah.

Xiao Zhan, pria manis berusia 28 tahun yang baru saja kehilangan sang putra tercinta, melihat anak kecil seusia anaknya terjatuh tak jauh darinya sontak membuat kakinya tergerak dan berlari, membantu anak itu berdiri.

"Xian Xian ..., aiyo, apakah sakit? Maafkan Papa, maaf nak, kamu terjatuh karena Papa tidak mampu meraihmu lebih cepat tadi, maafkan Papa," katanya begitu panik, sembari menelisik setiap jengkal anak itu kemudian memeluknya seraya mengusap-usap kepala mungil yang ada dalam dekapannya untuk memberikan ketenangan.

"Mommy?" ucap sang anak yang kini mengalungkan kedua lengan pendeknya pada leher Xiao Zhan dan menyembunyikan wajah gembulnya di bahu pria manis itu.

Menyadari bahwa suara anak kecil itu berbeda dengan suara putranya, Xiao Zhan melepaskan pelukan itu lalu menangkup wajah mungil dengan pipi chubby yang kemerahan karena terlalu lama berada di luar dengan dinginnya cuaca hari ini.

"Kamu ..., bukan Xian Xian," mata Xiao Zhan kini kembali berkaca-kaca.

Anak itu masih betah mengalungkan lengannya pada leher jenjang Xiao Zhan, dan menatap lelaki dewasa yang nampak cantik? tampan? atau manis dan rapuh itu lekat-lekat seolah jika ia berkedip mungkin saja sosok penuh perhatian di hadapannya ini akan menghilang.

Can I Call You Mommy?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang