43. Pengkhianat

73 20 13
                                    

"... don't go."

Changbin masih dalam posisi terkejutnya. Lelaki atletis itu menatap Seungmin tidak percaya. Ia kembali mengambil satu langkah mundur. "Apa maksudnya ini?" tanya sang lelaki dengan nada setajam pisau.

Seungmin tercekat. Otaknya baru bisa berpikir dengan jernih. Sejujurnya, Seungmin pun tak tau keberanian sebesar apa yang ia miliki sehingga ia mampu untuk lakukan hal tersebut. Dalam posisinya, Seungmin melihat Changbin yang mengusak bibir dengan punggung tangan.

"Aku bertanya padamu, Kim Seungmin. Have you lost your mind?"

Nada bicara Changbin terdengar semakin tajam. Seungmin mulai merasa takut dan gugup. Merasa jika ia tak akan mendapatkan jawaban apapun dari pemuda di hadapannya, Changbin menelan bulat-bulat rasa kesal yang menggelung hatinya. "Bersihkan dirimu, setelah itu aku akan memesankan taksi agar kamu bisa pulang."

Manik bulat Seungmin bergerak resah mengikuti setiap pergerakan Changbin yang kembali bergerak menyapi beling-beling yang bertebaran di atas lantai. Ia tak bergerak sedikitpun, dan beberapa waktu setelahnya, tanpa Seungmin sadari ia melontarkan sebuah pertanyaan yang semakin membakar rasa emosi Changbin.

"Apa Kakak masih belum menyerah untuk menemukan Felix?"

Sepasang alis tebal sang pria dewasa mengerut keras. Raut wajah yang sebelumnya telah terlihat kesal, kini berubah menjadi rasa marah dan jengkel. Emosi Changbin yang sejak belakangan ini tidak bisa terkontrol sekarang terasa hampir meledak kembali.

"Sebenarnya apa yang ada dalam kepalamu, Kim Seungmin? Sahabatmu masih menghilang dan sekarang entah ada dimana dan bagaimana keadaannya. Tapi sekarang kamu justru bertanya tentang hal itu padaku?! Apa kamu sedang bercanda?"

Prak!

Gagang sapu yang sebelumnya tergenggam erat dengan kencang Changbin hempaskan ke lantai. Suaranya yang nyaring berhasil sebabkan Seungmin sedikit terlonjak kaget. Changbin menyugar rambutnya ke belakang, kemudian lelaki itu berniat untuk menjauh dari dapur yang entah mengapa terasa panas untuknya.

"Hwang Hyunjin!"

Langkah Changbin terpaku di pintu dapur. Menoleh ke belakang, Changbin memandang Seungmin penuh pertanyaan. Menggigit bibir sekilas, Seungmin melangkah maju, "Apa Kakak yakin kalau Felix saat ini sedang menghilang?" nada suara Seungmin terdengar pelan dan bergetar, "Apa Kakak nggak pernah berpikir bahwa bisa saja Felix pergi karena keinginannya sendiri?"

Setiap kalimat yang Changbin serap dalam kepala, setiap kata yang keluar dari bilah bibir Seungmin, membuat kedua telapak tangan Changbin mengepal semakin erat. Amarahnya semakin meletup-letup.

"Apa?"

Mencoba menyingkirkan getaran dalam suaranya, Seungmin berkata, "Di awal hubungan kalian terjalin, mantan pacar Felix datang menemuinya dan ingin agar Felix bisa kembali bersamanya lagi,"

Menatap Changbin yang terlihat terkejut, Seungmin melanjutkan kalimatnya, "Felix nggak pernah memberitahu Kakak tentang hal ini, 'kan? Dulu aku sudah pernah mengatakan agar Felix segera memberitahumu. Tapi lihat apa yang terjadi?"

Seungmin terus bergerak maju. Beruntung saat itu Changbin telah menyingkirkan beling-beling yang berpicu melukai kaki keduanya. "Hwang Hyunjin," bibir Seungmin kembali rapalkan satu nama, "Dia adalah mantan pacar Felix semasa sekolah dulu. Mereka saling mencintai. Bahkan sampai dimana Hyunjin pergi meninggalkan Felix, nggak ada kalimat perpisahan yang resmi mengakhiri hubungan mereka,"

Degup jantung Changbin kian bertalu-talu. Terlalu banyak. Terlalu banyak kejadian mengejutkan yang menimpanya selama ini. Changbin merasa bahwa dirinya mulai kewalahan.

Entangled ⚊ Changlix ft. Hyunjin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang