Obsesi berujung kriminal

37 16 26
                                    

"Let's play game?"

-Az secret-

"Mari mulai permainan nyawa itu. Aku sebagai sang pengendali nya. Apa kalian akan bertahan dalam permainan darah ini? Siapa yang bertahan sampai akahir?"

-Myst Ariam-

Shanza masih terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit, tubuhnya terbalut selubung putih. Mata indahnya terpejam, dan tubuhnya lemah tak berdaya. Dokter dan perawat silih berganti memeriksa kondisinya, namun tak ada tanda-tanda kesadaran. Shanza terjebak dalam koma, dunia luar bagaikan kabut samar yang tak dapat dia raba.

Di alam bawah sadarnya, Shanza melayang dalam mimpi buruk yang sama. Kali ini, mimpi itu terasa lebih nyata. Dia melihat jalanan ramai, lalu lintas yang padat, dan suara klakson yang nyaring. Di tengah hiruk pikuk itu, dirinya tengah memegang sebuah es krim.

Shanza melihat seorang perempuan terkapar di tengah jalan, tubuhnya bersimbah darah. Matanya terbelalak, hingga dia tidak sadar menjatuhkan es krim nya. Seorang anak lelaki, mungkin berusia sekitar 5 tahun, berteriak histeris.

"Kak Azura!"

Shanza merasakan jantungnya berdebar kencang, meskipun tubuhnya tak bergerak. Nama itu, Azura, begitu familiar. Dia mencoba mengingat, mencoba mengungkap di balik nama itu. Seolah-olah ada sesuatu yang tersembunyi di balik ingatannya, sesuatu yang dia coba lupakan.

Mimpi itu berlanjut. Shanza bersama anak lelaki itu sedang bermain di sebuah taman. Saat mereka sedang asyik bermain, ada dua orang berpakaian hitam menariknya. Sontak anak lelaki yang bermain bersamanya berteriak kencang.

"Tolong! Mama ... Papa! Tolong Dean ...!" Shanza yang di sampingnya juga ingin berteriak. Tapi, mulutnya seakan dikunci. Dia melihat anak lelaki itu menangis, berusaha melepaskan diri.

Orang-orang berpakaian hitam itu semakin banyak. Dean, bocah itu terus berteriak meminta tolong. Namun, sayangnya taman itu sedang sepi.

"Lepaskan kedua anak itu! Mau kalian bawa kemana, hah?!" Kepala Shanza terasa berdenyut mendengar itu. Suara teriakan pria dan wanita terus terngiang-ngiang dalam pikirannya.

Dia tidak bisa melihat dengan jelas kedua orang itu. Namun, mereka berusaha menyelamatkan dirinya beserta Dean. Penglihatannya nya semakin buram. Shanza tidak bisa melihat dengan jelas apa yang dilakukan orang-orang berpakaian hitam pada pria dan wanita itu.

Shanza melihat dirinya sendiri, masih kecil, diikat dengan tali, tubuhnya gemetar ketakutan. Dia merasakan tangan-tangan kasar menariknya, membawanya ke tempat gelap. Saat itu dia merasakan dirinya dibawa ke sebuah mobil.

Dia mencoba melihat dengan jelas, namun matanya seperti tertutup kabut, hanya samar-samar bisa melihat. Shanza mendengar suara seorang pria, suara yang dingin dan menakutkan. Dia mencoba mengenali suara itu, namun hanya samar-samar dia bisa mendengarnya. 

"Jangan biarkan anak ini lepas hingga Ayahnya datang."

Siapa dia? Kenapa gue merasa familiar dengan suara itu? Kejadian ini ... terulang kembali. Penculikan itu ... Dean ... kita korban penculikan. Dalam mimpi itu, Shanza masih merasakan dia diikat dan dibiarkan di tempat gelap. Mimpi itu berulang, mengulang trauma masa lalu yang terkubur dalam ingatannya. Shanza terjebak dalam lingkaran mimpi buruk, tak bisa melepaskan diri.

Di dunia nyata, tubuhnya terbaring lemah, sementara di alam bawah sadarnya, dia terus berjuang untuk menemukan jawaban atas trauma masa lalu nya.

"Denyut nadinya stabil, tekanan darahnya juga normal. Tapi..." Dokter muda itu mengerutkan kening, matanya tertuju pada monitor yang menampilkan gelombang otak pasiennya. "Ini... aneh."

Enigma of Damaged Love (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang