Disebuah ruangan bercak putih terlihat seorang gadis yang berbaring di salah satu ranjang di ruangan itu. Matanya masih saja terus tertutup, seolah dia sangat menikmati sesuatu di alam bawah sadarnya.
Disamping gadis itu ada seorang gadis lain yang menatapnya dengan pandangan khawatir. Astaga bahkan dia tidak bisa duduk dengan tenang, sedari tadi perasaan resah dan gusar membuat gadis itu bahkan sampai kelimpungan.
Hingga 15 menit beralalu, gadis yang berada di atas ranjang tadi mulai membuka matanya. Rasa pening masih dirasakannya. Dia mencoba untuk bangun, dan pandangan nya mulai jelas.
"Akhirnya kamu sadar juga audy, astaga aku sangat mengkhawatirkan mu." Kata gadis yang sejak tadi menamani sang sahabat. Dengan perlahan dia membantu cassia untuk bersandar di kepala ranjang itu.
Cassia segera menatap arin dan tak lupa berterimakasih kepada gadis itu. Keduanya sempat terdiam, tapi begitu melihat raut arin yang tampak resah cassia segera bertanya.
"Tenanglah aku baik-baik saja." Katanya kepada sang sahabat, mencoba menenangkan arin yang khawatir berlebihan seperti itu.
Sedang arin yang mendengarnya perlahan rasa resahnya mulai berkurang, dia kemudian segera mengambil tempat di samping cassia.
Tiba-tiba cassia mengingat sesuatu dan langsung bertanya kepada gadia manis itu.
"Siapa yang membawaku kesini rin?"Tanya nya penasaran, tatapan arin seketika berubah horor. Dia seolah tidak ingin menjawab pertanyaan teman nya itu.
Cassia yang melihat gelagatnya, menjadi curiga.
"Katakan saja rin aku sekalian ingin berterimakasih kepadanya." Bujuknya, dia sudah terlanjur penasaran apalagi sebelum pingsan dia sempat melihat sekilas wajah pria itu walau sedikit buram.
"I-itu dia adalah k-kakak ku." Ujarnya gugup, sambil meremas pelan tangan nya. Dia jadi khawatir apabila cassia mempermasalahkan hal ini.
Cassia yang mendengar itu langsung saja melotot hingga tanpa sadar berteriak
"HAH?! M-MAKSUD LO KAKAK LO YANG SOMBONG ITU?!" Teriak nya keras, dan tanpa sadar menggunakan lo-gue.
Mendengar teriakan cassia gadis itu sampai berjengkit kaget. Seketika mukanya berubah drastis, dalam hati dia terus saja berpikir bahwa cassia masih mengingat kejadian di kantin tempo lalu.
Karena sudah terlanjur mengatakan nya, dengan bahu terkulai kebawah arin menganggukan kepalanya pertanda bahwa jawaban nya sebelum nya itu adalah benar.
Kepala cassia mendadak seperti tertimpa batu yang besar, astaga jantung nya serasa ingin keluar dari tempat. Pantas saja dia tidak merasa asing dengan pria itu, ternyata dia adalah si antagonis pria yang sombong.
Berbagai praduga buruk mulai mendatanginya, apa mungkin bastian ingin membalas dendam padanya? Seperti ada udang dibalik batu mungkin. Tanyanya dalam hati, tidak lupa dia memaki dirinya karena selalu berakhir dengan kejadian yang tidak mengenakan dengan antagonis itu.
Mendapati reaksi tidak biasa dari sahabatnya, dengan segera dia memegang tangan cassia. "Kumohon maafkan kakak ku audy. Dia sepertinya juga merasa bersalah padamu." Ucapnya lagi, dengan wajah memelas. Sungguh dia tidak ingin kehilangan sahabat baru seperti cassia.
Cassia yang mendengar itu tersentak kecil, pandangan nya langsung menatap arin yang terlihat seperti sedang meminta sebuah pengampunan dari seorang raja. Ingin rasanya dia menyemburkan tawanya, apalagi begitu mendengar perkataan gadis tadi. Apa katanya bersalah? Pria angkuh itu?heh seperti keajaiban dunia saja! Cecarnya lagi dalam batin.
Untung saja dia bisa mengontrol wajah nya dengan baik, dan tidak jadi tertawa di situasi yang kurang mendukung saat ini.
"Tenanglah sedikit arin kamu terlalu berpikir lebih tentangku."Kata cassia lagi, dia lalu segera mengajak arin untuk pergi ke kantin begitu mendengar bel istirahat berbunyi. Sepertinya dia pingsan cukup lama, but whatever gue malah suka itu. Gumam nya lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Not Cinnamon Girl
Novela Juvenil[Figuran, Mature, Harem, School, Action, Bad Words, Romantic, Love Language] Gresyda Nadira Ayu Siregar tidak pernah terfikirkan oleh wanita 25 tahun itu bahwa ia bisa masuk kedalam salah satu figuran novel yang baru saja dibacanya 'I Am Not Cinnamo...