Di sebuah jalanan yang nampak sepi terlihat seorang gadis yang berjalan sendirian di sepanjang trotoar. Wajah gadis itu tampak di tekuk, dengan bibir yang mengerucut kecil dia mengucapkan beberapa kata umpatan.
"Sistem sialan! Ga ditanya dulu gue mau teleport kemana langsung di iyain aja. Mana gatau ini gue lagi dimana sekarang." Gerutu nya, gadis itu hanya terus melangkah hingga telinga nya menangkap suara seperti ada orang yang sedang berkelahi.
Kening nya mengernyit heran, rasa waspada nya meningkat seiring dia berjalan mendekat ke arah sumber suara. Mata gadis itu terbelalak kaget begitu melihat ada sebuah aksi tonjok menonjom di depan matanya.
Yang membuatnya semakin merasa ngeri, di depan sana terlihat seorang pria yang melawan 8 orang pria lain dengan tangan kosong. Sedangkan ke 8 pria itu malah membawa besi dan tongkat baseball di tangan mereka.
Gadis itu hanya terdiam sambil menatap ke arah mereka. Dia jadi bingung harus melakukan apa. Tapi detik selanjutnya jantung nya seakan ingin pindah tempat, begitu melihat pria tadi lengah dan terkena pukulan tongkat baseball disusul beberapa pukulan lain nya.
Melihat itu entah kenapa rasa panik menguasai dirinya, cassia mencoba memutar otaknya untuk mencari sebuah ide. Tapi sayang nya begitu melihat pria itu terjatuh, dengan spontan gadis itu berlari kencang meninggalkan tempat persembunyian nya.
Begitu sampai di depan mereka, gadis itu jadi tersadar akan kecorobohan nya karena tanpa berpikir panjang dia malah keluar tanpa persiapan atau ide satupun. Dan sekarang gadis itu malah terlihat seperti orang bodoh.
Dengan sebuah cengiran dia tersenyum menatap para pria itu.
"Daripada pake otot mending bicara baik-baik aja om." Ucap cassia dengan sopan. Tapi setelah mengatakan kalimat itu raut wajah gadis itu berubah gugup, begitu menyadari bahwa sepertinya ucapan nya tadi menyinggung para pria itu.
Mereka yang sebelumnya sedang memukuli pria tadi, segera berbalik badan dan berjalan mendekat ke arahnya. Para pria itu mendadak terpaku begitu sadar bahwa gadis di depan mereka memiliki paras yang sangat cantik.
Dengan tatapan menggoda, mereka saling bertatapan sebentar seolah sedang memberi kode satu sama lain.
"Cantik banget nih cewek, mau ga main bareng kita?" Tanya salah satu pria, dengan air liur yang tanpa sadar menetes. Pria itu seakan sedang melihat sebuah hidangan enak di depan nya.
Mendengar itu cassia segera mendelik tak suka. Dan malah mengabaikan godaan itu.
"Berapa harga lo? Gue bayar berapapun deh asal bisa rasain gadis cantik kaya lo ini." Kata pria lain, dan disambut tawa dari teman-teman nya. Cassia yang awalnya mengabaikan godaan itu seketika menjadi marah. Dengan tatapan yang tajam, dia menatap ke 8 pria itu dan tersenyum sinis.
"Harga gue? Apa ga salah nanya? Orang yang keliatan kek gelandangan kaya lo pada ini mau beli gue? Cuih mimpi kali ya." Balas cassia dengan nada yang angkuh.
Para pria itu yang mendengar kalimat sombong dan angkuh dari gadis cantik di depan mereka mendadak terpancing emosi.
"Heh masih bagus ya gue mau bayar lo jalang. Kalo gitu gue tarik lagi, mending gausah bayar gue pake gratis aja kali ya?" Kata pria tadi, dia kemudian memberi aba-aba kepada teman-teman nya. Dan mereka dengan serempak mendekati gadis itu.
Cassia yang masih marah dengan dagu yang terangkat tinggi dia berdiri santai di depan mereka.
"Mau apa lo pada? Mukul gue? Banci kali ya, soalnya berani nya sama cewek doang." Ujar nya santai, dengan sengaja gadis itu semakin mematik api dalam kepala para pria itu.
Dan benar saja para pria itu menatapnya semakin tajam, dengan kepala yang sudah sangat panas salah satu dari mereka langsung maju duluan sambil mencoba memukul gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Not Cinnamon Girl
Ficção Adolescente[Figuran, Mature, Harem, School, Action, Bad Words, Romantic, Love Language] Gresyda Nadira Ayu Siregar tidak pernah terfikirkan oleh wanita 25 tahun itu bahwa ia bisa masuk kedalam salah satu figuran novel yang baru saja dibacanya 'I Am Not Cinnamo...