Seorang gadis terlihat menghembuskan nafas lega, begitu berhasil menyelesaikan berbagai pertanyaan yang cukup membuat kepalanya terasa berat.
Walaupun bisa menjawab soal-soal di di depan nya ini dengan baik, gadis itu merasa bahwa seluruh sendi nya terasa sangat kaku dan susah untuk di gerakkan.
Tadinya cassia merasa sedikit kurang yakin dengan jawaban nya sendiri, hingga berakhir memeriksa setiap lembaran dari kertas tebal itu sampai 3 kali. Dan tentunya itu menghabiskan banyak waktu, sampai dia akhirnya bisa yakin dengan jawaban nya.
Gadis itu kemudian menyandarkan tubuhnya, sambil menatap ke arah sekitarnya yang terasa sangat hening. Orang-orang di dalam ruangan itu hanya diam di posisi yang sama tanpa bergerak satu incipun. Bahkan ketika pengawas lomba sedang keluar tadi, dia tidak mendengar suara apapun dari mereka.
Setelah dipikir lagi, cassia kembali merasa menyesal mengambil keputusan untuk berpartisipasi dalam lomba antar sekolah kali ini. Alasan nya cukup klasik, selain karena tempat perlombaan yang di adakan di sekolah yang berbeda. Sekarang cassia merasa kelaparan, dan sialnya dia tidak tau dimana letak kantin.
Dalam hatinya gadis itu merutuk kesal, karena ternyata partner lomba nya berada di ruangan yang berbeda dengan nya.
Merasa tidak bisa menunggu lebih lama lagi, dengan cepat cassia berdiri dari tempatnya dan langsung membawa lembar jawaban nya dengan santai tanpa menghiraukan berbagai tatapan yang memandang nya.
Setelah memberikan lembaran jawaban nya itu kepada pengawas, dia bisa melihat raut terkejut dari pria tua itu. Bahkan gadis itu sadar bahwa pengawas sampai berkali-kali mengecek lembaran jawaban nya.
Hampir 15 menit cassia berdiri di samping pengawas yang sedang mengamati kertasnya dan juga dirinya. Begitu selesai diperiksa, cassia segera meminta izin kepada pengawas untuk keluar. Dan tentunya pengawas langsung mengizinkan gadis itu.
Akhirnya cassia bisa keluar dari ruangan yang terasa sesak tadi dengan bahagia, sambil bersiul pelan dia terus saja mengayunkan kakinya dengan santai sambil menyusuri koridor sekolah itu.
Dengan tingkah nya yang acuh tak acuh gadis itu memilih untuk bersikap abai terhadap orang-orang yang membicarakan nya di sepanjang jalan.
Gadis itu mendengus kesal, lama kelamaan dia jadi merasa jengah juga dengan sifat kepo dari para murid di sekolah itu.
Tiba-tiba langkah gadis itu terhenti begitu saja ketika melihat wujud seorang pria yang dikenal nya. Pria tampan dengan kacamata bening nya, dan sebuah buku ditangan nya yang selalu menjadi pusat perhatian pria itu.
Cassia sampai menggelengkan kepala nya pelan. Mendadak dia merasa gemas juga dengan kebiasaan pria itu. Teman Bastian yang satu ini memang sangat aneh seperti pria itu.
"Gue curiga nih, jangan-jangan tu orang pacaran kali ya sama buku? Kalo iya miris amat ya." Katanya dalam hati, dia semakin yakin jika para pria tampan di novel ini memang tidak ada yang waras satupun.
Gadis itu lalu berjalan mendekati Rakshan yang sepertinya tidak peduli dengan sekitarnya. Bahkan cassia bisa mendengar bahwa di sepanjang pria itu melangkah, banyak para siswi yang terus memujinya.
Begitu sampai di hadapan nya, cassia dengan jahilnya langsung mengambil buku yang dibaca olehnya.
"Apa lo ga bosan? Tiap detik baca buku, kalo gue sih udah meledak nih kepala. Emang sebagus apa nih buku? Sampai lo ga berhenti bacanya. Gue pinjam dulu mau lihat ya." Ujar cassia santai, sambil memperhatikan isi di dalam buku itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Not Cinnamon Girl
Ficção Adolescente[Figuran, Mature, Harem, School, Action, Bad Words, Romantic, Love Language] Gresyda Nadira Ayu Siregar tidak pernah terfikirkan oleh wanita 25 tahun itu bahwa ia bisa masuk kedalam salah satu figuran novel yang baru saja dibacanya 'I Am Not Cinnamo...