"Biar apa pakai atribut beda sendiri, hah?" Salah satu panitia sedikit membentak Agatha. "Biar apa gue tanya? Mau caper lo?"
"Nggak, Kak." balas Agatha.
"Sepatu nggak sesuai aturan, pita rambut juga beda sendiri. Hadeuh, gue hafal banget tipikal cewek modelan gini. Ngincer senior yang mana lo?" Agatha melirik lanyard keanggotan kakak tingkat di depannya yang bernama—Brina.
"Maaf, Kak. Saya janji kedepannya tidak terulang."
"Pisah barisan, jangan ikut baris di sana."
Agatha mengangguk, ia ditempatkan pada barisan mahasiswa yang juga melanggar.
✿✿✿
Theo tadi sepertinya sempat melihat Agatha dipisahkan dari barisan. "Mahasiswa baru yang melanggar diapain?" Theo bertanya pada Gerald yang sedang memantau mahasiswa dengan drone-nya.
"Brina yang ambil alih, di bawa ke hanggar mesin."
"Hanggar mesin?"
Brina gila!
Theo bergegas langkahnya lebar.
Sesampainya di hanggar, Theo mendapati Agatha
dan yang lain tengah mengitari hanggar yang luasnya minta ampun.Theo langsung merasakan amarahnya naik begitu melihat kondisi Agatha dan mahasiswa lain di hanggar mesin. Hanggar itu luasnya benar-benar luar biasa, udara di dalamnya panas dan pengap. Para mahasiswa baru tengah berjalan memutari hanggar dengan wajah lelah dan keringat yang mengucur.
Di sudut ruangan, Brina berdiri dengan ekspresi tegas, kedua tangan disilangkan di depan dada, matanya tajam memantau setiap langkah mereka. Sementara itu, wajah Agatha tampak lelah, rambutnya basah karena keringat, napasnya terengah-engah.
"Hei, kenapa berhenti? Ayo, lanjutkan putarannya!" Brina berseru keras saat salah satu mahasiswa terhenti, lalu menatap Agatha dengan tatapan tidak suka. "Yang namanya aturan itu harus dipatuhi, ngerti, nggak?"
Agatha hanya menunduk, jelas tidak berani membantah.
Theo mendekati Brina dengan wajah gelap, tatapannya tajam penuh ketidaksetujuan. "Brina, lo keterlaluan."
Brina mendengus, mengangkat alis. "Keterlaluan? Ini buat kebaikan mereka sendiri, Theo. Mereka harus belajar disiplin."
"Disiplin, atau cuma penghakiman?" Theo menatap lurus ke arah Brina. "Mereka mahasiswa baru. Nggak semua dari mereka paham aturan dengan detail, tapi lo memperlakukan mereka kayak ini adalah pelanggaran besar."
Brina memasang ekspresi kesal, tetapi bibirnya melengkung sedikit, seolah puas karena Theo akhirnya berbicara padanya. "Theo, kalau lo terus-terusan belain mereka, mereka nggak bakal belajar apa pun. Nggak semua bisa semanja itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Say My Name
Fiksi RemajaAgatha Kayshafa. Dijadikan bahan taruhan oleh sepupunya sendiri dengan seorang laki-laki yang memenangkan balapan mobil malam itu. Pradeepa Theodore. Tepat sebelum balapan, ia malah salah fokus mendapati seorang gadis yang beraroma sangat memabukka...