Tertemukan?

26 9 3
                                    

"Kemana kita harus melemparkan kepercayaan itu?"

-Shanzara Grazeeliam-

"Ada banyak jenis topeng di dunia ini. Ada yang seperti air, terlihat tenang. Namun, yang terlihat tenang bisa lebih mengejamkan."

-Enigma of Damaged Love-

***

"Gue pengen cepat lulus dari sekolah ini." gumam gadis itu, ketika sampai di gerbang sekolah—Moonlight School.

Banyak pasang mata yang terus menatapnya sepanjang berjalan. Tatapan yang menelisik penampilan Shanza dari atas sampai bawah.

"Kak Shanza, kakak yang waktu itu hilang, ya?"

Shanza hanya bisa tersenyum kikuk saja. Ternyata tragedi itu membuat satu murid sekolah tahu. Bahkan, kebanyakan dari mereka melihat ke arah kaki Shanza. Yang katanya ada bekas cambukan membekas.

Senyum Shanza kembali mengembang saat Alea dan Zara, sahabatnya, berhamburan menghampirinya. Keduanya tampak kelelahan, mata mereka sembab, dan wajah mereka dipenuhi kekhawatiran.

"Shanza! Lo kemana aja semalam?! Astaga, kita kebingungan nyari lo!" pekik Zara, yang tangannya tak sengaja mencengkeram lengan Shanza.

Gadis itu meringis pelan, membuat sangat empu nya panik. "Sorry ..." desis Zara sedikit panik.

"Kalian ke rumah gue? Ngapain?" tanya Shanza, mengalihkan pembicaraan dengan wajah heran.

Zara langsung menyahut, "Ya mau nginep, lah. Lo nya malah enggak ada. Mana adek lo nangis, nyari lo. Kemana semalam?"

Sial, batin gadis itu.

Semalam dia tidak pulang, dan terpaksa menginap di sebuah perumahan. Saking paniknya, dia melupakan adiknya di rumah. Zara dan Alea terus menatap dirinya, menunggu jawaban.

"Gue semalam keluar bentar sih. Mau ke pak satpam komplek bentar. Eh tahu nya, gue malah ketiduran di situ. Pas jam 4 shubuh gue pulang, Rezfan udah enggak ada." jawab Shanza sambil cengengesan.

Jawaban itu mendapat toyoran dari Zara.
"Ya iya lah! Kita titipin ke tante Astri. Ceroboh banget sih lo. Kita panik setengah mati, ditelepon enggak aktif." timpal Zara, dengan wajah kesal dan nada geram.

"Hehe, sorry ya Alea, Zara. Gue bikin kalian khawatir. Habisnya, gue lupa charger tuh hape sampe mati total." Shanza berusaha menenangkan sahabatnya, meskipun hatinya terasa tidak nyaman.

"Oke, kita maafin. Lain kali kalo ada apa-apa kabarin kita. Lo bebas kabarin siapapun, asal jangan hilang kabar." ucap Zara, sambil memeluk Shanza erat.

Shanza membalas pelukan itu. Setelahnya, dia duduk, dia merasa bersalah telah membohongi sahabatnya itu. Entah, ucapan malam itu terus terngiang-ngiang. Mengingat-ingat ucapan Myst Ariam.

"Jangan terlalu percaya pada orang-orang."

Di mana Bunda? Sia-sia gue ke hutan itu malam-malam. Ternyata, informasi yang gue bawa cuman Myst Ariam, seseorang yang ngambil Bunda. Lalu, siapa pisau yang akan menusuk itu?

Siapa ... siapa yang bakalan berkhianat?

Shanza terus melamun sehingga dia tidak sadar, ada seseorang yang di sampingnya melihatnya dengan tatapan dalam. Tapi, suara berdeham menyadarkan lamunannya.

"Ekhem ...."

Mata gadis itu melirik ke suara arah di  sampingnya. Dia sedikit terkejut, jika itu adalah Ardhan.

Enigma of Damaged Love (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang