Beberapa waktu sebelumnya.
Selesai membersihkan diri, Seungmin sudah tidak menemukan sedikitpun pecahan beling ataupun ceceran makanan yang mengotori lantai. Keramik putih tersebut sudah terlihat bersih tanpa noda. Berusaha untuk tidak membuat suara yang terlalu lantang, Seungmin berjalan menuju ruang televisi.
Changbin ada disana, terduduk dengan tenang seolah tengah menunggu kedatangannya. Begitu melihat sosok Seungmin yang semakin mendekat, Changbin beranjak kemudian melemparkan sebuah jaket yang dengan tergopoh-gopoh langsung Seungmin raih dan ia dekap di depan dada.
Tanpa menatap Seungmin, Changbin berucap, "Nggak perlu dikembalikan. Aku sudah memesankan taksi untukmu. Dan aku juga sudah meminta supir taksi untuk menunggumu di ujung jalan."
Seungmin menatap Changbin dan jaket di tangannya secara bergantian. Tanpa membalas perkataan dari lelaki yang lebih tua, dengan kikuk Seungmin meraih tas yang sebelumya ia bawa kemudian mengekori langkah Changbin yang berjalan lebih dulu untuk membukakan pintu.
Setelah memastikan Seungmin sudah berada diluar pintu pagar, Changbin menghela nafas kasar, "Terima kasih untuk makanannya. Hati-hati di jalan," ucapnya berbasa-basi.
"Kak Chang⚊"
"Aku nggak ingin mendengar apapun lagi, Seungmin. Dan kamu bisa berhenti bersikap gila mulai dari sekarang. Katakan pada Ibumu, aku minta maaf karena nggak akan bisa datang untuk mengunjunginya,"
Seungmin terdiam kaku. Tak lagi tau apa yang harus dikatakan lebih lanjut.
Tatapan Changbin terasa menusuk kepala Seungmin, "And let me tell you something, Kim Seungmin. Jika kamu berpikir bahwa setelah mendengar kenyataan yang kamu ucapkan padaku sebelum ini akan membuatku menyerah untuk mencari keberadaan Felix, kamu salah besar. Nggak peduli apakah mantan pacarnya atau siapapun yang membawa Felix pergi, aku akan tetap mencarinya sampai ketemu, dan membawanya pulang tanpa ada kekurangan sedikitpun,"
Pemuda yang Changbin ketahui sebagai kenalan lama sekaligus sahabat baik dari kekasihnya itu menundukkan kepala. Sebelum Changbin kembali memasuki rumah, lelaki itu melanjutkan kalimatnya yang terjeda, "Jangan bersikap bodoh dengan menjadi musuh dalam selimut, Seungmin. Apa kamu pernah berpikir bagaimana perasaan Felix jika dia mengetahui kenyataan bahwa teman yang sangat ia percaya adalah seorang pengkhianat?"
Bibir Seungmin terbuka dan tertutup beberapa kali. Isakan lirih Felix masih terdengar sangat amat jelas di telinganya. Seungmin sedikit terhenyak kala ia merasa kedua pipinya ikut membasah. Menelan ludah, setelah mengusap kedua pipinya, Seungmin dengan pelan mendorong tubuh Felix.
"Fe-Felix ..." Seungmin merutuki suaranya yang semakin bergetar gugup, "Apa yang kamu lakukan disini?"
Felix merasa sedikit bingung melihat tingkah Seungmin. Pemuda yang telah lama tak ia jumpai itu tidak pernah sekalipun menatapnya lebih lama dari dua detik. Masih dengan kelopak mata yang basah dan bibir bawah bergetar kecil, Felix mencicit, "Seung ... kangen,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Entangled ⚊ Changlix ft. Hyunjin ✔️
Fanfiction(Adj.) Terjerat dalam situasi atau hubungan yang rumit. ••• Felix itu seindah bintang dan sehangat matahari pagi, Changbin mengakuinya dengan lantang. Namun, bagaimana jika keindahan yang ia agung-agungkan selama ini malah membawa petaka yang menger...