Seseorang di masa lalu

89 21 16
                                    

Papan pengumuman di Sma Moonlight school, mendadak menjadi pusat perhatian. Bukan karena pengumuman jadwal ujian atau kegiatan ekstrakurikuler, melainkan karena ada informasi program pertukaran pelajar.

Dua Siswa Sma Moonlight School Terpilih Sebagai Perwakilan Pertukaran Pelajar ke Korea!

Para murid menyadari, ini kabar yang mengejutkan bagi siapapun. Jarang sekali, sekolah mereka mengadakan program ini.

Apalagi, saat negara tahu Korea. Para murid Moonlight school, ramai-ramai ingin tahu siapa murid yang beruntung dapat ke negeri Ginseng itu. Shanza beserta sahabat-sahabatnya ikut berkerumun melihat itu. Entah mengapa, Shanza berharap ia bisa terpilih oleh program itu.

Tapi, gue gak punya prestasi. Mana mungkin bisa kepilih? Jangan berharap lebih, Shanza.

Gadis itu sadar diri. Apa yang ia harapkan dalam dirinya? Bakat apa yang ia miliki? Bertahun-tahun Shanza mencari bakatnya.

"Zel, gue harap kita kepilih. Pasti seru banget ya, kalo kita ke sana!" ujar Dean dengan antusias. Senyuman nya mengembang, di wajahnya yang masih pucat.

"Gue enggak bakalan kepilih," Shanza berlirih.

"Dean, lo disuruh ke ruangan kepsek!" seru seseorang. Terlihat, seorang lelaki berdiri tegap. Damian, memakai jas almamater warna hitam melekat di tubuhnya. Aura kewibawaan jelas terlihat. Tetapi, sorot matanya dingin.

Dean hanya berdeham, sebelum pergi dia memberi senyum tipis pada Shanza. Tatapan gadis itu berubah khawatir, kenapa tiba-tiba Dean dipanggil? Apa ini tentang kasus yang mereka selidiki itu?

"Tenang. Jangan khawatir, ya." ucapnya, lalu melenggang pergi.

Dean merasakan jantungnya berdebar kencang saat langkah kakinya menapaki koridor menuju ruang kepala sekolah. Panggilan mendadak itu membuatnya penasaran. Shanza takut, Dean dipanggil karena klub nya melanggar aturan.

"Dean, silakan masuk," ujar Pak Wira ramah, menunjuk kursi di hadapannya. Dean duduk, matanya menangkap secarik kertas di meja Pak Wira yang bertuliskan.

Program Pertukaran Pelajar Internasional

Jangan-jangan, pak Wira mau gue ikut progam itu? Kenapa Shanza gak dipanggil juga? batin Dean. Dia berharap penuh, jika Shanza ikut turut mewakilkan program ini jika dia diminta ikut juga.

"Dean, kamu tahu program pertukaran pelajar ini 'kan?" tanya Pak Wira, senyum tipis menghiasi wajahnya.

Dean mengangguk samar, merasa muak melihat topeng ramah nya pak Wira. "Iya, Pak. Saya tadi baca di papan pengumuman," jawab nya cuek.

"Nah, kami ingin menunjuk kamu sebagai perwakilan sekolah untuk program ini," kata Pak Wira, suaranya sedikit bersemangat.

Dean tercengang. Sejujurnya, mendengar hal ini dia jelas ingin menolak. Ia tidak menyangka akan dipilih. "Saya, Pak?" tanyanya tak percaya.

"Ya, kamu. Kami melihat potensi besar dalam dirimu, Dean. Kamu cerdas, aktif, dan memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik, kamu siswa berprestasi," jelas Pak Wira.

Dean terdiam sesaat, mencoba mencerna informasi yang baru saja diterimanya. Kesempatan ini terasa begitu istimewa, tapi terlalu banyak kendala yang dimilikinya. Dia memang berprestasi, tapi tak membuat semua orang menganggap nya. Justru, sebaliknya.

Enigma of Damaged Love (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang