Berita

2.1K 335 164
                                    

Renner Angkasa
Gue ada berita nih geng. Kumpul di Bintang nanti jam 8 malem

Iqbal Ramadan
Baik atau buruk Bang?

Syarla Marsha
Ga bisa langsung aja disini??

Paul Fernando
Spill kisi2nya lah

Danil Jose
Kok perasaan gue nggak enak.
Jawablah ini berita baik apa buruk??

Renner Angkasa
Dua-duanya

Paul Fernando
Ah, babi. Bikin penasaran

Iqbal Ramadan
Pengen nyeletuk tapi takut 🙏🏻
Yaudah tunggu ntar mlm aja deh

Renner hanya bisa senyum-senyum melihat percakapan di grup Tim Shadow. Ia sendiri baru bisa mencerna berita teranyar ini semalam. Sebelumnya ia hanya bisa menerka-nerka dan berprasangka. Akhirnya, tadi malam terjawab sudah rasa gelisahnya.

Sudah satu minggu terakhir Sabila jatuh sakit. Awalnya tidak enak badan, kemudian disusul oleh demam, lalu berangsur membaik. Tapi setelah itu, tubuhnya terasa selalu lemas dan tak bertenaga. Setelah cuti sakit tiga hari, Sabila memaksa pergi kerja lantaran bosan tidur-tiduran di rumah. Renner, tentu saja, tidak setuju. Tapi siapa yang bisa melawan keputusan Si Nyonya Rumah.

Namun baru setengah hari ia menjalani shift-nya, Sabila tak kuat dengan rasa pusing di kepalanya. Ia bahkan sampai meminta Renner untuk menjemputnya karena tak kuat menyetir mobil. Renner meninggalkan motornya di kantor, dan naik ojol ke RS Medika, lalu mengambil mobil yang diparkir Sabila di parkiran khusus dokter.

Ketika Sabila masuk ke kursi penumpang, wajahnya terlihat sangat pucat. Renner merutuki dirinya yang tak lebih memaksakan istrinya untuk istirahat saja di rumah. Baru saja Renner mau membuka mulutnya, Sabila duluan memotong, “Awas kalo kamu bilang ‘kubilang juga apa’ ya. Aku pusing banget nih…!” ujar Sabila.

Renner hanya terbengong mendengar ucapan itu, “Ya enggak, lah, Sayang. Ini aku bawain air putih, kamu pucet banget loh.” kata Renner lembut, seraya memberikan botol air mineral.

“Hmm. Makasih.” balas Sabila singkat, menerima botol tersebut.

Sampai di apartemen, Sabila langsung merebahkan diri di sofa. Bahkan tak kuat untuk ganti baju dan beres-beres. Kalau bisa, kepalanya ingin ia copot dan taruh di tempat lain sementara.

Renner membantu merapikan barang-barang Sabila, menyalakan AC, dan membawa bantal ekstra ke sofa.

“Kasian banget sih, kamu…kenapa ya ini. Padahal kemarin dokternya bilang cuma kecapekan aja.” sahut Renner sambil menarik tubuh istrinya masuk ke rengkuhannya dan menata bantal-bantal agar Sabila bisa rebahan dengan nyaman.

“Nggak tau…tapi pusing banget. Padahal aku udah minum Paracetamol tapi kayak nggak ngaruh..” ucap Sabila parau.

“Yaudah, tidur aja.”

“Nggak bisa, Mas. Kayak sepening itu, merem pun percuma. Mikir juga nggak bisa. Ah, pokoknya nggak enak banget…!” ujar Sabila, setengah kesal dengan tubuhnya sendiri yang tak bisa diajak kompromi.

“Hmm..yaudah rebahan aja, sambil dengerin playlist. Kalo liat HP atau nonton TV nanti kamu tambah pusing. Itu aku udah bikin teh anget juga kalo kamu selera.” ucap Renner sambil menunjuk sebuah cangkir di atas meja.

“Makasih Mas…kamu nggak balik ke kantor?” tanya Sabila, menoleh ke suaminya itu.

“Nggak, aku tadi langsung ambil cuti setengah hari. Percuma juga kalo aku kepikiran kamu.” jawab Renner.

Tim Shadow dan PerintilannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang