SW_35

7.1K 195 11
                                    

WAJIB FOLLOW, VOTE AND KOMEN !!!



happy reading seng...

***

"Jangan ngaco Jes" Ucap Alice panik. Apa katanya? Dia mau berbuat apa? Membuatnya malu? Lagipula bagaimana caranya untuk bisa mengetahui tentang perasaan nya yang sebenarnya? Ada-ada saja. Alice menahan tangan Jesika yang ingin bangun dari duduknya. "Plis jangan ngaco Jes, mau ngapain sih? Udah duduk aja" Demi apapun saat ini Alice sedang panik karena tingkah Jesika.

"Lepasin dulu El. Ayo uji perasaan lo! Ini juga biar lo gak selalu kepikiran. Emangnya lo mau terus kepikiran tentang ini? Gak kan"

"Jangan ngaco deh. Lagian lo mau apa? Gimana cara lo mau mastiin perasaan gue? Udah gak usah, sini duduk lagi aja. Kita makan, lagian kalau gue emang bener-bener punya rasa suka sama Samuel nanti juga ketahuan. Gak perlu uji-uji segala. Ide lo konyol tau gak?!"

"Kok konyol sih?" Tanyanya tak terima.

"Udah-udah! Jes duduk dulu" Ucap Lora menengahi. Bisa-bisa jika diteruskan nanti akan adu mulut. Jesika kembali duduk dikursi nya, menghela nafas panjang.

Meja itu hening beberapa menit, ketiganya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Juga sibuk dengan makanan yang didepan mereka. Ketiganya menyantap makanan mereka terlebih dahulu sebelum kembali berbincang.

"Kalian nyadar gak sih kalau setelah party waktu itu Rena gak muncul lagi sampai sekarang?" Ucap Lora membuka suara. Mengalihkan pembicaraan yang membuat ketiganya canggung. Jesika yang memang biang gosip pun langsung mendongakkan kepalanya.

"Iya yah. Gue liat-liat dari kemarin tuh antek-anteknya si Rena cuma berdua. Rena nya gak ada" Ujar Jesika menimpali. "Jangan-jangan di DO? Atau—" Jesika menatap kearah Samuel dan teman-temannya lalu menatap Alice yang ada dihadapan nya. "Jangan-jangan udah diurus sama Samuel dan bokap lo?" Lanjutnya.

Alice mendongak, menggelengkan kepala "Gue gak tau. Setelah gue balik dari markas itu gue udah gak ketemu lagi sama Samuel jadi gue gak sempet nanya. Baru hari ini gue ketemu dia, disini. Bokap gue juga gak bilang apa-apa".

Keduanya menganggukkan kepala mendengar jawaban Alice. Apa Rena memang di DO? Atau malah ayahnya yang menghukum Rena? Alice tidak tau. Biarkan saja, lagipula untuk apa dia memikirkan orang jahat seperti dia? Manusia memang tempatnya salah tapi jika sudah diberi kesempatan tetap mengulang lagi, maka itu sudah patut diberi hukuman, agar nantinya dia jera dan berpikir dua kali untuk mengulang kesalahan nya kembali.

Srett

Alice dan kedua temannya menolehkan kepalanya saat mendengar bunyi meja yang diseret. Ah salah, lebih tepatnya kursi. Yah! Beberapa kursi diseret kemeja mereka, siapa yang melakukannya? Menurut kalian? Siapa lagi kalau bukan anggota inti Warrior.

Alice menghela nafas, padahal dia sudah berusaha menghindar dari Samuel selama dua hari ini. Tapi tetap saja laki-laki ini tidak menyerah. Apa dia tidak sadar kesalahannya? Ah salah, bagaimana bisa jadi kesalahan? Mereka juga tidak mempunyai hubungan spesial. Jadi dia tidak berhak marah atau cemburu. Cemburu? Benarkah dia cemburu? Tidak mungkin.

Ketiga gadis itu diam, tidak menghiraukan kelima lelaki yang kini sudah bergabung dimeja mereka. Mereka melanjutkan makan mereka, agar cepat habis dan pergi dari sana.

"Kenapa lo ngehindar?"

Alice mendongakkan kepalanya. Mengernyitkan dahinya bingung. Bisa tidak kalau ngomong tuh jangan setengah-setengah kan Alice jadi gak ngerti.

SAMUEL WIRATAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang