Pertemuan dengan kematian

131 64 10
                                    

"Milikku, tetap milikku. Tak ada yang bisa menyentuu milikku, seujung kuku pun."

-Enigma of Damaged Love.

***

Di tempat kegelapan yang tak akan pernah berakhir, Anand terjebak dalam belenggu yang mengikatnya pada sebuah kursi usang. Matanya yang penuh ketakutan bertemu dengan tatapan dalam seorang pria yang sedang merokok, asap tipis melingkupi wajahnya yang misterius.

Cahaya remang dari lampu redup hanya menyoroti sebagian wajah mereka. Ananda merasakan denyut jantungnya berdegup kencang, mencoba untuk tetap tenang meskipun keadaan yang mengancam.

Pria itu, dengan tatapan yang begitu dalam dan penuh misteri, seolah-olah dapat membaca setiap pikiran Ananda, membuatnya merasa ketakutan menyelimuti ruangan itu.

Di tengah asap rokok yang menyelimuti udara, Ananda merasa dirinya seperti dalam kungkungan yang gelap. Pria itu mendekati Ananda dengan langkah-langkah yang perlahan.

Tubuhnya bertelanjang dada, menampilkan otot-otot yang tegang di bawah cahaya redup gudang. Dengan gerakan yang penuh keangkuhan, pria itu membelai lembut surai Ananda, menciptakan rasa takut yang semakin mendalam.

Ananda berusaha memberontak, meronta-ronta untuk melepaskan diri dari belenggu yang mengikatnya. Namun, kekuatan pria itu begitu besar, membuatnya terjebak dalam cengkeraman yang sulit untuk dilawan. Ketika pria itu menciumnya dengan penuh keinginan.

Tiba-tiba, seorang anak buah pria itu muncul, mendekati dengan langkah hati-hati. Dia membisikkan sesuatu pada telinga pria tersebut, membuat ekspresi wajahnya berubah menjadi serius.

"Bagusnya kita bunuh saja pria ini. Dia hanya akan merepotkan kita lebih jauh." ucap pria bertelanjang dada itu, sambil melirik Ananda dengan tatapan gelap.

"Kau mendengar, Ananda? Mereka ingin mengakhiri semuanya di sini." ujar nya, membuat napas yang terengah-engah, dia berkata, "Tidak, jangan lakukan itu. Kita bisa menyelesaikan ini dengan cara yang lebih baik." tolak Ananda, dengan nada lirih.

Pria itu mendekatkan wajahnya, berbisik.

"Oh, Honey, tidak bisa. Aku tidak ingin kau pergi dariku lagi, tempat mu di sini, jangan pergi sayang...," Ananda berusaha menahan jeritan nya, ketika pria itu menjambak rambutnya dengan kuat.

"Nak, maafkan bunda ... Maaf ...," lirih Ananda

Pria itu mengusap kasar air mata Ananda "Kau menangis, sayang? Oh ... tidak! Aku tidak suka kamu menangis, pria mana lagi yang menyakitimu?" tanya nya dengan suara parau.

Ananda terdiam, dia mendongak melihat pria itu dengan tatapan tajam. "Pria itu kau ... berani menculik ku, dan membiarkan anakku ditinggalkan!" suara intonasi nya meninggi, kala mengingat Rezfan anaknya ditinggalkan, menangis meraung-raung.

Pria itu tersenyum, tangannya membelai lembut pipi Ananda, "Kau masih memiliki anak perempuan, dia pasti bisa mengurus bayi mu itu!" ucap pria itu, lalu melenggang pergi dan menutup pintunya, meninggalkan Ananda dengan tangis lirihnya.

Enigma of Damaged Love (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang