SW_12

1.9K 61 0
                                    

WAJIB FOLLOW, VOTE AND KOMEN !!!



happy reading sengg...

***

Di sebuah taman yang indah, seorang gadis remaja duduk di sana di bawah pohon rindang dengan sebuah coklat yang ada di tangan nya. Gadis itu bersenandung kecil sambil menengadah kan kepala nya menikmati suasana angin yang sejuk.

"Lili" Panggil seorang lelaki remaja. Gadis itu menoleh kan kepala nya tersenyum manis, sangat manis pada laki-laki di depan nya.

"Buat gadis ku yang paling cantik" Kata nya menyodor kan setangkai bunga di hadapan gadis cantik itu. Gadis itu mengambil nya lalu menepui tempat duduk disamping nya menyuruh untuk duduk. Laki-laki itu menuruti nya.

"Terima kasih" Ucap nya tersenyum manis. Laki-laki itu mengangguk kan kepala membalas senyuman manis itu.

"Samu baik-baik aja kan?" Tanya sang gadis pada laki-laki di sampingnya.

"Selama ada kamu, aku bakalan baik-baik aja" Jawab nya menatap dalam gadis yang tersenyum manis disamping nya. Gadis itu mengangguk mengerti.

"Kalau gak ada aku?" Celetuk nya. Laki-laki itu menggeleng kan kepala menolak.

"Mungkin aja nanti kita gak bisa sama-sama" Lanjut sang gadis yang di balas gelengan kepala oleh laki-laki itu.

"Aku bakalan berusaha buat terus bisa sama kamu" Jawab nya.

"Kalau aku pergi jauh dan aku gak inget kamu, gimana?" Tanya nya. Laki-laki itu tersenyum tipis.

"Aku bakalan berusaha buat kamu inget sama kamu, walaupun kamu butuh waktu lama buat inget semua nya" Jawab nya dengan suara yang tenang. Gadis di samping nya tersenyum lembut mengangguk kan kepala.

"Jangan pernah nyerah ya" Mendengar ucapan dari sang gading, laki-laki itu mengangguk kan kepala mengerti.

"Aku pergi dulu, jaga diri baik-baik ya Samu. Jangan pernah nyerah". Ucap nya dengan mata berkaca-kaca.

"Jangan pergi Lili, aku mohon" Mohon si laki-laki pada gadis itu menggenggam tangan nya agar tidak pergi. Namu gadis itu melepas genggaman nya, tanpa menjawab apapun dia bangkit dari duduknya, melangkah kan kaki nya menjauh dari laki-laki itu. Sebelum benar-benar hilang, dia menolehkan kepala nya memberikan senyuman manis pada laki-laki yang menatap nya sendu. Setelah nya dia kembali menjauh sampai benar-benar hilang dari pandangan laki-laki itu.

"LILI" Tiba-tiba Samuel terlonjak, bangun dari tidur nya dengan nafas terengah-engah dan keringat yang bercucuran di seluruh tubuh nya, jantung nya berdetak sangat cepat. Dia mengusap keringat yang ada di kening nya lalu beranjak dari ranjang menuju kamar mandi, dia mencuci muka berharap detakan jantung nya kembali netral. Samuel menatap wajah nya di depan cermin lalu terkekeh miris.

"Kapan?" Gumam nya.

Samuel menetes kan air mata nya, terkekeh miris dengan kondisi nya saat ini. "Kangen" Gumam nya lagi mengusap air mata nya kasar yang kembali jatuh di pipi nya. Dia menghembus kan nafas lelah, lalu keluar dari kamar mandi, merebahkan tubuh nya di atas ranjang menatap langit-langit kamar yang berwarna hitam dengan tatapan kosong. Samuel kembali meneteskan air mata nya, sesakit itu kah penyakit kangen?. Samuel menghela nafas lalu bangkit, duduk di pinggir ranjang menatap jam di dinding yang menunjuk kan pukul 2 tengah malam.

Merasa sulit untuk kembali memejamkan mata nya, dia keluar dari kamar berjalan terus menuju tangga untuk turun ke lantai satu. Samuel menuruni tangga satu persatu, setelah sampai di lantai satu dia berjalan menuju dapur membuka kulkas dan mengambil buah di sana karena di kulkas rumah tidak ada satupun minuman soda karena mama nya yang melarang berbeda dengan kulkas di apartemen nya.

SAMUEL WIRATAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang