46. Aku Mencintaimu

94 23 6
                                    

⚠️ svicide, gvnsh0ts, t0rture.

•••

Dug! Dug! Dug!

Hyunjin mengetuk ujung tongkat kayu yang ia genggam pada perut dan dada San dengan gerakan pelan. Ritmis, seperti ketukan jantung yang tak menentu. Lelaki pemilik surai semerah darah itu berjongkok di hadapan San, menekan ujung tongkat pada rahang yang lebih tua, memaksa San untuk mengangkat kepalanya.

"Membuat kue bersama, berkencan di malam hari. Apa lagi yang akan kalian lakukan setelah itu? Bercinta? Atau kabur dari sini⚊and boom! Happy ending. Itu yang kalian inginkan?" Hyunjin menjilat bibir bawahnya, kemudian menyeringai tipis. Tatapannya dingin, menusuk, penuh amarah yang terpendam.

Perlahan, Hyunjin berdiri tanpa melepas pandangannya, "Menangislah. Karena aku tidak akan membiarkan itu semua terjadi."

San terdiam. Sudut matanya melirik Felix yang entah sejak kapan sudah berada dalam posisi berbaring miring diatas ranjang. San tidak bisa memastikan apakah pemuda itu masih sadar atau tidak, namun dalam sekilas pandangan, penampakan dada si manis yang bergerak naik turun dengan sangat lambat cukup memastikan bahwa Felix masihlah bernafas.

Tanpa sengaja San melihat palu yang sebelumnya ia bawa masih tergeletak di dekat lemari tanpa tersentuh sedikitpun. Mendapati Hyunjin yang hendak bergerak menjauh, San mencoba untuk mengalihkan perhatian Hyunjin agar ia tak sampai mengetahui keberadaan palu tersebut.

"Jika aku menolak untuk menjauhi Felix, apa yang akan kamu lakukan, Hyunjin? Membunuhku?"

Hyunjin kembali mendekat, sekali lagi San merasakan tongkat baseball tersebut menempel di dadanya. "Kamu mengenalku. Aku bisa dengan mudah membunuhmu, dan tidak ada yang akan mengetahuinya. Aku bisa membuatmu menghilang, dan tidak akan ada yang akan menemukanmu."

Kalimat Hyunjin terjeda sesaat, "Kamu tahu, San?" suaranya berbisik, "Aku selalu membencimu. Kedatanganmu dan Ibumu ke dalam rumahku, membuat semua yang kumiliki hancur tak bersisa," dalam satu gerakan, Hyunjin menekan dan mendorong ujung tongkat pada kening San, membuat kepala sang lelaki Choi dengan kencang menubruk dinding di belakangnya. "Kamu nggak seharusnya datang ke dalam hidupku saat itu. Bahkan, seharusnya kamu nggak pernah lahir. Kehadiranmu di dunia adalah sebuah kesalahan. Kamu adalah kesalahan yang Ayahku perbuat di masa lalu."

Dak! Dak!

"Sebagai sebuah kesalahan yang bahkan tidak pantas untuk hidup, kamu terlalu serakah, San. Kamu merebut perhatian Ayahku, kamu merenggut masa kecilku yang berharga. Terakhir, kamu juga sudah membunuh Ibuku."

Bibir Hyunjin bergetar menahan amarah, "Kamu ingin tau, 'kan, apa yang akan aku lakukan jika kamu berani mendekati sesuatu yang telah menjadi milikku?"

Dalam sekali ayunan, Hyunjin menghantamkan tongkat kayu di tangannya pada kepala San. Suara benturan yang sangat keras terdengar berpadu dengan suara tubuh besar San yang ambruk ke lantai. Darah mulai mengucur membasahi kening dan wajahnya.

Hyunjin terdiam, matanya terpaku pada San yang tergeletak tak berdaya di lantai. Satu titik pun, Hyunjin tidak merasakan penyesalan ataupun belas kasihan. Bahkan alih-alih merasa puas, Hyunjin kembali menghantam seluruh tubuh San, terutama kedua kaki, tangan dan perutnya. Beberapa kali kedua alisnya berkedut kuat, seolah tengah melampiaskan seluruh kemarahan yang selama bertahun-tahun terpendam dalam dasar relung jiwa.

Mendengar suara erangan dan pukulan yang bertubi-tubi, Felix memaksa tubuhnya untuk bangkit. Sayangnya, karena terlalu lemas dan pusing, pemuda itu justru terjatuh dari atas ranjang. Dalam posisinya, Felix melihat San yang terkapar bersimbah darah dengan Hyunjin yang terus menyiksanya. Manik kembarnya bergetar. Sembari merangkak dan menyeret tubuh, Felix berusaha untuk mendekat.

Entangled ⚊ Changlix ft. Hyunjin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang