SW_23

1.5K 46 0
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE AND KOMEN !!!



happy reading seng...

***

Suasana hening seketika saat mendengar satu kalimat yang keluar dari mulut gadis yang kini berdiri didepan nya dengan kondisi yang lumayan berantakan, buliran keringat yang ada di kening nya juga rambut yang sudah tidak terlalu rapi seperti pagi tadi. Berdiri di depan nya dengan nafas yang masih terengah-engah, seperti sehabis berlari sejauh sepuluh kilo meter. Suasana yang awalnya memang mencekam kini bertambah bahkan dua kali lipat–oh tidak bahkan lebih-lebih-lebih mencekam dari sebelum nya.

Samuel mengernyit bingung saat mengingat ucapan gadis ini "Gue gak mau lo ngelanjutin rencana yang lo susun itu".

Apa? Apa maksud dari ucapan gadis didepan nya? Rencana? Rencana apa? Apa yang diketahui oleh gadis manis nan judes didepan nya ini? Apa gadis didepan nya tau tentang rencana yang sedang ia susun? Tau dari siapa? Siapa yang dengan lancang nya memberitahukan hal ini? Samuel menggeram marah, mempertahankan raut kebingungan nya.

"Gue gak ngerti maksud lo" Ucap Samuel menatap gadis yang berdiri dihadapan nya, Samuel harus menunduk saat ingin menatap wajah cantik milik gadis didepannya.

"Lo gak usah sok polos, gue tau rencana lo" Samuel mengernyitkan kening nya mendengar balasan ketus dari gadis mungil ini. Mengangkat sebelah alis nya seolah bertanya.

"Jangan lanjutin rencana balas dendam lo" Hening, suasana warkop itu sepi. Tidak ada yang berani membuka suara saat ini, apalagi melihat Samuel yang menggeram marah, kedua tangan nya mengepal erat sampai urat-urat di lengan nya menonjol. Sama halnya dengan urat-urat di lehernya, gigi nya bergemeletuk satu sama lain. Hanya karena mendengar enam kata yang keluar dari mulut gadis didepan nya dapat membuat amarah Samuel membeludak. Siapa yang dengan berani memberitahukan informasi penting ini? Samuel menarik nafasnya dalam-dalam lalu mengehembuskan nya, begitu sampai tiga kali. Samuel memejamkan matanya berusah meredamkan emosi yang kini menguasainya.

"Jangan ikut campur" Balas nya dingin, setelah dirasa emosi nya berkurang dia baru membuka suara. Samuel berniat membalikkan badan nya sebelum Alice menahan lengan Samuel dengan kedua telapak tangan kecilnya, menggenggam nya erat. Seolah jika dia tidak menggenggam erat tangan besar berurat itu, pemilik nya akan menghilang.

Alice menggelengkan kepala "Gue mohon, demi kebaikan lo" Ujar nya dengan mata teduh nya berharap Samuel mendengarkan ucapan nya meski dia tidak yakin jika Samuel akan mendengarkan. Kenapa dia harus yakin, memang nya siapa dirinya sampai-sampai dia dengan begitu yakin nya jika Samuel akan mendengarkan semua ucapan nya. Alice kalut, dia tidak mengerti dengan diri sendiri. Kenapa dia sangat takut? Kenapa dia sangat khawatir sekarang? Kenapa dia seperti takut akan kehilangan Samuel? Ada apa dengan dirinya? Alice tidak mengerti, dia hanya menuruti dan menjalankan sesuai dengan isi hatinya. Hati nya mengatakan jika dia harus menghentikan Samuel, dia juga tidak mengerti, dia bingung. Yang ada dipikiran nya saat ini bagaimana caranya agar bisa menghentikan Samuel. Mungkin menurut orang lain dia sangat berlebihan, tapi dia tidak peduli. Jika Samuel tetap menjalankan misi nya, bagaimana jika dia terluka? Apalagi orang tua nya tidak ada disini, jangan sampai dia membuat kedua orang tua nya khawatir jika dia benar-benar terluka nanti. Tidak, tidak, Alice harus menghentikan ini. Jangan sampai Samuel terluka, ulu hatinya sakit saat memikirkan itu, dia juga tidak mengerti kenapa. Hatinya sangat, sangat sakit saat memikirkan jika Samuel benar-benar terluka, dia tidak mau.

Samuel mengernyitkan kening nya, menatap dalam pada gadis didepan nya yang kini sedang menatap nya dengan kedua matanya yang berkaca-kaca. Alice juga tidak tau kenapa, kenapa matanya sampai berkaca-kaca. Sebelumnya dia tidak pernah menangis didepan banyak nya orang, sebelum tragedi bentakan Samuel.

SAMUEL WIRATAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang