22 - Kado Ulangtahun

597 60 5
                                    


Meski hidupmu penuh dengan penderitaan, pasti suatu saat nanti akan ada sedikit kebahagiaan.

***

Hari ini ulang tahun Laut yang ke enam belas. Langit berinisiatif membelikan adiknya itu kado ulang tahun. Ia tidak punya uang banyak, paling tidak ia bisa membelikan adiknya itu kado. Disaat ia selesai pulang dari mall untuk membeli hadiah, ia tak sengaja membuka status Laut.

Hati Langit sedikit sedih membaca status tersebut. Laut memamerkan handphone pemberian dari ayah. Mau sekuat apapun Langit berusaha, tapi melihat perlakuan ayah lebih baik ke adiknya membuat dirinya iri. Langit juga iri, ia juga mau merasakan diberikan hadiah ulang tahun oleh ayahnya. Jangankan hadiah, ucapan selamat ulang tahun saja tidak pernah dia terima. Nahan tangis di tengah keramaian mall itu sakit.

Langit.

Happy Birhthday, brother

Laut

Makasih kak udah ngucapin

Langit

Hadiah dari gue nanti nyusul ya,

Laut

Makasih kak udah inget hari ulang tahun aku.

Langit

Gue selalu inget apapun tentang keluarga, tapi sebaliknya keluarga gue gak pernah ada yang inget sekalipun tentang gue.

Selesai mengirimkan pesan itu Langit mematikan posnselnya. Ia tidak mau membaca balasan dari Laut. Ini terlalu menyesakkan hatinya. Ia tidak mau terlihat cengeng lagi. Biarlah orang-orang berbuat jahat padanya. Terpenting ia selalu berbuat baik pada keluarganya. Ia hanya akan ingin dianggap.

***

Michelle dan Letta berjalan berdampingan, mereka hendak pulang bersama. Mereka baru saja selesai pulang sekolah. Mereka masih berada di lapangan Sekolah. Kebetulan hari ini Michelle mau mengajak Letta ke mall untuk membeli sesuatu. Kalau beli sendiri rasanya tidak menyenangkan tidak ada teman yang diajak bicara. Meski kadang Letta terlihat dingin tapi ia merasa cowok dengan Letta. Karena gadis itu jujur dan tidak munafik seperti teman-teman di kelasnya. Yang hanya memandang fisik dan lainnya.

"Kamu hari ini sibuk gak?" tanya Michelle.

"Gak, ada apa?"

"Temenin yukk...." ajak Michelle. Mumpung Letta lagi kosong.

"Lo mau ajak gue ke mana, mencurigakan!" ujar Letta sambil menatap Michelle aneh.

"Beli kado."

"Kado? Wait... jangan bilang buat Langit?"

"Iya.. hehehe," balas Michelle dengan cengengesan.

"Buat siapa lagi coba!!!" ujar Michelle, seakan memberitahu Letta kalau orang itu Langit. Siapa lagi coba cowok di kelas yang ia kejar kalau bukan Langit.

"Astaga Michelle lo masih gigih aja deketin Langit." Letta menggelengkan kepala tak percaya dengan tingkah Letta.

"Namanya juga cegil." istilah Cegil lagi populer. Cewek gila seperti dirinya yang mengejar-ngejar cowok yang ia suka padahal sudah ditolak banyak sekali.

"Iya, lo memang gila."

"Mau ya, temenin aku plis, aku mau minta bantuan kamu buat pilih hadiah."

"Lo kenapa beliin hadiah Langit emang dia ultah?"

Langit juga anak ayah | TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang