09

16.8K 951 15
                                    

Cassia masih duduk termenung dengan memejamkan mata nya, bel pulang sudah 15 menit yang lalu berbunyi namun dia belum ingin juga beranjak dari tempat sana.

10 menit kemudian berlalu sia-sia dan akhirnya cassia segera membuka mata nya dan mulai beranjak dari tempat duduknya.

Dengan langkah kaki yang lebar, dia terus berjalan menyusuri koridor yang tampak nya sudah terlihat sepi. Mungkin karena murid-murid yang lain berhamburan untuk segera pulang, pikirnya.

Sesampainya di kelas 10A, cassia segera masuk dan betapa kagetnya dia melihat ada seorang gadis yang meringkuk di samping tempat duduknya. Dia adalah arin, ternyata arin menunggunya. Segera dia melangkah mendekat menuju kursinya, dan dengan pelan menyentuh bahu arin.

"Arin kenapa kamu belum pulang?" Tanya cassia pelan, begitu melihat mata arin mengerjap dan menatap khawatir ke arahnya.

"Kamu dari mana saja audy? Astaga aku mengkhawatirkan mu. Apa kamu tersesat? Apa kakak ku melakukan hal lain lagi padamu? Jawab aku audy." Tanya nya beruntun, menghiraukan pertanyaan cassia tadi.

"Tidak, aku hanya lupa waktu dan tertidur di taman belakang sekolah." Balasnya singkat, dan menepuk pelan bahu sahabat nya yang memang terlihat sangat khawatir.

Melihat arin seperti itu, cassia merasa begitu beruntung padahal dia baru saja bertemu dengan gadis ini. Sangat berbeda jauh dengan kelakukan kakak gadis itu, yang begitu sombong dan angkuh.

Arin yang mendengar itu mendadak melongo, astaga gadis ini ternyata dia malah tidur santai sedang dia sedari tadi begitu khawatir mencari cassia di segala penjuru sekolah mereka yang sangat besar tentunya ditemani oleh teman sekelas lain nya, yang juga mengkhawatirkan cassia.

Dan ternyata oh ternyata arin melewatkan taman belakang sekolah nya, karena berpikir cassia tidak mungkin berada di tempat sepi seperti itu.

"Astaga kamu gatau seberapa khawatir nya kami mencarimu di seluruh penjuru sekolah, bahkan hampir saja aku memberitahu kepala sekolah bahwa kamu hilang. Tapi bu dinda bilang mungkin kamu sudah pulang, hanya saja aku merasa tidak yakin dan menunggu sebentar disini. And then voila kamu belum pulang, ternyata firasatku memang tepat." Beritahu arin dengan menggebu-gebu, seakan sedang melakukan tugas negara.

Cassia yang mendengar itu merasa lucu, dan tertawa pelan yang tentunya disadari oleh sang sahabat. Melihat tawa cassia karena ucapan nya, sedikit mengobati perasaan bersalah dihatinya.

"Audy maafkan aku, seharusnya aku menolong mu tadi. Aku juga begitu terkejut dengan tindakan kakakku. Aku tau dia sangat nakal, tapi aku tidak tau bahwa dia bisa merendahkan seorang perempuan sebegitunya. Jujur saja aku juga merasa kecewa dan bersalah bahkan sangat bersalah padamu karena tindakan nya." Tambah arin dalam satu tarikan nafas, kemudian menundukan kepalanya merasa malu untuk menatap mata gadis cantik dihadapan nya.

Cassia yang mendengar itu terpaku, kekesalan nya pada bastian mungkin tidak akan hilang namun arin dengan mudah nya meminta maaf dengan nama kakaknya yang mungkin sekarang tidak merasa bersalah padanya.

Dengan penuh perhatian, cassia mengelus rambut gadis manis itu.

"Arin this is not your fault jangan meminta maaf untuk sesuatu yang bukan salahmu. Dan lagi, kita akan tetap berteman. Jadi lupakan saja hal tadi. Aku tidak ingin mengingat nya kembali oke?" Kata cassia, dan segera membereskan tasnya dan mengambil ponselnya yang ternyata sudah banyak panggilan dari supir dan bahkan ayah serta kakaknya.

Dengan panik, cassia segera mengajak arin untuk pulang dan berjalan bersama ke parkiran sekolah.

Dan terlihat disana ada 2 mobil mewah yang sudah menunggu satunya ada seorang supir dan mobil satunya lagi ada 1 supir dan 2 pengawal yang telah berdiri di sisi kanan dan kiri seoalah menanti seorang pejabat.

I Am Not Cinnamon GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang