SW_24

7.3K 181 0
                                    

WAJIB FOLLOW, VOTE AND KOMEN !!!



happy reading seng...

***

"Sejak lo sampai disini dan nangis-nangis kayak bocah gak dikasih mainan"

Kalimat itu selalu terngiang-ngiang di otak gadis yang kini sedang tidur tengkurap diatas ranjang. Ah dia benar-benar sangat malu saat Jesika mengatakan hal itu. Sudah sejak tiga puluh empat menit yang lalu gadis itu berdiam diri diatas ranjang dengan isi pikiran seperti itu. Memikirkan ucapan Jesika yang membuatnya sangat malu. Mau ditaruh dimana wajahnya ini nanti, dia sangat sangat malu sekarang.

Tadi saat Jesika mengucapkan itu, Alice langsung berlari dari sana tanpa mendengar pekikan Samuel yang menyuruhnya untuk kembali. Samuel yang awalnya ingin makan pun berakhir tidak jadi karena tidak ada Alice yang menyuapi nya.

Selama di sekolah, Alice menghindari kedua teman nya sanking malunya. Tidak tau saja, karena sikapnya itu membuat kedua temannya menertawakan nya karena merasa lucu dengan kelakuan Alice saat sedang dilanda rasa malu.

Alice menarik nafasnya dalam-dalam lalu dia keluarkan, berusaha untuk tetap tenang. Untuk apa dia malu, okei tidak perlu malu lagi. Tidak apa-apa, kedua teman nya tidak akan menertawai nya nanti, mungkin.

"Ck, malu banget gue" Ucapan itu, sudah berkali-kali Alice ucapkan.

"Ah bodoamat lah, biarin aja walaupun itu orang berdua ngeledekin gue. Bodoamat. Bodoamat" Pekik nya diakhir kalimat.

Alice kembali diam, memikirkan kejadian tadi saat disekolah. Tentang rencana Samuel, apa dia harus benar-benar mengadu pada kedua orang tua Samuel agar rencana dia tidak jadi? Alice menggelengkan kepala nya, tapi kata Samuel, om Johnson bakal ada di pihaknya. Alice menghela nafas, memikirkan segala cara untuk bisa menghentikan Samuel. Dia harus bisa menghentikan Samuel apalagi seminggu lagi acara sekolah akan diselenggarakan. Samuel itu cucu dari pemilik sekolah. Tapi apa hubungannya? Ah kepala Alice seperti akan meledak memikirkan ini. Lagipula untuk apa dia memikirkan masalah yang bukan masalahnya? Dia juga tidak mengerti sebenarnya, dia hanya mengikuti isi hatinya saja.

Alice bangkit dari rebahannya, berjalan menuju pintu untuk keluar dari kamar yang ia tempati. Dia akan mencari Samuel untuk membujuknya sekali lagi.

Alice mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru, apa dikamarnya ya?. Alice melangkahkan kaki nya menuju dapur berniat untuk mencari Bi Siti atau pembantu lain, untuk menanyakan keberadaan Samuel sebelum dirinya mencari ke kamarnya. Sekarang masih sore jadi para pembantu masih berada dirumah utama untuk menyelesaikan tugas mereka.

"Bibi, Samuel ada dimana?" Tanya Alice saat melihat salah satu pembantu yang lain. Sebenarnya Alice sangat canggung sekarang karena dia jarang bahkan hampir tidak pernah berinteraksi dengan pembantu yang lain selain Bi Siti. Entahlah dia merasa dekat saja, padahal dia baru beberapa minggu disini. Alice dengar, Bi Siti itu pembantu lama disini bahkan paling lama. Bi Siti juga bisa dibilang kepala pembantu disini.

Pembantu didepan nya menundukkan kepala, sepertinya pembantu didepan nya seusia dengan Bi Siti.

"Saya tidak melihat aden sejak tadi non, sepertinya aden berada dikamar nya" Ujar wanita tua didepannya. Alice menganggukkan kepala, setelah mengucapkan terima kasih Alice pergi dari sana. Melangkahkan kaki nya menaiki tangga satu persatu untuk sampai dilantai atas tempat kamar Samuel.

SAMUEL WIRATAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang