20

9.9K 789 54
                                    

Seorang gadis terlihat berlarian di sepanjang koridor, kaki jenjang nya terayun begitu saja dengan kecepatan di atas rata-rata.

Dengan sedikit terengah, dia mulai memelankan langkahnya dan memilih mengabaikan berbagai tatapan heran dan tawa dari orang-orang yang dilewatinya.

Apalagi begitu mereka memperhatikan dia yang berlarian seperti orang gila, tanpa pengalas kaki satupun.

Nafasnya terdengar begitu memburu dan kepalanya sesekali menoleh ke arah belakang dengan harap harap cemas tidak ada yang mengejarnya.

Kakinya terus melangkah, hingga di sebuah belokan seseorang malah menarik kuat tangan nya dan mendorong bahu nya masuk ke dalam sebuah laboratorium kosong.

Tuk

Pintu itu dikunci dari dalam, karena gelapnya ruangan cassia tidak bisa melihat siapa yang mendorong dan berani mengunci pintu itu. Baru saja ingin beranjak dari posisinya, bahu nya kembali lagi di dorong mundur hingga punggung nya menabrak tembok di samping pintu.

Badan gadis itu terasa semakin di tekan oleh orang di hadapan nya. Begitu tubuh keduanya menempel, cassia jadi tau bahwa orang itu adalah seorang pria. Dia bisa merasakan betapa kokohnya badan di hadapan nya. Posturnya cukup jelas untuk membuktikan dugaan nya.

Sebuah rengkuhan terasa di bagian pinggang nya, hingga membuat gadis itu terkejut. Kepalanya perlahan mendongak, mencoba ingin melihat siapa gerangan orang gila di hadapan nya.

Dan sial nya cassia tau siapa orang itu!

Dia adalah Rajesh Putra Erlangga, si protagonis pria kedua. Walau tampak samar-samar cassia sudah bisa menebak duluan dilihat dari mata pria itu yang merupakan ciri khasnya.

Dalam hati gadis itu mengumpat pelan, untuk apa pria gila itu melakukan hal ini seperti ini?! Cassia jadi terus bertanya-tanya terlebih mengingat kelakukan aneh pria di depan nya tadi siang.

"Bisa lepasin tangan lo itu?" Celetuk cassia sambil mendelik kesal. "Bisa tapi sayang nya tangan ini terlalu nyaman pada tempat barunya." Balas pria berkacamata itu dengan senyum kecilnya.

Melihat senyum pria itu bisa-bisanya cassia sempat untuk terpesona sejenak. Sedang rajesh yang menyadari tatapan penuh kagum itu semakin melebarkan senyum nya. Lagi dan lagi dia merasa sangat terhibur dengan berbagai ekspresi dari gadis ini.

Dalam keheningan ruangan itu, perlahan rajesh merasa tubuh nya menegang begitu menyadari betapa menempelnya tubuh mereka. Telinga nya bahkan sudah berubah warna jadi merah padam dan untung saja cassia tidak melihatnya. Jika iya entah mau di taruh dimana wajah tampan pria itu.

Cassia yang mulai menyadari keterdiaman pria di depan nya mengernyit heran, apalagi begitu mendengar deruh nafas pria itu terdengar berat.

Melihat raut bingung gadis di rengkuhan nya menimbulkan desiran aneh di hatinya. Desiran ini sudah dua kali muncul dengan keadaan yang sama. Hanya ketika dia bersama dengan nona muda pranata itu.

Dia juga tidak tau alasan kenapa reaksi tubuhnya begitu sangat berlebihan, terlebih jika dia berdekatan dengan gadis utan ini. Dia jadi merasa hilang kontrol terhadap tubuh nya sendiri, dan itu merupakan hal yang sangat aneh menurutnya.

"A-apa kau baik-baik saja?" Tanya cassia pelan, dia jadi takut sendiri dengan ekspresi pria itu yang berubah-ubah. Tadi tertawa dan sekarang melamun, apa dia sedang kesurupan? Pertanyaan aneh itu seketika muncul di benaknya.

"Aih kok iso ya? Apa di novel kaya gini juga ada setannya? Terus si setan itu suka sama cowok ganteng dan kebetulan nih cowok ganteng nya kelewatan." Pikirnya panjang, dan melayangkan tatapan ibanya kepada pria itu.

I Am Not Cinnamon GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang