୨୧⋆SUMARSIH༶

9 2 2
                                    

Mahajana, Aryo dan Santoso sudah asyik berkopi-kopi ria di warung bi Asti sambil membicarakan tentang seorang gadis bernama Sumarsih. Siapa itu Sumarsih? Dari informasi yang didapat, Sumarsih adalah mantan pacar Aryo. Menurut pengakuan Aryo (setelah dipaksa jujur oleh Santoso), Sumarsih dulu nya adalah adik kelas Aryo saat keduanya masih menjadi siswa Sekolah Menengah Pertama. Mereka hanya berbeda setahun, dan kabar-kabar nya, makanan kesukaan mereka juga sama. Yaitu tempe mendoan.

Lagipula, siapa yang bisa menolak kelezatan tempe mendoan?

Baru saja bi Asti memberi tahu bahwa Sumarsih sudah kembali ke Cirebon setelah dua tahun mengadu nasib di salah satu kota di Jawa Timur. Kabar tentang kepulangan Sumarsih sudah tentu membuat Aryo terkejut, sebab sejak berakhirnya hubungan dua manusia itu, Aryo tidak pernah bertemu dengan Sumarsih lagi bahkan ketika gadis itu masih berada di Cirebon.

"Yo, Sumarsih balik. Kau tidak mau bertemu kah?." Tanya Santoso sambil menyenggol lengan Aryo dan tersenyum jahil. Aryo meneguk kopi nya lalu menggeleng, "Tidak perlu, untuk apa memangnya?."

"Jangan begitu bung, mau bagaimanapun itu, kau dan dia dulu pernah bahagia bersama-sama. Temuilah dia, siapa tahu masih ada rasa."

Aryo menoleh cepat kearah Santoso. "Rasa? Rasa apa?"

"Maksudku, siapa tahu dia masih menyimpan perasaan padamu."

Aryo menggeleng lagi. "Tidak mungkin, Sumarsih sudah punya kekasih."

Santoso menaikkan sebelah alisnya. Antara bingung dan tidak percaya kepada ucapan sahabatnya.

"Halaaaah! Kau ini sok tahu sekali. Siapa tahu, Sumarsih masih sayang padamu, cuma dia gengsi. Namanya juga perempuan."

Bi Asti, si pemilik warung yang sedari tadi sibuk menata beberapa belanjaannya akhirnya keluar lalu ikut duduk bersama ketiga pemuda itu. Rupa-rupanya, bi Asti mendengar percakapan Aryo dan juga Santoso.

"Sumarsih sekarang tambah cantik dan juga tambah tinggi. Pokoknya, dia sudah berbeda." Ucap bi Asti dengan semangat empat lima. Kini, Aryo duduk di tengah dua orang yang sibuk membicarakan Sumarsih. Santoso sedari tadi memaksa Aryo untuk menemui mantan kekasihnya dan bi Asti dengan menggebu-gebu memberitahu Aryo bahwa Sumarsih kini sudah jauh lebih cantik daripada dulu. Panas telinga Aryo rasanya.

Mahajana diam dan menyimak saja sejak tadi, sebab ia tidak terlalu mengenal Sumarsih. Yang ia tahu, Sumarsih dan Aryo dahulu memang pernah berpacaran hingga orang tua Sumarsih mengetahui kedekatan dua insan yang sedang berkasih mesra itu. Mahajana juga pernah mendengar simpang siur kabar, bahwa ayah Sumarsih tidak menyetujui kedekatan anaknya dengan Aryo sebab menurut pandangan ayah Sumarsih, Aryo hanyalah seorang anak dari keluarga yang hancur, tak jelas masa depannya dan entah bagaimana nasib kedepannya. Agak kejam, tapi memang begitu kenyataannya.

"Ngomong-ngomong ya, kalian sudah tahu belum?" Tanya bi Asti.

Ketiga pemuda itu menggeleng.

" Nanti malam, disini, akan ada pertunjukan Sintren. Akan ramai orang datang, bibi harap kalian bertiga juga datang ya. Terutama Aryo."

Aryo menunjuk dirinya sendiri sambil menatap bi Asti dengan tatapan kebingungan.

"Aku?"

Bi Asti mengangguk semangat. "Iya, kamu harus datang. Karena...." Bi Asti sengaja tidak melanjutkan kalimat terakhir nya. Ibu satu anak itu sengaja membuat Aryo penasaran.

"Karena apa?"

"Karena, malam ini Sumarsih datang. Kan lumayan, kamu bisa ketemu dia lagi setelah sekian lama berpisah." Jawab bi Asti sambil menggoda Aryo.

ROMANTIKA MAHAJANA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang