Halo, author balik lagi nih, saya usahakan untuk update setiap hari jika tidak ada kendala ya. Karena baca komen kalian author jadi semangat, hehe. Terima kasih semua~
~Selamat Membaca~
-Bosan Hidup-
"Papa, kenapa Papa selalu menangis ketika melihat Xian Xian?" tanya anak laki-laki yang tengah terbaring lemah di ranjang rumah sakit, menatap pria dewasa yang berdiri di sampingnya sembari menangkup tangan mungilnya.
Wajah sosok yang tak berdaya itu terlihat begitu pucat, sorot matanya sayu, napasnya sangat halus dan tipis, itu pun dibantu dengan alat pernapasan yang menutupi sebagian wajah mungilnya.
"A-Xian ...." Suara lembut dari pria dewasa yang masih menatapnya dengan kasih sayang. Air matanya tak mau berhenti mengalir. Ingin menarik kedua sudut bibirnya pun rasanya sangat berat.
"Papa, apa Xian Xian nakal?"
"Tidak, Nak. Xian Xian sangat baik, Xian Xian anak yang pintar, Xian Xian adalah malaikat kecil Papa yang paling manis," jawab Xiao Zhan, sembari mengelus surai yang menutupi kening putranya. Tak lupa juga ia suguhkan senyum terbaik yang ia bisa sehingga gigi kelincinya menyembul dari persembunyian dan matanya menyipit seperti bulan sabit.
Mendengar jawaban sang ayah, tentu saja membuat anak itu senang. Namun, ia hanya bisa tersenyum tipis menanggapinya.
Xiao Zhan tahu, ia sangat tahu bahwa saat ini anaknya sedang menahan sakit. Anak yang begitu ceria, tak pernah diam, selalu menertawakan setiap kata-kata gombal sang ayah, kini terbaring lemah dan minim ekspresi. Ini terlalu menyiksa, bagi Xiao Zhan maupun Xiao Xianxian. Tolong hentikan penderitaan ini ... tolong!
"Papa ... Xian sayang Papa," ungkap Xiao Xianxian sekuat tenaga. Senyumnya telah hilang, matanya semakin menyipit.
"Papa juga sayang Xian Xian, Papa akan selalu sayang Xian Xian, dan apapun yang Xian Xian minta akan selalu Papa berikan. Tapi, Xian Xian harus sembuh dulu, ya? Papa tahu Xian Xian sangat kuat," bisik Xiao Zhan sembari mendekatkan wajahnya pada telinga putranya.
Xiao Xianxian hanya mengedipkan matanya, sekuat tenaga mengungkapkan keinginan terakhirnya, "Papa, harus selalu tersenyum, Xian Xian suka senyum Papa ...."
Xiao Zhan hanya mengangguk, menempelkan keningnya pada kening sang putra, bibirnya terkatup rapat, tak sanggup mengeluarkan sepatah kata lagi atau ia akan menangis sejadi-jadinya di hadapan sang putra.
Tersenyum? Bagaimana mungkin Xiao Zhan bisa tersenyum di saat sumber kebahagiaannya tengah redup daya hidupnya.
"Papa ... sa- kit," kata terakhir yang Xiao Xianxian ucapkan pada sang ayah. Matanya menutup sempurna, napasnya tak lagi berhembus. Ia tertidur sangat tenang dan pulas sekarang.
"A-Xian ...!"
Bibir Xiao Zhan bergetar saat menyebut nama putra terkasih yang kini telah tertidur untuk selamanya. Tangannya mengusap wajah sang anak dengan lembut, namun Xiao Xianxian tak lagi bereaksi terhadap sentuhannya.
Xiao Zhan tak sanggup lagi, hatinya teriris begitu dalam dan tatapannya hanya memancarkan keputusasaan yang tak berujung, "Xian Xian! Maaf ... maafkan Papa. A-Xian ... aaargghhh!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Call You Mommy?
FanfictionXiao Zhan, Dokter manis yang baru saja kehilangan putra tercinta karena penyakit bawaan dari Almarhum sang istri, bertemu dengan anak kecil yang disebut "Tuan Muda" seumuran putranya yang memanggilnya Mommy. "Mommy, ayo kita pulang!" "Ke-kenapa ka...