7. Mau Pergi Bersamaku?

95 15 0
                                    

'Seungmin, sepertinya aku sudah benar-benar menyukai Kak Changbin. Tolong bantu aku.'

Pagi-pagi sekali, rumah sewa milik Felix sudah dibuat riuh dengan kedatangan Seungmin dan Jisung. Kelasnya dimulai empat jam lagi, namun Felix sudah dibuat pusing akibat Seungmin yang tak henti-hentinya mengajukan berbagai pertanyaan padanya sejak beberapa menit yang lalu. Sementara itu, Han Jisung hanya diam memperhatikan keduanya dengan wajah bingung. Mulutnya sibuk mengunyah roti tawar dengan lahap.

"Memangnya kenapa kalau aku ingin mengajaknya berpacaran lebih dulu?" Felix menguap. Matanya semakin terasa berat akibat begadang hingga subuh untuk mengerjakan tugas yang menumpuk.

Seungmin menghela napas panjang, "Kenapa mendadak sekali? Apa kamu sudah benar-benar yakin?"

"Heem ... setelah ucapanmu waktu itu, aku beneran mikirin semuanya. Aku nggak mau bayang-bayang siapapun selalu menghantui hidupku meski sekecil apapun," Felix menyandarkan kepalanya di bahu kecil Jisung, sebelum kemudian senyum malu-malunya terlihat samar. "Selain itu, setelah banyak menghabiskan waktu bersama Kak Changbin, aku semakin yakin kalau dia memang cocok untuk menjadi pacarku," Felix tertawa kecil.

Seungmin mengernyit geli, "Ugh ... budak cinta menjijikkan," gumamnya, menghadirkan tendangan main-main dari si manis.

"Tapi," Jisung menimpali, "Kenapa kamu cuma cerita ke Seungmin tentang kedekatanmu dengannya? Jahat sekali,"

"Setiap kali aku mengajakmu, kamu selalu punya alasan lain untuk lebih memilih menggoda Jeongin. Dasar centil, belum resmi berpacaran saja sudah lupa teman," sahut Seungmin, membuat Jisung meringis kecil mendengarnya.

"Sekarang kan udah enggak," rengut Jisung, "Lagipula aku akan menyerah mengejar Jeongin," lanjutnya. Menghadirkan kernyitan heran dari kedua temannya.

"Kenapa?" tanya Felix sedikit menjauhkan tubuhnya.

Pemuda berpipi gembil itu mengendikkan bahu, "Dia terlihat sedang dekat dengan gadis lain. Entahlah, aku juga sudah lelah terus mengejarnya seperti kemarin,"

"Kasihan," Seungmin berdecak, setengah mengejek setengah prihatin. Ia mengambil selembar roti tawar dan memasukkannya ke dalam mulut Jisung. Yang tentu saja diterima dengan senang hati, "Nih, makan. Jangan sedih lagi, nanti kita cari Papa Gula bersama-sama,"

Felix tertawa, "Nanti aku bantu mencari sumber Papa Gula yang terpercaya," celetuknya asal, "Sekarang bantu aku. Bagaimana caranya mengungkapkan perasaan kepada Kak Changbin?"

"Jangan," jawab Seungmin singkat. Membuat Felix merengut kecil, "Kenapa?" tanyanya sangsi.

"Kalau Kak Changbin memang menyukaimu dan serius denganmu, harus dia yang mengambil langkah terlebih dahulu,"

Masuk akal. "Tapi, Kak Changbin sudah mengungkapkan perasaannya waktu itu," sanggahnya.

"Memang, tapi kan dia belum mengajakmu berpacaran. Gengsi, dong!"

Seungmin ada benarnya. Namun Felix tetap merasa tidak sabaran. Boneka yang sebelumnya tergeletak diatas ranjang kini beralih diatas pangkuannya dan habis dicubiti asal-asalan.

"Gengsi nggak bikin kenyang," gumamnya. Membuat Seungmin menggeleng pelan. Memiliki teman seperti Felix dan Jisung memang tak ayal terkadang membuat Seungmin seperti sedang mengurus anak-anak yang baru saja mengalami pubertas.

Boneka malang itu Seungmin ambil dan diletakkannya di ujung ranjang, "Kemari," titah Seungmin, mengisyaratkan agar Felix beranjak mendekat ke arahnya.

Si manis dengan senang hati bergerak mendekat lalu memeluk pinggang Seungmin. Pemuda berambut cokelat tersebut dengan lembut mengusap pucuk kepala Felix, "Kamu segitu sukanya ya sama dia?"

Entangled ⚊ Changlix ft. Hyunjin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang