Jeruji nyawa

75 14 18
                                    

"Kejahatan selalu berpihak karena kebaikan seringkali memerlukan kesabaran dan ketekunan untuk berkembang, sementara kejahatan menawarkan jalan pintas yang tampak lebih mudah."

-Enigma of Damaged Love-

"Mengikuti hawa nafsu hanya akan membuat mu terjebak dalam lubang yang suram. Hawa nafsu itu menyesatkan, dan akan menyesal jika dirimu telah mengikutinya."

-Damian Khelfiana Gamara-

"Manusia itu punya banyak topeng. Dia bisa menjadi baik bak malaikat, dan jahat seperti iblis. Jangan munafik, setiap manusia pasti punya sisi gelap."

Renald Alric Bravaska

Matahari pagi menyinari celah-celah kayu lapuk di dinding gudang. Shanza terbangun dengan kepala berdenyut dan tubuh terasa berat. Ingatannya samar-samar, terakhir kali dia ingat, dia sedang diikat dan tubuhnya terus di siksa, kemudian ... gelap.

Dia mencoba bangkit, namun rasa sakit menusuk di pergelangan kakinya. Tali yang mengikatnya masih terikat erat, hanya saja sudah terurai sedikit. Dengan tenaga yang tersisa, Shanza berhasil melepaskan tali itu. Kakinya terasa lemas, setiap langkahnya terasa berat dan nyeri. Dia berjalan pincang, keluar dari gudang yang gelap dan lembap.

Udara pagi yang sejuk menerpa wajahnya. Di kejauhan, dia melihat beberapa murid baru pulang dari kegiatan Rabu Malam. Mereka tampak lelah, kantuk masih menempel di wajah mereka. Shanza mengenali beberapa di antara mereka, murid kelas 10 yang baru masuk beberapa bulan lalu.

"Heh! Itu kak Shanza kelas 11 yang hilang malam itu?"

"Iya, katanya dia hilang kemarin malam!"

"Lapor! Kita lapor kak Damian, kak Shanza udah kembali!"

Suara-suara itu semakin jelas, membuat Shanza tersentak. Mereka mengenalnya. Dia teringat kejadian malam itu, saat semua murid dikumpulkan kembali di lapangan sekolah. Dia tidak ada di sana. Hilang. Mereka mencari ke mana-mana, bahkan ke gudang tempat dia disembunyikan.

Shanza menunduk, berusaha menyembunyikan wajahnya yang pucat. Dia masih bingung, apa yang terjadi padanya? Di mana dia selama ini? Dan siapa yang menyembunyikannya? Pertanyaan-pertanyaan itu berputar di kepalanya, membuatnya semakin pusing.

"Kak Shanza, kamu gak apa-apa?"

Seorang siswi menghampirinya, raut wajahnya penuh kekhawatiran. Shanza hanya bisa menggeleng lemah. Dia masih belum siap untuk menjawab pertanyaan mereka. Dia butuh waktu untuk menenangkan diri, untuk memahami apa yang terjadi.

Damian, dengan langkah tergesa, sampai di depan Shanza. Wajahnya dipenuhi kekhawatiran, matanya menatap Shanza dengan penuh tanya. Di belakangnya, para sahabatnya, Algara, Vano, dan beberapa murid kelas lainnya, juga ikut berkerumun.

"Shanza, kamu gapapa kan? Bilang sama kakak, kamu diapain aja sama psikopat itu?" tanya Damian, wajahnya tak luput dari khawatir.

Shanza menggelengkan kepalanya pelan. Wajahnya yang pucat pasi membuat jantung Damian berdebar kencang. Zara dan Alea, sahabat Shanza, langsung memeluknya erat. Mengusap kepalanya lembut, berusaha menenangkannya.

Enigma of Damaged Love (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang