SW_22

7K 146 0
                                    

WAJIB FOLLOW, VOTE AND KOMEN !!!



happy reading seng...

***

Senin, saatnya kembali sekolah setelah kemarin melewati hari libur yang singkat. Alice menghela nafas panjang, lagi. Padahal hari masih pagi dan dia sudah menghela nafas lebih dari sepuluh kali. Alice kembali celingak celinguk menatap sekeliling. Dia sedang duduk meja makan, menunggu makanan yang dimasak oleh Bi Siti selesai. Kembali menghela nafas lagi, kemana Samuel?.

Sejak dia keluar dari kamar, dia tidak melihat batang hidung Samuel sama sekali. Terakhir kali dia bertemu kemarin saat dia ke kamar laki-laki itu yang berakhir dengan kekesalan nya sendiri. Dia tidak membuka suara sama sekali sejak duduk disana, tapi karena rasa penasaran nya sangat tinggi jadi dia bertanya pada Bi Siti.

"Bi, Samuel udah berangkat ya?"

Bi Siti yang fokus dengan masakan nya kini berbalik menatap Alice, "Oh iya non, aden udah berangkat" Alice diam mendengar jawaban dari Bi Siti. Tumben sekali tidak menunggunya, biasanya Samuel akan selalu memaksanya untuk sekedar berangkat bersamanya.

Alice menggelengkan kepala nya "Kenapa gue harus mikirin hal gak penting ini? Lagian kenapa kalau dia berangkat duluan? Gue juga gak perlu tebengan dia kan, lagian bokap udah ngasih gue supir" Gumam nya.

Di tengah-tengah lamunan nya, tanpa sadar bahwa Bi Siti sudah selesai dengan tugas nya yang terakhir. Menata sarapan Alice diatas meja.

"Silahkan non" Ucap Bi Siti yang membuat Alice terlonjak kaget.

"A-ah oh iya Bi, terimakasih"

"Sama-sama non cantik"

"Bi, panggil Alice aja jangan non" Rengek Alice pada Bi Siti, yang dibalas gelengan kepala oleh sang empu. Memang, dikeluarga Wiratama meski hubungan antara pembantu dan majikan terbilang dekat, mereka tetap harus bersikap sopan dengan harus memanggil dengan embel-embel non ataupun aden. Itu adalah peraturan yang tidak boleh dilanggar. Sama halnya dengan dikeluarga Azhar.

Setelah beberapa menit Alice berkutat dengan sarapannya, kini dia telah selesai. Dia bangkit mengambil tas lalu ia sampirkan di bahu kanannya. Awalnya Alice ingin mencuci piring nya terlebih dahulu sebelum berangkat, akan tetapi Bi Siti tidak mengizinkan. Jadilah dia dimobil sekarang, siap untuk berangkat.

Alice membuka kaca jendela mobil disamping nya, berniat ingin menikmati suasana pagi. Sejuk, itu yang Alice rasakan saat ini.

Alice kembali melamun, menatap keluar jendela. Ini masih terlalu pagi untuk Samuel berangkat ke sekolah, tapi tumben sekali hari ini dia berangkat pagi. Alice melihat jam yang melingkar di lengan kirinya, masih pukul setengah tujuh.

Kini mobil yang ia tumpangi telah sampai didepan gerbang SMA Cempaka. Setelah mengucapkan terima kasih, Alice turun dari mobil dengan tas yang dia gendong dikedua bahunya.

Alice mengernyitkan kening nya, bukannya udah berangkat ya, tapi kok motornya gak ada?.

Di depan sana, tempat parkir yang biasa ditempati Samuel dan teman-temannya kini kosong.

"Bolos?" Gumam Alice bertanya-tanya.

***

"Gue gak tau, tapi kata nya sih gitu. Mereka lagi nyusun strategi buat balas dendam sama Volkata. Katanya sih gara-gara salah satu anggotanya diserang sampai masuk rumah sakit"

SAMUEL WIRATAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang