SW_18

8.1K 157 1
                                    

WAJIB FOLLOW, VOTE AND KOMEN !!!



happy reading seng...

***

Sore ini hujan turun sangat deras, rintik-rintik hujan sangat terdengar jelas dari luar. Hujan yang turun sejak siang tadi kini berlanjut sampai sore, entah akan turun sampai malam atau tidak, tidak ada yang tahu. Awan yang cerah tadi pagi kini berganti gelap, matahari yang awalnya menerangi bumi kini tertutupi oleh awan hitam.

Sudah terhitung dua hari sejak Samuel demam, selama itu juga Alice selalu berada di samping nya merawat nya dengan sangat baik selayak nya ibu yang merawat anak laki-laki nya yang sedang sakit. Niat awal yang ingin pulang kini tertunda karena harus merawat Samuel. Dua hari yang lalu, tepat saat Samuel sakit, Alice terus berusaha menghubungi kedua orang tua nya dan kedua orang tua Samuel untuk memberitahu kabar ini. Cukup lama sampai panggilan nya terhubung, dan disaat itu pula Papa Samuel memanggil dokter pribadi keluarga Wiratama untuk datang ke kediaman Wiratama untuk memeriksa Samuel.

Kini kedua nya sedang duduk dengan wajah kesal masing-masing, duduk di dekat kolam. Cuaca saat ini  sangat dingin apalagi sekarang sedang hujan. Mereka bertengkar karena Samuel yang kekeh ingin tetap disini sedangkan kondisi nya belum sembuh total. Sudah sejak tadi Alice mengajak Samuel untuk masuk tapi sang empu tetap tidak mau.

Alice memberengggut kesal, dia bangun dari duduk nya, Alice mengalah. Dia masuk ke dalam rumah entah untuk apa. Samuel berbalik menatap kesal pada Alice, menatap tajam pada punggung kecil sang gadis seolah ingin membolongkan punggung itu. Samuel menggerutu karena Alice masuk ke dalam. Setelah beberapa menit, Samuel terlonjak karena ada seseorang yang memasangkan selimut pada nya. Dia menolehkan kepala nya, ouh ambil selimut. Samuel tersenyum tipis, salting.

"Gue gak mau ngerawat lo lagi kalau sampe lo sakit gara-gara kedinginan" Ucap nya ketus lalu kembali duduk di kursi samping Samuel. Posisi mereka, Alice duduk di sebelah kanan dan Samuel di sebelah kiri dengan meja di tengah-tengah mereka.

Samuel diam, tak menjawab apapun. Dia membiarkan Alice yang mengomelinya karena dirinya tidak mau masuk. Biarkan saja dia mengomel sampai mulutnya berbusa. Samuel terkekeh melihat ekspresi Alice saat mengomel. Kedua alis nya menyatu dengan kening mengerut, kedua mata nya melotot galak, padahal sebenarnya tidak galak, bibir nya mengerucut karena omelan nya tidak dihiraukan oleh nya. Samuel sangat suka membuat Alice kesal, ekpresi itu sangat menggemaskan menurutnya dan itu membuat nya candu.

"Lo denger gak sih gue ngomel mulai tadi" Ketus nya dengan mata melotot menghadap Samuel. Alice membulat kan mata nya, bagaimana tidak? Samuel hanya merespon omelan nya dengan deheman saja.

"Ayo masuk ihh, kita udah setengah jam disini. Nanti kalo lama-lama lo gak sembuh-sembuh. Mau lo sakit terus hah? Lo udah dua hari gak sekolah dan gue juga sama, gue gak sekolah karena harus ngerawat lo. Mau lo ketinggalan pelajaran makin banyak, kita udah kelas dua belas tau. Ayo ke dalam, disini dingin. Emang nya lo gak dingin?"

"Ayo sam, lo budek ya?" Lanjut nya dengan menarik narik tangan Samuel agar bangkit dari duduk nya.

"Samuel"

"Ah terserah lo, gue gak tanggung jawab kalau lo sakit lagi"

Setelah mengucapkan itu, Alice masuk ke dalam tanpa menghiraukan Samuel lagi. Biarkan saja dia disana, nanti kalau Samuel sakit dia tidak mau merawatnya lagi. Biarkan saja dia sendirian dirumah tanpa ada dia yang merawatnya. Lagi pula masih ada para pembantu yang bisa membantu nya jika nanti nya dia butuh sesuatu nanti, kenapa dirinya yang harus repot?.

SAMUEL WIRATAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang