01

24.5K 1.5K 10
                                    

Malam pun tiba, mata cantik yang semula nya tertutup mulai terusik dwn perlahan terbuka karena mendengar  ketukan pintu dari luar kamar.

Tok tok tok

Ketukan pelan itu terdengar sebanyak 3x dan membuat gresy atau bisa kita sebut sekarang cassia segera bangkit dari tempat tidur nya, dan berjalan dengan sempoyongan menuju ke arah pintu.

Klik

"Selamat malam nona cassia, maaf saya mengganggu waktu anda tapi tapi tuan besar jeffyan dan tuan muda sudah menunggu anda dibawah untuk makan malam bersama." Kata seorang wanita tua dengan gugup sambil menundukan kepalanya, dia terpesona dengan paras gadis muda di depan nya.

Walaupun baru bangun tidur, tapi wajah bareface cassia masih terlihat sangat cantik hingga bisa membuat siapa saja kehilangan fokus mereka. Dan berlama-lama hanya untuk sekedar menatap wajah sempurna itu.

"Eum ... baik bi, terimakasih telah membangungkan saya. " ucap cassia sambil tersenyum manis. Mendengar ucapan itu, raut kaget menghiasi wajah wanita tua yang ada di depan nya. Apalagi ketika wanita tua itu melihat tatapan hangat di sana.

Melihat raut terkejut itu cassia mengernyit bingung dan reflek bertanya.

"Eh bibi kenapa? Apa ada sesuatu di wajah saya? " Tanya nya memastikan, siapa tau wajah nya sedang ileran.

" T-tidak nona, saya hanya sedikit terkejut. Mohon maaf atas kelancangan saya." Balas wanita itu, sambil menundukan kepala nya beberapa kali dengan ucapan maaf.

Melihat hal yang tidak biasa itu, dia merasa aneh dan sedikit tidak nyaman.
Apalagi ketika melihat wanita tua itu terus saja berucap maaf. Seolah dia akan memberi hukuman berat padanya. Karena merasa tidak tega, dengan cepat dia menahan bahu wanita itu.

"Bibi berhenti, nanti lehermu bisa saja patah karena terus menunduk." Katanya, khawatir.

Perkataan cassia bagai sebuah tombak tajam yang menghunus tepat ke jantung nya. Demi Tuhan, dia sangat terkejut. Katakan saja dirinya berlebihan, tapi setaunya gadis ini sangat pendiam dan tertutup. Bahkan jarang sekali terdengar berbicara.

Dia juga beberapa kali melihat cassia hanya diam ketika tuan besarnya membuka sebuah topik pembicaraan dengan putrinya ini.

Walaupun pria itu sedikit tegas namun nyatanya dia bisa melihat tatapan penuh kasih sayang untuk kedua anak nya. Tidak pernah sekalipun dia melihat tuan nya acuh tak acuh pada gadis ini, dia terlihat menyayangi cassia layak nya anak sendiri.

"Maaf nona, saya hanya terkejut mendengar perkataan anda." Ucapnya, dengan jujur.

"Memang kenapa dengan ucapan saya bi?" Tanya nya lagi.

"Nona terlihat berbeda, seperti bukan nona cassia. Biasanya nona muda hanya akan menggangguk atau diam saja, dan tidak pernah mengatakan apapun selain iya atau tidak." Beritahu wanita itu, sambil menunduk dalam. Sepertinya kalimat nya ini sangat tidak sopan, dia jadi khawatir dengan respon nona nya.

Namun ternyata reaksi gadis itu sangat jauh dari pemikiran nya, dia pikir gadis itu akan marah padanya tapi ternyata tidak sama sekali.

"Oh, tidak apa-apa bi. Maaf untuk sifat saya yang dulu. Saya hanya tidak terbiasa. Dan saya sedang mencoba untuk merubahnya. Terimakasih untuk perhatian bibi." Balas cassia, sambil tersenyum lebar.

Dia kemudian menghembuskan nafas pelan, merasa resah dan sedikit khawatir karena tidak menyangka bahwa perubahan nya disadari oleh wanita tua ini.

"Nona tidak perlu meminta maaf kepada saya. Seharusnya saya yang mengatakan maaf karena kelancangan saya tadi. Dan jangan mengucap terimakasih, karena saya merasa tidak pantas untuk itu." Kata bi mirna sopan, ya jadi wanita tua tadi adalah bi mirna.

I Am Not Cinnamon GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang