୨୧⋆ GADIS KECIL 18 TAHUN LALU. ༶

4 1 0
                                    

Arga Seto mengajak Mahajana mampir kerumahnya yang begitu luas dan nampak seperti rumah pejabat ketimbang rumah rakyat biasa.

Saat masuk ke dalam area ruang tamu, Mahajana langsung disuguhkan dengan kursi-kursi yang nampaknya begitu mahal. Di dinding, terdapat foto masa kecil Arga dan keluarga lainnya. Mahajana memikirkan, jika saja ruang tamu dirumahnya seluas ini, sudah pasti Nirmala akan membuat taman bermain di dalam rumah. Atau bisa saja, Nirmala akan mengundang kawan-kawannya untuk bermain seminggu tiga kali.

"Duduk dulu," Arga mempersilahkan Mahajana untuk duduk. Sementara Arga izin sebentar untuk ke kamar mandi.

Saat sedang duduk, kaki Mahajana merasa menginjak sesuatu. Begitu ia menundukkan pandangannya, ia melihat sebuah album foto yang sepertinya terjatuh. Tangan Mahajana mengambil album itu dan meletakkan nya di atas meja.

Tapi, tunggu dulu.

Ada sebuah foto yang nampaknya terselip di album tersebut. Mungkin, ini terkesan tidak sopan, tetapi dengan rasa penasaran yang begitu tinggi, Mahajana melihat foto bernuansa hitam putih itu. Terdapat potret seorang gadis berusia sekitar enam atau tujuh tahun yang sedang bermain ayunan. Gadis kecil itu berambut kepang, dan tangannya membawa sebuah boneka beruang kecil.

Belum sempat Mahajana melihat lebih detail foto tersebut, langkah kaki Arga mulai terdengar dan sedang menuju kearahnya. Mahajana cepat-cepat menyelipkan kembali foto hitam putih itu kedalam album.

***

YOGYAKARTA

Arum memilih beberapa sayuran yang nantinya akan ia jadikan bahan masakan nanti malam. Diantara banyaknya lalu lalang di dalam pasar, mata Arum mencari keberadaan Mahajana. Ya, meskipun itu mustahil. Kekasihnya itu tidak mungkin berada disini lalu tiba-tiba berjalan di sampingnya.

Saat sedang berjalan untuk keluar dari pasar, tubuh Arum tersenggol oleh dua orang kecil yang sedang berlarian.

"Mbakyu, maaf, aku ndak sengaja."

Arum memperhatikan anak perempuan yang sedang meminta maaf padanya itu. Ia jadi teringat oleh Lisa. Ngomong-ngomong, apa kabar dengan Lisa, Dayat, emak, abah dan beberapa penjaga pasar yang lain nya? Arum belum sempat berpamitan kepada mereka saat ingin kemari.

"Rumahmu dimana?" Tanya Arum kepada anak perempuan polos itu. Usianya seperti dua tahun lebih muda daripada Lisa. Tetapi, tingkah dan gaya bicaranya sangat mirip dengan Lisa.

"Di belakang pasar, mbakyu."

Persis, seperti Lisa.

Arum mengambil sesuatu dari dalam kantong plastik belanjaan nya. Sepuluh permen jahe, ia serahkan kepada perempuan kecil itu.

"Ini, aku ada permen jahe untukmu. Jangan lupa kau bagikan juga untuk kakak lelakimu itu-"

"Itu bukan kakak ku."

"Lalu, siapa?"

"Teman ku."

***

"Kalau kau mau, menginap saja disini. Dan kawanmu yang dari Medan itu. Siapa tadi namanya? Santosa?"

"Santoso."

"Ah iya itu. Ajak saja kemari."

Mahajana menceritakan kehidupannya kepada Arga sejak ia lulus SD hingga SMA. Mahajana juga menceritakan tentang keadaan kampung tempat tinggalnya, keluarga, bahkan pertemanannya dengan Aryo. Arga menyimak, dan dari situ, ia akhirnya bisa memastikan bahwa Aryo baik-baik saja. Bukan apa-apa, Arga adalah salah satu saksi kisah hidup Aryo yang begitu pedih. Dan juga, ia ingin menepati janji nya kepada Aryo sewaktu dulu. Untuk itu, ia meminta kepada Mahajana agar ia segera dipertemukan oleh Aryo.

ROMANTIKA MAHAJANA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang